Hanifah Santai Tenteng 10 Elpiji 3 Kg Sekali Antar ke Pelanggan, Dapat Untung Rp5 Ribu: Enteng

"Di jalan yang iseng enggak ada, kalau bercanda mah ada. Misalnya langganan nanya, teteh kok mau sih narik gas, emang suaminya ke mana, disangkanya saya janda, padahal masih ada suami. Kalau secara fisik sih alhamdulillah enggak ada gangguan apapun," katanya. 

Selain berjualan gas, jika ada pasar tumpah Hanifah sering berjualan takoyaki.

Misalnya pasar tumpah pada pagi hari, dia jualan takoyaki kemudian setelah selesai, lanjut rutinitas mengirim gas elpiji.  

"Dari hasil ini, alhamdulillah dapat motor hasil jerih payah sendiri, biar kata seken (scond), tapi kalau motor sendiri enak ke mana-mana. Bayarnya juga cash karena seken," katanya.

Sementara itu kisah lainnya terkait elpiji, warga desa ini tidak menggunakan gas elpiji 3 kilogram selama 16 tahun.

Dalam sebulan, mereka hemat dan hanya bayar Rp15 ribu.

Sudah 16 tahun terakhir sejak 2008, perajin tahu di Dukuh Pesalakan berhasil mengolah limbah tahu menjadi energi terbarukan berupa biogas.

Bahkan banyak warga yang saat ini tidak menggunakan tabung gas elpiji, melainkan menggunakan gas dari limbah tahu.

Diketahui, satu rumah produksi tahu dalam seharinya bisa mengolah 100 hingga 150 kilogram kedelai.

Limbah tahu yang baunya cukup menyengat tersebut sempat menjadi permasalahan bagi warga desa tetangga.

Warga setempat, Ranito (50) mengatakan, limbah tahu warga sebelumnya dibuang ke sungai hingga menyebabkan bau yang tidak sedap.

Dampaknya, banyak warga dari desa sekitar yang merasa jengkel.

Tetapi setelah limbahnya diubah menjadi biogas, baunya hilang dan gas yang dihasilkan bisa untuk memasak.

"Saya sejak 2008 belum pernah beli tabung gas elpiji," katanya, Selasa (13/8/2024).

Baca juga: Sudah 13 Tahun Dewi Jarang Beli Gas Elpiji, Masak Pakai Bahan Bakar Lain, Hemat Rp720 Ribu Setahun

"Untuk warga hemat juga, sebulan hanya membayar Rp15 ribu," imbuh Ranito.