Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tasinah Sedih Gagal Panen Padahal Harga Cabai Tembus Rp 80 Ribu, Lahan 100 Ubin Rusak karena Banjir

Seorang petani cabai nelangsa gagal panen di saat harga cabai melambung.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO
Tasinah Sedih Gagal Panen Padahal Harga Cabai Tembus Rp 80 Ribu, Lahan 100 Ubin Rusak karena Banjir 

Ia menambahkan, kenaikan harga terjadi pada semua jenis cabai, mulai dari cabai merah besar, cabai rawit, hingga cabai keriting.

Secara nasional, kebutuhan cabai juga mengalami peningkatan signifikan, sehingga memengaruhi harga di berbagai daerah.

“Cabai tanjung menjadi jenis yang paling mahal karena penggunaannya yang luas oleh masyarakat,” pungkasnya.

Sebelumnya, ratusan hektar lahan sawah milik petani di Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong Jember terdampak bencana kekeringan akibat kemarau panjang, Kamis (12/9/2024).

Ratusan hektar tanaman padi dan jagung milik petani di Jember selatan ini terancam gagal panen. Sebab lahan sawah mereka mulai mengering karena kekurangan air.

Sementara ini, saluran irigasi yang menjadi andalan tempat sumber air untuk mengairi sawah meraka. Tanahnya sudah mengering bahkan retak-retak.Pantauan di lapangan, sebagian petani di Kota Tembakau ini berupaya membuat sumur bor dan menggunakan mesin untuk penyedot air. Namun sumber airnya masih belum cukup memenuhi kebutuhan seluruh lahan pertanian.

"Tanaman padi dan jagung yang baru sebulan masa tanam dipastikan mati," ungkap Nur Halim, Seorang petani di Desa Wonorejo Kencong Jember.

Hal senada juga dikatakan, Syaifulloh, pengurus kelompok tani setempat. Kata dia, sekira 130 hektar lebih lahan tanaman jagung dan padi yang terancam gagal panen.

Baca juga: Virus Gemini Rusak Tanaman Cabai di Ponorogo, Petani Rochim Harus Gigit Jari, Gagal Panen

Menurutnya, akibat bencana kekeringan ini membuat biaya operasional para petani membengkak. Sebab harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) mesin pompa air.

"Biaya produksi menjadi sangat tinggi untuk mengairi satu hektar sawah. Kami harus mengeluarkan tujuh juta rupiah (per hektar) namun hasilnya tidak maksimal," kata Syaiful.

Saiful berharap, pemerintah segera melakukan perbaikan saluran irigasi yang telah rusak. Supaya lalu lintas pengairan di sawah kembali normal.

"Memperbaiki saluran irigasi yang rusak, terutama di bagian hulu. Agar air dapat mengalir dengan lancar ke lahan pertanian yang berada di kawasan pesisir selatan Jember," ulasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Jember Imam Sudarmaji belum memberikan komentar masalah tersebut. Pesan singkat via Whatsapp dari media ini juga belum dibalas hingga berita terbit.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved