Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Anak Petani Berhasil Lulus Kuliah S1 UGM, Dulu Papuana Rela Jalan Kaki 12 Km Demi ke Sekolah

Papuana menyadari bahwa tidak semua orang bisa menempuh pendidikan di UGM, apalagi untuk yang berasal dari luar Pulau Jawa.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dok Universitas Gadjah Mada
Gadis asal Papua, Papuana Rosalia Petegau, berhasil lulus sarjana dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (20/11/2024) kemarin. 

TRIBUNJATIM.COM - Perjuangan seorang anak petani dari Papua yang lulus kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta begitu menginspirasi.

Dulu gadis asal Papua tersebut rela berjalan kaki 12 km demi ke sekolah di tempat tinggalnya.

Ia mengisahkan perjuangannya semasa tinggal di tanah kelahirannya, Papua.

Baca juga: Viralkan Menu Makan Siang Gratis Cuma Dapat Semangka & Kangkung, Siswa SMK Kini Dipanggil Guru

Alumnus UGM Yogyakarta tersebut bernama Papuana Rosalia Petegau.

Papuana lahir dan besar di Mappi, Papua Selatan.

Ia berasal dari keluarga sederhana.

Ayahnya bekerja sebagai petani, yang terkadang juga serabutan sebagai buruh bagasi kapal di pelabuhan.

Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Papuana memang bertekad ingin lulus lalu melanjutkan pendidikan ke perkuliahan.

Untuk itulah, ia selalu semangat mencari ilmu.

Saking semangatnya, Papuana rela jalan kaki menuju sekolahnya yang berjarak 12 km dari rumah.

"Ya jalan kaki. Sekolah masuk pukul 07.30 sehingga dari rumah harus berangkat pukul 05.30," kenang Papuana.

Selepas SMA, gadis kelahiran 31 Maret 2001 ini memutuskan merantau ke Yogyakarta untuk kuliah. 

Ia mengambil program studi Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.

Papuana menyadari bahwa tidak semua orang bisa menempuh pendidikan di UGM.

Papuana Rosalia Petegau ingin bisa memelihara sapi dengan baik dan memajukan daerah asalnya di Mappi Papua Selatan
Papuana Rosalia Petegau ingin bisa memelihara sapi dengan baik dan memajukan daerah asalnya di Mappi Papua Selatan (Dok Universitas Gadjah Mada)

Apalagi bagi mereka yang berasal dari daerah luar Jawa, seperti Papua.

Maka saat diterima masuk melalui jalur Ujian Mandiri pada tahun 2020 silam, Papuana sangat bersyukur.

"Saya dari SMA Negeri 1 Edera Bade Mappi. Kebetulan hanya dua orang yang berasal dari satu SMA," tutur Papuana.

Tidak mudah memang untuk bisa masuk UGM saat itu.

Pada tahun 2019 silam, ia harus rela mengikuti les privat beberapa mata pelajaran di Yogyakarta selama satu tahun, sebelum akhirnya diterima di Fapet UGM setahun kemudian. 

Salah satu tantangan selama mengenyam pendidikan di UGM adalah terkait bahasa.

Ia harus banyak belajar dan bertanya kepada teman-teman mahasiswa lainnya ketika tidak paham bahasa, terutama bahasa Jawa.

Baca juga: Tips Gracella Mahasiswa Baru Undip Raih Nilai Tertinggi SKD CPNS 2024, Cuma Belajar Seadanya

Kini perjuangan Papuana pun berbuah manis.

Ia dinyatakan lulus sebagai Sarjana Peternakan UGM, Rabu (20/11/2024).

"Sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar Fapet UGM."

"Saya banyak belajar dari para dosen dan teman-teman di sini," terang anak kedua dari tiga bersaudara ini, dikutip dari laman UGM.

Selepas lulus kuliah, Papuana ingin kembali ke Mappi dan membesarkan daerahnya. 

Juga mengembangkan peternakan sapi di daerahnya.

Hal ini cukup beralasan karena di daerahnya ternak sapi tidak terurus dengan baik. 

"Sapi dibiarkan saja tidak diurus dan mencari makan seadanya. Kalau sakit ya akhirnya mati."

"Untuk itu saya tertantang untuk mencari ilmu bagaimana memelihara sapi dengan benar," terangnya.

Gadis asal Papua, Papuana Rosalia Petegau, berhasil lulus sarjana dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (20/11/2024) kemarin.
Gadis asal Papua, Papuana Rosalia Petegau, berhasil lulus sarjana dari Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (20/11/2024) kemarin. (Dok UGM)

Kisah inspiratif lainnya juga datang dari anak pemulung yang menerima penghargaan Pemuda Berprestasi dan Inspiratif tahun 2024 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Penghargaan tersebut diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda Republik Indonesia ke-96, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 28 Oktober 2024.

Pemuda asal Sragen, Jawa Tengah, tersebut bernama Alvin Dwi Novemyanto.

Alvin mengaku tak menyangka akan menerima penghargaan tersebut, mengingat perjalanan hidupnya yang penuh tantangan.

Diketahui, ia tumbuh dalam keluarga sederhana.

Ibunya berjuang sebagai pemulung sekaligus tulang punggung keluarga untuk menghidupi ketiga anaknya.

"Ibuku adalah seorang pemulung dan single parent," ujar Alvin, dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baca juga: Muridnya Berhasil Buktikan Ada Sapi Makan Martabak, Pak Ribut Akhirnya Beri Uang Rp1 Juta: Maaf Ya

Dalam keterbatasan, Alvin bertekad mengangkat derajat ibunya dengan menempuh pendidikan setinggi mungkin.

Setelah lulus SMA, Alvin melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka (UT) agar bisa bekerja sambil belajar. 

Berkat beasiswa Bidikmisi (sekarang KIP-K), Alvin pun bisa menempuh kuliah tanpa biaya.

Selama di bangku kuliah, Alvin aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan berhasil meraih berbagai prestasi.

Pada 2021, ia dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Terbaik di UT Surakarta.

Ia juga berhasil menjadi finalis di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 tahun 2020.

Atas prestasinya, Alvin juga mendapat beasiswa IKA UT dan ICE Institute.

Alvin Dwi Novemyanto, mahasiswa S2 UGM mendapatkan penghargaan dari Kemenpora Oktober 2024 lalu, Ia anak pemulung yang gigih meraih mimpi
Alvin Dwi Novemyanto, mahasiswa S2 UGM mendapatkan penghargaan dari Kemenpora Oktober 2024 lalu, Ia anak pemulung yang gigih meraih mimpi (Dok UGM)

Beasiswa ini menjadi bukti bahwa ia tak hanya berprestasi, tetapi juga menginspirasi banyak orang.

"Jadi aku di sini ingin mengangkat derajat ibuku," ungkap pemuda kelahiran Sragen, Jawa Tengah, tersebut.

Semangat Alvin untuk menuntut ilmu juga tidak berhenti pada pendidikan sarjana.

Setelah lulus S1 pada 2023, Alvin berhasil meraih beasiswa LPDP dari Kementerian Keuangan dan diterima di Fakultas Hukum UGM untuk melanjutkan studi magister.

"Bersyukur, saya bisa menempuh kuliah di Fakultas Hukum UGM," katanya penuh sukacita.

Alvin menyampaikan bahwa seluruh pencapaiannya tak lepas dari doa dan dukungan sang ibu yang senantiasa menjadi inspirasinya.

Menurutnya, keterbatasan ekonomi tak seharusnya menjadi halangan bagi anak muda yang ingin meraih pendidikan tinggi.

"Jangan bunuh mimpimu karena faktor ekonomi. Siapapun bisa menjadi apapun."

"Semakin tinggi mimpi yang kamu punya, semakin tinggi pencapaian yang akan kamu dapat," pesan Alvin.

Perjalanan hidup Alvin Dwi Novemyanto ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, bahwa dengan kerja keras, doa, dan ketekunan, mimpi bisa menjadi kenyataan.

Kisahnya dulu sempat viral saat memberikan kejutan ke ibu saat dirinya menerima beasiswa S2.

Unggahannya itupun menuai komentar dari netizen yang ikut terharu.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved