Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Blitar

Lahan Persawahan di Kota Blitar Terus Menyusut, per Tahun Capai 10 Hektare, Sebagian Beralih Fungsi

Menyusutnya lahan persawahan secara otomatis berdampak pada menurunnya produksi hasil pertanian di Kota Blitar

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Samsul Hadi
Kondisi lahan persawahan di wilayah Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar terus berkurang untuk pembangunan perumahan, Jumat (25/10/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Luas lahan persawahan di Kota Blitar terus mengalami penyusutan rata-rata 10 hektare per tahun.

Menyusutnya lahan persawahan secara otomatis berdampak pada menurunnya produksi hasil pertanian di Kota Blitar.

Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar menyebutkan, pada 2024 ini, luas baku sawah di Kota Blitar tinggal 980 hektare.

Sedang pada 2023 lalu, luas baku sawah di Kota Blitar masih 988 hektare.

"Di Kota Blitar, luas lahan persawahan dari tahun ke tahun mengalami penurunan sekitar 10 hektare. Sebagian (lahan persawahan) sudah beralih fungsi ada yang jadi bangunan sekolah, kantor dan perumahan," kata Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, Sabtu (25/10/2024).

Baca juga: Klarifikasi Polda Soal Video Viral Polisi Disebut Razia Kendaraan Petani di Sawah, Ternyata Hoax

Penyusutan luas lahan persawahan berdampak pada hasil produksi pertanian. Hasil produksi pertanian di Kota Blitar ikut mengalami penurunan.

Misalnya, produksi padi di Kota Blitar mengalami penurunan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini.

Pada 2021, hasil produksi padi di Kota Blitar mencapai 10.053 ton setahun. Pada 2022, hasil produksi padi naik sedikit menjadi 10.191 ton setahun. Sedang pada 2023, produksi padi di Kota Blitar turun menjadi 8.169 ton setahun.

Baca juga: Warga Protes Polisi Gelar Razia Kendaraan di Area Sawah, Para Petani yang Bawa Hasil Sawah Ditilang

Begitu pula hasil produksi jagung juga naik turun dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2021, produksi jagung di Kota Blitar mencapai 12.652 ton setahun. Lalu, pada 2022, hasil produksi jagung turun menjadi 7.325 ton setahun. Pada 2023, produksi jagung naik menjadi 9.694 ton setahun.

"Karena lahannya menyusut otomatis produksinya juga ikut turun. Belum lagi, ketika terjadi cuaca ekstrem, sebagian petani tidak menanam padi karena sulit air," ujarnya.

Baca juga: Mobil Warga Ngawi Masuk Areal Persawahan di Madiun, Diduga Tak Hafal Jalan, Kondisi Gelap Gulita

Maka itu, kata Dewi, saat ini, DKPP sedang mengembangkan pertanian berbasis ruang bukan lahan lagi.

DKPP mendorong masyarakat memanfaatkan ruang kosong di pekarangan rumah untuk menanam hortikultura sejenis sayur-sayuran mulai sawi, kangkung, tomat, terong dan cabai.

Baca juga: Senyum Bahagia Pria Blitar setelah Rantai di 2 Kakinya Dilepas, Hidup Dipasung 10 Tahun: Tak Stabil

"Dengan memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumah untuk menanam diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat. Masyarakat bisa memetik sayur pekarangan sendiri," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved