Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Istri Pecah Suami Meninggal Mendadak saat Tes PPPK, Sudah Lama Mengabdi Jadi Guru Honorer

Nasib peserta tes PPPK meninggal mendadak saat ujian. Kematian peserta ini membuat panitia maupun keluarga syok.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
Tribun Sulbar/Abdul Rahman
Nasib peserta tes PPPK meninggal mendadak saat ujian. Kematian peserta ini membuat panitia maupun keluarga syok. 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib peserta tes PPPK meninggal mendadak saat ujian.

Kematian peserta ini membuat panitia maupun keluarga syok.

Istri pun tak kuasa menahan tangis mengetahui suaminya meninggal saat hendak ujian PPPK.

Peristiwa ini terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat.

Peserta yang meninggal tersebut bernama Ahmad (45).

Ahmad tiba-tiba terjatuh saat mengikuti tes dalam gedung Badan Kepegawaian Negara (BKN) Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Mamuju, Rabu (4/12/2024).

Ahmad diketahui tengah tes PPPK Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat.

Panitia seleksi PPPK Kementerian Agama Sulbar Rizal mengatakan, korban sempat memasuki ruangan tes namun tiba-tiba saat dalam ruangan dia tiba-tiba terjatuh.

Tim kesehatan sempat mengecek kondisi korban hingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso Mamuju untuk ditangani.

"Namun menurut dokter Ahmad meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit," ungkap Rizal kepada Tribun Sulbar.

Hingga saat ini, jenazah Ahmad masih berada di ruang isolasi RS Bhayangkara Mamuju dan akan di bawa ke kampung halaman Desa Batetangnga Kanang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Suasana duka pun menyelimuti ruang perawatan Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso Mamuju, Rabu (4/12/2024).

Sejumlah rekan hingga istri menangis histeris melihat jenazah Ahmad.

Pantauan Tribun Sulbar, terlihat peserta berpakaian hitam putih dan juga panitia tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kemenag Sulbar sedih melihat istri alamarhum tak kuat menahan tangis.

Jenazah Ahmad peserta PPPK yang meninggal saat akan ujian berada di RS Bhayangkara.
Jenazah Ahmad peserta PPPK yang meninggal saat akan ujian berada di RS Bhayangkara. (Tribun Sulbar/Abdul Rahman)

Isak tangis Istri almarhum Ahmad bernama Lisnawati (35) tak terbendung saat jenazah suaminya mulai dibawa ke mobil ambulans.

Kepergian Ahmad secara tiba-tiba menyisakan duka yang mendalam bagi Lisnawati dan kedua anaknya.

Istri korban tampak tak bisa berkata apa-apa lagi, atas peristiwa yang dialami oleh suaminya, sesak di dada Lisnawati membuat ia sesekali terbaring di ranjang pasien.

Tangis rekan-rekan Ahmad yang sama-sama berjuang menjadi pegawai PPPK dari MTs 1 Pasangkayu membuat suasana makin haru di rumah sakit.

Ahmad merupakan guru dan tenaga operator dari MTs 1 Pasangkayu ia sudah lama mengabdi menjadi tenaga honorer.

Ahmad berjuang bersama istrinya Lisnawati datang ke Mamuju untuk mengubah nasib menjadi seorang pegawai PPPK guru.

Namun, takdir berkata lain saat Ahmad sedang berjuang mengikuti tes PPPK di UPT BKN Mamuju pada pagi tadi.

Ahmad tiba-tiba meninggal dunia saat mendengar arahan panitia seleksi PPPK di ruang tes, alamarhum diduga terserang penyakit jantung.

Rekan-rekan dan istri alamarhum Ahmad menangis histeris saat berada di RS Bhayangkara Mamuju, Jl Arteri, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (4/12/2024).
Rekan-rekan dan istri alamarhum Ahmad menangis histeris saat berada di RS Bhayangkara Mamuju, Jl Arteri, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (4/12/2024). (Tribun Sulbar/Abd Rahman)

Sebelumnya, seorang guru baru diangkat 9 bulan menjadi PPPK tewas mengenaskan dengan kondisi terbakar di perkebunan.

Kepalanya tampak menghitam seperti bekas terbakar.

Korban bernama Heri Aprianus Saragih (30).

Heri ditemukan tewas terbakar di jalan dalam areal perkebunan Kelapa Sawit Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (29/11/2024) sore. 

Jasadnya ditemukan di samping sepeda motor bebek warna biru muda bernomor polisi BM 3148 OL dengan kondisi memprihatinkan.

Bahkan terdapat luka robek di lehernya.

"Kondisi korban ditemukan saat itu berada di samping sepeda motor yang lehernya terdapat luka robek dan dibakar," ungkap Kepala Kepolisian Sektor Tapung Hulu, Iptu. Wel Etria, Sabtu (30/11/2024), dikutip dari Tribun Pekanbaru.

Sementara, sepeda motor itu dalam keadaan jatuh di tanah. 

Sedangkan jasad berada di dekat ban sepeda motor.

Sekujur tubuhnya terbakar.

Baca juga: Nasib 2 PPPK Usai Berfoto dengan Calon Bupati Tulungagung, Disanksi Pemotongan Gaji Selama 8 Bulan

Tinggal sedikit potongan-potongan kain sisa bakaran di tubuhnya.

Bagian kepalanya tampak lebih menghitam.

Melihat kondisi korban yang mengenaskan, ia mengemukakan dugaan sementara bahwa korban dibunuh secara sadis.

Berdasarkan penelusuran Tribun Pekanbaru dari berbagai sumber, Heri Saragih adalah pria kelahiran 15 April 1994.

Ia beralamat di Dusun III Kasikan RT 012 RW 002 Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu.

Kepergiannya diketahui meninggalkan seorang istri, Rasmi Siburian dan putranya, Boy Yunus Saragih yang masih berusia 1 tahun. 

Rupanya saat kejadian, istri korban tengah pulang kampung berziarah di Sumatera Utara.

Almarhum merupakan guru di SD Negeri 021 Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu.

Ia baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) melalui Surat Keputusan Bupati Kampar tanggal 28 Maret 2024 lalu. 

Baca juga: Karyawan Dapat Rp 796 Juta usai Dipecat karena Ketiduran saat Lembur, Sudah Kerja Selama 20 Tahun

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini berstatus sebagai Guru Kelas.

Sebelum menjadi PPPK, ia sudah mengajar sebagai Tenaga Honorer selama beberapa tahun.

Sementara, Kepala Polsek Tapung Hulu, Iptu Wel Etria mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, barang korban yang hilang yakni dompet dan handphone.

"Sementara ini dari hasil penyelidikan, dompet dan handphone korban," ungkapnya kepada Tribun Pekanbaru, Minggu (1/12/2024).

Ia mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus ini untuk mendalami motif pelaku.

Ia belum dapat menyebutkan perkembangan penyelidikan terkait adanya calon tersangka. 

Ia mengatakan, hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara belum keluar.

Sehingga ia juga belum dapat menjelaskan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Begitu juga, lamanya korban meninggal saat jasadnya ditemukan.

"Nanti itu akan terjawab di dalam hasil autopsi terkait dugaan kuat pembunuhan ini," katanya. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved