Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keliling Pikul Boks Jualan Roti Tradisional Rp2000, Andri Kerap Diusir Sekolahan: Mengganggu

Meskipun pedagang roti atau toko-toko roti modern saat ini, Andri tetap berjalan kaki puluhan kilometer untuk jualan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunKalteng.com/Rizky Akbar
Penjual roti pikul tradisional Andri (55) di Palangkaraya 

TRIBUNJATIM.COM - Di tengah maraknya roti modern, seorang pedagang masih memikul keliling dagangannya yang masih tradisional.

Penjual roti tersebut menjajakannya dengan cara berkeliling Kota Cantik Palangkaraya

Sosok penjual roti tradisional tersebut bernama Andri (55).

Baca juga: Jalan Ngesot Demi Cari Makan Dikasih Warga, Abah Amar Hidup Sebatang Kara, Seringnya Kelaparan

Ia harus memikul dua boks tiap hari yang ukuran sama.

Dua boks tersebut berisi roti berbentuk bulat dengan varian bermacam-macam rasa.

Dirinya harus berjuang dan optimis jajanannya laku dan habis terjual.

Meskipun pedagang roti atau toko-toko roti modern saat ini sudah begitu marak.

Andri tetap berada di bawah terik matahari dan harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk jualan.

Pria paruh baya tersebut biasanya memikul boks roti tradisional dari tempat bosnya untuk mengambil roti.

Ia lalu berkeliling untuk berjualan.

Saat dibincangi, Andri sedang beristirahat di pinggir Jalan Yos Sudarso 3 sembari menunggu calon pembeli yang datang.

Terlihat pembeli membeli rotinya dua atau tiga biji dengan rasa cokelat, Rabu (23/10/2024).

Andri mengatakan, rute untuk menjual roti pikulnya tersebut, dirinya harus naik angkot menuju Bundaran Besar Palangka Raya.

Kemudian turun dari Bundaran Besar sekitar jam lima pagi, lalu ia berjalan berkilo-kilometer membawa dagangannya.

"Kalau mau habis dagangannya sebelum sore, saya berjalan menuju Bundaran Besar arah pulang untuk menunggu angkot yang lewat."

"Tapi kalau tidak habis ya tidak bisa pulang, selain angkot yang sudah tidak tersedia lagi di sore hari, juga tidak dapat upah pada hari itu karena rotinya masih banyak yang belum laku."

"Kadang harus jalan sampai pagi menuju rumah milik bosnya," ucapnya dengan nada yang sedih.

Pria bertubuh gempal itupun mengeluhkan saat sudah mulai sore, dirinya harus segera cepat menjual roti tersebut, karena daya tahan hanya dua hari saja.

Belum lagi ketika berjualan di depan sekolah, yang tak diperbolehkan lantaran dianggap mengganggu kawasan pendidikan.

Atau pun merasa di kantin sekolah merasa tersaingi akan keberadaannya.

Baca juga: Rela Jualan Risol Demi Bayar SPP Sekolah, Anan Sujud Syukur saat Dagangannya Diborong Rp2 Juta

Namun tak semudah itu untuk bisa jualan di tempat ramai, misalnya saja di depan sekolah.

Ia mengatakan, "Pernah jualan depan sekolah, namun saat jualannya ramai siswa yang beli, akhirnya dari pihak sekolah menyuruh agak jauh dari depan sekolah. Karena takut kantin sekolah tersaingi. Dari 300 roti yang ia jual, penghasilan sehari kalau laku banyak antara Rp100.000-150.000."

Andri pun menjelaskan, untuk harga rotinya dibanderol Rp2.000 dengan aneka macam rasa seperti cokelat, strawberry, keju, kelapa, dan lain-lain.

Selain itu dirinya menceritakan kalau dirinya merantau ke Palangkaraya Kalimantan Tengah.

Ia mengatakan, dirinya berasal dari Pulau Jawa dan sudah enam bulan berada di Kota Cantik.

Untuk saat ini, dirinya tinggal di rumah bos yang sekaligus tempat produksi roti tradisional ini.

Penjual roti pikul tradisional Andri (55) saat dibincangi di kawasan Jalan Yos Sudarso Palangkaraya, Rabu (23/10/2024).
Penjual roti pikul tradisional Andri (55) saat dibincangi di kawasan Jalan Yos Sudarso, Palangkaraya, Rabu (23/10/2024). (TribunKalteng.com/Rizky Akbar)

Perjuangan mencari nafkah juga dialami seorang pria bernama Ujang begitu keras, hasil yang didapatnya ternyata tak sebanding.

Bagaimana tidak, dari pagi hingga sore, Pak Ujang keliling mengayuh odong-odong.

Sedangkan sore hingga malam, ia menjadi pemulung mencari rongsok.

Kisah Pak Ujang yang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya inipun viral dan memantik simpati publik.

Kisahnya diunggah oleh akun Instagram @sayaphati.

Ternyata Pak Ujang selama 20 tahun sudah melakoni pekerjaan ini. 

Jadi wajar saja kalau odong-odong manualnya sudah tampak lusuh.

Warna empat mainan yang terpasang pun ikut memudar.

Baca juga: Pagi Kayuh Odong-odong Malam Jadi Pemulung, Pak Ujang Bersyukur Meski Sehari Hanya Dapat Rp20 Ribu

Namun hal ini tak menyurutkan semangat Pak Ujang.

Gigih perjuangannya terbukti hingga saat ini.

Padahal sesekali ia terlihat memegangi tangannya yang sudah pasti pegal.

Ya, Pak Ujang masih menggerakkan odong-odong secara manual pakai tangan.

Dari sini terkuak penghasilan Pak Ujang untuk seharinya hanya sekitar Rp20 ribu saja.

"Sehari cukup buat makan saja sudah alhamdulillah," ucapnya, dikutip dari postingan tersebut, Sabtu (19/10/2024).

Video Pak Ujang nafkahi keluarga, pagi kayuh odong-odong sore jadi pemulung, cuma dapat Rp20 ribu
Video Pak Ujang nafkahi keluarga, pagi kayuh odong-odong sore jadi pemulung, cuma dapat Rp20 ribu (Instagram)

Odong-odong manual bukanah satu-satunya pekerjaan Pak Ujang.

Setiap hari, Ujang juga mencari rongsokan.

Lantaran penghasilan Rp20 ribu sehari tentulah tak cukup.

Belum lagi, ia memiliki istri yang juga perlu diberikan nafkah.

"Bapak setiap hari kadang mencari rongsok dari jam 5 usai sholat bapak mencari rongsok sampai pukul 10 pagi terus bapak menarik odong odong," sambung caption, melansir TribunnewsBogor.com.

Dua pekerjaan ini dilakukannya agar sang istri tak perlu meminjam uang ke kanan kiri.

Pak Ujang menilai, tak apa penghasilannya kecil asal tak berutang.

Kini Pak Ujang memimpikan odong-odong baru.

"Bapak ingin sekali mempunyai odong odong yang lebih bagus di Goes biar tidak pegal karna mahal," katanya.

Sehingga netizen berduyun-duyun memberikan donasi melalui akun tersebut untuk mewujudkan mimpi sederhana Pak Ujang.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved