Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Rumah Mbah Paimo yang Nangis Motornya Diisi Bensin sampai Penuh, Minim Penerangan, TV Masih Jadul

Kisah Mbah Paimo (64) yang nangis motornya diisi bensin sampai penuh viral di media sosial. Ia tinggal di rumah sederhana minim penerangan.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
TikTok/ersanwisan
Kisah Mbah Paimo (64) yang nangis motornya diisi bensin sampai penuh viral di media sosial. Ia tinggal di rumah sederhana minim penerangan. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah Mbah Paimo (64) yang nangis motornya diisi bensin sampai penuh viral di media sosial.

Ia mulanya terpaksa mendorong motornya sejauh 13 km karena kehabisan bensin.

Ia tak punya uang karena jualan sarungnya belum laku.

Kondisi rumah mbah Paimo juga cukup mengenaskan.

Bahkan, ia masih menggunakan TV jadul.

Dalam video yang viral, tampak Paimo naik motor butut sambil mengenakan kemeja batik dan celana panjang.

Ia juga memakai sepatu, helm dan membawa tas yang disangkutkan di stang motor.

Terlihat kakek tua itu mendorong motornya di tengah panas terik.

Kemudian ia bertemu dengan pemilik akun @ersanwisan, dikutip dari Tribun Bogor.

Rupanya kakek itu mendorong motornya karena kehabisan bensin.

Lalu Ersan menawarkan untuk membantu mendorong hingga ke pom bensin.

Awalnya kakek itu menolak karena dirinya hendak menjual sarung.

Sarung itu ia jual untuk membeli bensin pulang ke rumah.

Namun karena sarungnya itu belum ada yang membeli, ia pun terpaksa mendorong motornya.

Mbah Paimo dorong motor 13 km karena kehabisan bensin. Ia ingin membeli bensin tapi tidak memiliki uang.
Mbah Paimo dorong motor 13 km karena kehabisan bensin. Ia ingin membeli bensin tapi tidak memiliki uang. (TikTok/ersanwisan)

"YaAllah disini Sibapak gak punya uang sama sekali buat beli bensin karena dagangannya blm laku," tulis Ersan.

Akhirnya Ersan membantu dorong hingga ke pom bensin.

Saat dibelikan bensin, kakek itu meminta ke petugas untuk mengisi Rp 10.000 saja.

Namun Ersan mengisi tanki motor kakek itu penuh.

"wkt tau bensinya hampir dipenuhin sibapak nangis dan berusaha stop tangan mbaknya yg ngisi bensin," tulis Ersan lagi.

Tak hanya itu saja, Ersan juga memberikan sejumlah uang untuk bekal sang kakek pulang.

Ia bertemu dengan kakek itu di depan Lotte Mart Semarang.

Sementara rumah si kakek ada di Dusun Kranjan, Desa Karangsono, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung.

Baca juga: Tukiyem Penjual Nasi Tiwul Girang Rumahnya Diperbaiki Gratis, Selama ini Takut Roboh, Dinding Retak

Jika dilihat dari google maps, jarangnya sekitar 13 km.

Diketahui Paimo berasal dari Gundul Grobogan.

Kemudian merantau dan tinggal di Desa Karangsono.

Sehari-hari, Paimo bekerja sebagai petani di sawah milik orang lain.

Paimo kerap dipercaya oleh RW sekitar untuk memotong rumput rumah warga di sekitar Woltermonginsi, Semarang ketika tidak musim tanam.

Untuk sekali pekerjaan, Paimo diberi upah Rp 60 ribu-70 ribu.

"Dan itu tdk setiap hari, Sementara upah tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional beliau dr Karangsono ke Semarang dan untuk kebutuhan sehari-hari," tutur Ersan.

Ersan pun kemudian mendatangi Paimo di rumahnya yang sederhana.

Paimo tinggal di sebuah rumah dengan lampu penerangan yang minim.

Kondisi rumahnya pun cukup mengkhawatirkan.

Di rumahnya ada TV berukuran kecil yang masih menggunakan antena.

Kisah lainnya datang dari Mbah Sabar, penjual kue putu yang nangis tak makan 3 hari.

Mbah Putu berjuang jualan kue putu selama 3 bulan, namun ia hanya mendapatkan uang Rp 150 ribu.

Padahal, Mbah Sabar ingin memberi uang untuk istrinya di kampung.

Mbah Sabar sendiri kini berusia 78 tahun.

Ia biasa menjual kue putu di Parung Kuda, Sukabumi, Jawa Barat.

Meski memiliki nama Sabar, tapi kakek tersebut tak kuasa menahan beratnya beban hidup yang membuatnya menangis.

Mbah Sabar menangis menahan lapar yang telah dirasakannya selama 3 hari.

"Kemarin 3 hari tidak makan, sungguh," ucapnya, melansir dari akun Instagram @partnersingoodness, Rabu (6/11/2024) via TribunBogor.

Baca juga: Tak Mampu Beli Obat, Mbah Leman Telan Biji Tanaman Liar, Terharu Jualan Mainan Diborong Rp2 Juta

"Makanya kalau ditanya kadang suka sedih," sambungnya.

"Karena sedihnya gak makan," ungkap mbah Sabar.

Setiap hari, Mbah Sabar harus memikul gerobak dengan berat hampir 70 kilogram berisi peralatan dan bahan bahan kue. 

Tak banyak yang didapat dari berjualan kue putu. 

Meski demikian tubuhnya yang sudah renta tetap harus menghidupi keluarga.

Mbah Sabar bahkan masih berkeinginan untuk mengirim penghasilannya untuk istri.

"Sudah 3 bulan ini berusaha mengumpulkan duit agar bisa mengirimkan nya ke istri di kampung, namun baru mendapatkan Rp 150 ribu rupiah," jelasnya.

Mbah Sabar yang berjuang berjauhan dengan istri pun sering kali mengalami sakit yang menyiksa. 

Mbah Sabar menderita sakit ketika buang air kecil dan juga menderita gula darah dan harus minum obat setiap hari.

Sebelumnya juga viral sosok penjual mainan jadul bernama Pantono.

Baca juga: Mbah Aan Jual Tirai Bambu Cuma Untung Rp20 Ribu, Nelangsa 2 Hari Tak Laku, Tiap Hari Panggul Sendiri

Kisah pria 80 tahun ini viral di media sosial setelah dibagikan akun Instagram @sayaphati, beberapa waktu lalu.

"Untuk kakek penjual mainan jadul, namanya kakek Pantono usianya 80th berjualan mainan jadul setiap harinya. Mainan yg kakek jual sudah jarang di minati, hingga tidak laku satupun meski di keramaian," tulis unggahan akun Instagram @sayaphati.

Ya, barang dagangan Mbah Parto tersebut kerap tidak laku karena berkurangnya peminat.

Bahkan di tengah keramaian pun, dagangan Mbah Pantono tidak ada yang membeli.

Sementara pengunggah mengaku sempat bertemu dengan Mbah Pantono sore hari.

Saat ditemui, Mbah Pantono mengaku belum makan lantaran jualannya belum laku.

Apalagi ia keliling berjualan tanpa alas kaki.

"Saat bertemu kakek jam 3 sore tp kakek belum makan krn jualannya belum laku kakeknya juga berjualan tanpa alas kaki," sambung keterangan.

Dalam video yang diunggah, terlihat Mbah Pantono tengah duduk di trotoar depan pasar. 

Suasana pasar terlihat ramai pengunjung.

Namun tidak ada satupun yang menghampiri jualan Mbah Pantono.

Terlihat mainan bambu tradisional yang dijual Mbah Pantono.

Mbah Pantono menyebut, mainan tradisional tersebut dijual seharga Rp10.000.

"Gangsing Rp10.000," kata Mbah Pantono, melansir Tribun Jabar.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved