Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Saudari Kembar Tewas Dimutilasi, Santi Ngaku Sakit Kepala di Hari Mayat Sinta Ditemukan Tanpa Kepala

Sinta, korban pembunuhan yang ditemukan di Pelabuhan Muara Baru, memiliki kembaran bernama Santi.

Editor: Olga Mardianita
Istimewa
Penemuan mayat tanpa kepala di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, sempat membuat heboh beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATIM.COM - Penemuan mayat tanpa kepala di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara menjadi sorotan belakangan ini.

Usai kepala ditemukan dan diidentifikasi, jenazah tersebut adalah seorang wanita bernama Sinta Handiyana (40).

Dia dibunuh dan dimutilasi oleh kenalannya, Fauzan Fahmi.

Usut punya usut, korban memiliki saudari kembar, yaitu Santi Handiyani.

Santi mengaku sakit kepala luar biasa saat kepala kembarannya ditemukan.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Ekspresi Haru Terdakwa Mutilasi Sawojajar Malang usai Divonis 15 Tahun Bui, JPU Masih Pikir-Pikir

Ditemui di Kampung Babakan, RT 03 RW 004, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, santi pun berbagi cerita kepada Tribunnews perihal dirinya dan korban.

Ia mengaku dirinya dan korban merupakan anak kembar dari enam bersaudara.

Dirinya dan Sinta Handiyana terlahir kembar di Babakan, Kabupaten Tangerang, pada April 1984 lalu.

Sinta lahir terlebih dahulu atau anak pertama, hanya berselang lima menit dari Santi. 

"Ya, saya dan Sinta anak kembar," ujar Santi.

Santi mengaku masih belum percaya saudara kembarnya meninggal dengan tragis yakni dimutilsasi oleh pelaku bernama Fauza Fahmi.

"Saya sebelum dengar namanya, enggak mungkin. Pas polisi nyebut namanya baru kaget, 'masa sih'," tutur wanita berkerudung itu.

Santi kemudian memperlihatkan sebuah foto yang menjadi kenangannya bersama Sinta.

Baca juga: 6 Fakta Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Muara Baru: Pelaku Tukang Jagal, Ngaku Emosi Istri Diejek

Santi kemudian menceritakan, saat masih kanak-kanak, ia dan Sinta tinggal terpisah. 

Sinta tinggal di rumah orang tua mereka di Kabupaten Tangerang, dan Santi tinggal di kediaman neneknya, di Jakarta. 

Pemisahan tempat tinggal mereka, kata Santi, dikarenakan alasan ekonomi orang tua mereka.

Meski demikian, sebagai kakak dan adik, mereka tetap selalu main berdua.

"Paling kalau saya lagi libur sekolah, saya dijemput orang tua saya buat ke sini," ujar Santi. 

Santi juga menceritakan, dia merasakan pusing tidak biasa pada Selasa (29/10/2024).

Hari itu adalah saat jenazah kembarannya ditemukan tanpa kepala.

Santi sampai meminum obat sakit kepala dan minta dikerok.

Namun ia menyadari pusing tak biasa itu merupakan firasat akan apa yang terjadi pada kembarannya.

"Pas Selasa, saya pikir cuma pusing biasa, kepala saya dari pagi enggak bisa digerakkan sampai malam. Sakit benar-benar sakit, sakit. Sakitnya itu seluruh kepala, pusing," ungkap Santi

Santi mengaku masih belum percaya saudara kembarnya meninggal dengan tragis yakni dimutilsasi oleh pelaku bernama Fauza Fahmi.

"Saya sebelum dengar namanya, enggak mungkin. Pas polisi nyebut namanya baru kaget, 'masa sih'," tutur wanita berkerudung itu.

Jumat (1/11/2024), Tribunnews mendatangi rumah orang tua Sinta.

Rumah sang orang tua hanya berjarak 100 meter dari rumah Sinta yang berupa kontrakan petakan.

Di rumah kontrakan itu lah Sinta tinggal bersama empat orang anaknya yang seluruhnya belum ada yang berkeluarga.

Bendera kuning menjadi tanda rumah orang tua Sinta siang itu.

Kursi-kursi plastik yang disediakan untuk para pelayat tampak diduduki oleh beberapa sanak keluarga Sinta.

Satu di antara mereka yang duduk adalah Ni'am, ayahanda dari Sinta.

Baca juga: 5 Fakta Penemuan Mayat ART di Toren Air, Tak Berbusana, Ditinggal Majikan Berobat ke Malaysia

Kesedihan masih terlihat dari raut wajah Ni'am yang murung.

Ia tampak gelisah menunggu kedatangan jasad putri sulungnya.

Kegelisahan itu tercermin dari gerak-geriknya yang berpindah-pindah posisi dari duduk di bangku plastik tersebut ke beberapa sudut rumah, hingga membaringkan diri di teras rumah yang lebih mirip seperti pendopo.

Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan Sinta akhirnya menemui titik terang.

Setelah ada penemuan mayat tanpa kepala di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, yang ternyata merupakan jenazah Sinta Handiyana, polisi segera melakukan penyelidikan.

Hasilnya, pelaku mutilasi Fauzan ditangkap di rumahnya oleh anggota Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya 1 x 24 jam setelah mayat korban ditemukan di Muara Baru, Selasa (29/10/2024) pagi.

Penangkapan dilakukan di hari yang sama setelah polisi menemukan jasad dan bagian kepala korban yang terpisah, dalam jarak sekitar 600 meter.

Tubuh korban ditemukan di kolam belakang SPBU Pelabuhan Muara Baru, sedangkan kepalanya di semak-semak Jalan Inspeksi Waduk Pluit.

Hasil penyelidikan polisi, Fauzan diketahui membunuh Sinta dengan menggunakan pisau yang sering dipakainya memotong hewan.

Fauzan membunuh Sinta karena sakit hati ibu dan istrinya disebut pelacur.

Sementara itu, terkait sosok korban Sinta Handiyana, yang bersangkutan diketahui sebagai seorang janda anak empat.

Sinta adalah seorang wanita asal Tangerang, Banten yang memang sebelumnya pernah tinggal bertahun-tahun di Muara Baru.

Sebelum ditemukan tewas pada 29 Oktober, Sinta pamit ke keluarganya pada 27 Oktober untuk bekerja dan bertemu temannya di Jakarta.

Keluarga yang tak menerima kabar selama dua hari merasakan kepedihan yang begitu mendalam ketika tahu Sinta sudah tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan


----- 

Artikel ini telah tayang di tribunsumsel.com

Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved