Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Sri Mendadak Disiksa 33 Prajurit TNI usai Beli Jamu, Ditendang Masuk Got, Kini Takut Kerja

Sri mengenang kembali malam mencekam 33 anggota TNI serang warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang. Ia kini trauma berat.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/GOKLAS WISELY
Sri trauma berat usai kejadian penyerangan 33 anggota TNI di desanya. Ia kini takut kerja. 

TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa warga diserang 33 anggota TNI di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara masih menjadi sorotan.

Akibat peristiwa itu, warga mengalami trauma hingga takut keluar rumah.

Satu di antara korban ialah Sri Ulina Perangin-angin (35).

Ia kini trauma berat hingga takut kerja.

Sri mengenang kembali malam mencekam tersebut. 

Sekitar pukul 22.30 WIB, setelah membeli jamu di Pasar 6, ia mengendarai sepeda motor menuju rumahnya di Dusun III Desa Selamat.

Di tengah perjalanan, ia berhenti karena melihat keramaian di sepanjang jalan.

Beberapa warga memberitahunya tentang adanya begal.

Namun, ketidakpercayaan membuatnya melanjutkan perjalanan hingga tiba di warung dekat jambore. 

Di sana, ia mendengar suara teriakan dari sekelompok orang yang menggunakan sepeda motor dengan suara knalpot bising. 

Awalnya, Sri mengira mereka adalah geng motor.

Namun, ia kemudian mengetahui mereka adalah prajurit Armed.

"Saya masih trauma keluar dari rumah. Saya masih terbayang ketika puluhan anggota TNI menghentikan sepeda motor saya dan menendang hingga saya terpental masuk ke parit,” kata Sri Ulina Perangin-Angin (35), salah seorang warga Desa Selamat yang mengalami kekerasan aparat TNI, dikutip dari Kompas.com.

Sri tidak tahu persoalan apa yang terjadi antara anggota TNI dan warga. 

Sri Ulina Perangin-angin (35) saat diwawancarai di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, pada Selasa (12/11/2024).
Sri Ulina Perangin-angin (35) saat diwawancarai di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, pada Selasa (12/11/2024). (KOMPAS.com/GOKLAS WISELY)

Awalnya dia menduga anggota TNI itu adalah kelompok begal.

Dia tahu mereka anggota TNI setelah mendengar dari warga lain.

Meski tidak tahu persoalan, namun Sri tetap dianiaya.

Dia ditendang hingga terpental ke parit, dia mengalami luka di perut, paha, dan tangan. 

Dia melarikan diri ke rumah warga melihat tentara yang mengamuk.

Sri melihat tentara itu membawa parang, samurai, balok kayu, hingga dobel stik.

Mereka mendobrak pintu sejumlah rumah, menyeret warga keluar dari rumah, lalu menganiaya mereka. 

Lampu jalan dimatikan. Warga dilarang memegang ponsel. 

"Kalau ada yang memegang HP, kami matikan. Selamatkan keluarga kalian masing-masing,” begitu teriakan yang didengar Sri dan warga lain, dikutip dari Kompas.id via Kompas.com.

Warga yang mencoba bertanya atau berbicara langsung didatangi anggota TNI lalu dipukul atau disuruh diam. 

Baca juga: Warga Syok Diserang 33 Oknum TNI Tanpa Ampun sampai Takut Keluar Rumah, Awalnya Diduga Saling Ejek

"Saya sangat ketakutan malam itu. Saya belum berani bekerja sampai hari ini,” kata Sri yang merupakan pekerja harian lepas di kilang kayu.

Selain itu, para pelajar mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) juga ketakutan berangkat ke sekolah.

Bahkan mereka sebagian terpaksa bolos sekolah karena melihat langsung kebengisan personel TNI dari Batalyon Armed mendobrak pintu rumah mereka, menyeret warga, lalu menyiksa hingga tewas atau luka-luka.

Binawanti, Kepala Dusun (Kadus) Dusun III, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengungkap, para pelajar ketakutan imbas kejadian itu.

"Wah, ini saja banyak anak sekolah ketakutan. Mereka pada bilang ke orang tuanya 'mak, cemana ini aku takut sekolah karena takut kepada TNI ini',"kata Binawanti, Senin (11/11/2024) dijumpai di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru.

Binawanti mengaku, dirinya pun sebagai kepala dusun (Kadus) ketakutan kalau mau ke kantor Desa.

Ia khawatir penyerangan hingga penganiayaan kembali terjadi di kampungnya.

Bahkan, katanya, remaja di kampung mereka yang bekerja sebagai petani takut keluar.

Baca juga: Fakta 33 Oknum TNI Serang Warga di Deli Serdang, Kronologi hingga Telan Korban Jiwa dan Luka-luka

Yang ditakutkan, para lelaki dicurigai sebagai orang yang sempat cekcok dengan personel TNI sebelum adanya penyerangan.

"Jangankan mereka, saya pribadi saja ketakutan mau ke kantor desa saja was-was. Untuk laki-laki juga ketakutan dikira mereka teman yang sempat TNI itu cari."

Sementara, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan pemicu penyerangan 33 prajurit TNI karena keberadaan kelompok atau geng motor di wilayah tersebut yang dinilai meresahkan masyarakat, sehingga prajurit TNI berinisiatif untuk menegur mereka. 

"Jadi memang diawali oleh ya anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota. Karena kan mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan," kata Panglima TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin (11/11/2024) dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, teguran yang diberikan anggota TNI tidak diterima oleh para anggota geng motor, yang kemudian berujung pada adu mulut dan perkelahian massal. 

"Anggota Pangdam 1 (Bukit Barisan) menegur, tidak terima. Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," sambungnya.

Terkait insiden di Deli Serdang, Panglima TNI menambahkan bahwa kasus ini sudah ditangani oleh Pangdam I/BB, yang telah berkunjung menemui korban. 

"Ya Pangdam sudah ambil langkah. Ke rumahnya yang meninggal, yang di RS diobati. Anggota pun sekarang sedang kita proses ya menurut BAP (Berita Acara Pemeriksaan)," ujarnya. 

Panglima TNI juga menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap prajurit yang terbukti melanggar hukum dalam kasus ini. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved