Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Desa di Perbatasan RI-Malaysia Tak Punya Listrik, Tubuh Ditempeli Lintah Jika Lewati Jalannya

Inilah kondisi Desa Wa’Yagung di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok Rian Antoni
Nasib Desa di Perbatasan Indonesia-Malaysia Tak Punya Listrik dan Air, 1 Kampung Gotong Warga Sakit 

Sekitar 200 KK penghuni Desa Wa’Yagung akan meninggalkan pekerjaan mereka di kampung, meninggalkan sawahnya, untuk bergantian menandu tetangganya untuk dibawa ke puskesmas atau ke bandara ketika butuh dirujuk.

Baca juga: Tinggal di Rumah Mewah, Wanita Paruh Baya Hidup Puluhan Tahun Tanpa Listrik & Air, Siapa Sosoknya?

Warga akan berangkat pada pagi hari pukul 07.00 Wita, mendaki gunung, dan sampai di puncak gunung biasanya pukul 12.00 Wita.

Mereka akan beristirahat, makan, dan melepas penat, setelah itu melanjutkan memikul warga sakit turun gunung, menuju ibu kota kecamatan, hingga pukul 18.00 Wita.

‘’Satu kampung keluar menandu warga sakit itu menjadi tradisi. Saya bersyukurnya warga tidak ada yang mengeluh. Mereka juga sudah malas berteriak masalah keadilan dan pembangunan. Jadi mereka lebih memilih diam, menikmati keadaan meski harapan mereka punya akses mudah, tidak pernah hilang,’’ urai Rian.

‘’Kami selalu berharap, kondisi kami disini diketahui warga di luar sana. Ini wajah perbatasan negara. Dan harapan pembangunan dari pinggiran yang sering kami dengar dari Jakarta sana, bisa kami rasakan,’’ papar Rian.

Baca juga: Warga Ngos-ngosan Tandu Juanda 48 Km ke Puskesmas karena Jalan Rusak, Angkut Pakai Bambu dan Sarung

Sebelumnya, video pembawa jenazah lewati gang sempit juga viral di media sosial.

Saat jenazah dibawa, warga hanya bisa menggunakan sebatang bambu karena sempitnya akses jalan.

Bambu itu dililit kain sarung yang membungkus jenazah yang sudah dikafani.

Saat awal memasuki gang, seorang pria paling depan sudah tampak kesulitan.

Sebab sempitnya akses gang itu nyaris membuat kedua bahunya bersentuhan dengan dua dinding di pinggir gang.

Pria itu bersama warga lain di belakangnya berjalan perlahan sambil mengangkat sabatang bambu yang membawa jenazah itu ke atas.

Tampak bambu itu juga tak bisa di pikul menggunakan bahu karena sempitnya jalan.

Sehingga dengan cara bambu diangkat ke atas kepala hanya satu-satunya cara lah yang bisa dilakukan ketika melintasi sambil membawa jenazah.

Dalam narasi yang beredar tidak disebutkan lokasi kejadian itu.

"Seorang Netizen bagikan Momen Nyesek saat membawa Jenazah Almarhum Mertuanya, Pasalnya kabarnya hanya ada satu jalan keluar yang bisa diakses," tulis akun @lagi.viral, Kamis (26/12/2024).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved