Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Desa di Perbatasan RI-Malaysia Tak Punya Listrik, Tubuh Ditempeli Lintah Jika Lewati Jalannya

Inilah kondisi Desa Wa’Yagung di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok Rian Antoni
Nasib Desa di Perbatasan Indonesia-Malaysia Tak Punya Listrik dan Air, 1 Kampung Gotong Warga Sakit 

Saat ini, kondisinya sudah lapuk dan mengancam nyawa.

‘’Tiga tahun terakhir, sudah ada empat orang dengan motornya tercebur ke sungai. Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang,’’ kata dia.

Baca juga: Nasib Perumahan Megah di Surabaya 3 Hari Tanpa Listrik, Warga Patungan Bayar, Ngalah Terus

Jika jembatan tersebut putus, Wa’Yagung akan benar benar terputus dengan dunia luar.

Bahkan, saat ini saja, harga Bapokting seperti semen dibanderol Rp 650.000 per sak.

Harga asal Rp 150.000 harus ditambahkan dengan biaya angkut menuju Desa Wa’Yagung, melintasi jembatan gantung Rp 400.000.

Sebenarnya, masih banyak anak sungai setelah melintasi jembatan Wa’Yagung.

Selama ini, masyarakat juga swadaya membangun jembatan dari kayu gelondongan, ketika terjadi kerusakan.

Adapun jembatan gantung Wa’Yagung, dikatakan Rian, sudah sejak 2004 belum pernah ada perbaikan.

Saat hujan, warga juga menebang dua batang pohon untuk diikatkan di kanan kiri motor mereka sebagai pemikul.

Sebab, kondisi jalanan tidak bisa dilewati.

‘’Jadi bisa dibayangkan bagaimana kondisi kami. Terisolasi, listrik PLN belum masuk, apalagi internet. Kami hidup di zaman yang jauh dari kata modern,’’ kata Rian.

Anak-anak sekolah asal Wa’Yagung juga hanya pulang saat akhir pekan, dan kembali berangkat pada Minggu siang.

Mereka berjalan kaki ke Desa Long Umung bagi yang SMP, dan ke Desa Long Bawan untuk yang SMA/SMK.

‘’Anak anak kami, pulang hari Sabtu, menginap semalam di rumah. Kembali ke semacam asrama di Ibu Kota Kecamatan membawa beras dan bekal makanan. Kalau saja akses bagus, mereka bisa pulang tiap hari. Sepi rumah tanpa anak anak,’’ tutur Rian.

Selain itu, ada sebuah keterpaksaan yang saat ini menjadi tradisi, di mana warga satu kampung keluar untuk menandu warga yang sakit.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved