Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mengulas 'Senjata' Andi Ibrahim Cs Cetak Uang Palsu Capai Rp 1000 Triliun, Mesinnya Beli di Surabaya

Ternyata 'senjata' Andi Ibrahim Cs memproduksi uang palsu di UIN Alauddin Makassar itu belinya di Surabaya dan berasal dari China.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun-Timur.com
Mengintip mesin senjata Andi Ibrahim Cs pencetak uang palsu di UIN Alauddin Makassar, ternyata beli mesinnya di Surabaya. 

TA dan MMB merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov Sulbar.

IH bekerja sebagai penjahit pakaian, sementara WY wiraswasta.

Dari tangan para pelaku, polisi mengamankan Rp11 juta uang palsu siap edar.

Terbaru, sudah 17 tersangka ditangkap, di mana dua di antaranya pegawai bank pelat merah.

Pengungkapan sindikat pencetak uang palsu di UIN Alauddin Makassar
Pengungkapan sindikat pencetak uang palsu di UIN Alauddin Makassar (Kompas.com)

Fakta demi fakta terbaru terus terkuak terkait kasus uang palsu dan sindikatnya yang terungkap.

Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Bahkan, sosok ASS yang dikabarkan seorang pengusaha itu disebut mempunyai peran sentral dalam kasus peredaran uang palsu tersebut.

Hal itu dibeberkan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Baca juga: Kisah Warga Blitar Tekuni Usaha Produksi Tape Singkong Sejak 1994, Sempat Rasakan Jatuh Bangun

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan.

Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.

Baca juga: 5 Fakta Kasus Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin, Polres Gowa Sudah Tetapkan 15 Orang Tersangka

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved