Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Harga Cabai di Kota Malang Tembus Rp110 Ribu per Kilogram, Pedagang Warung Susah Payah Jualan

Harga cabai di sejumlah pasar rakyat di Kota Malang naik. Kenaikan ini sudah dirasakan para pedagang sejak sepekan terakhir. 

Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/BENNI INDO
Sumartini, pedagang di Pasar Klojen terkait kenaikan harga cabai di Kota Malang, Rabu (8/1/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Harga cabai di sejumlah pasar rakyat di Kota Malang naik. Kenaikan ini sudah dirasakan para pedagang sejak sepekan terakhir. 

Di Pasar Klojen, Sumartini menjual cabai rawit seharga Rp 90 per Kg. Sebelumnya harga cabai rawit yang ia jual diharga Rp 70 per Kg.

"Sudah empat hari ini terasa naik. Semua jenis cabai naik," ujarnya, Rabu (8/1/2025).

Cabai keriting di lapaknya Sumartini naik dari harga Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu. Lombok ijo harga awal Rp 30 ribu jadi Rp 40 ribu. Sedangkan cabai besar dari Rp 35 ribu me jadi Rp 50 ribu.

"Dalam sehari, saya biasanya jual 2 Kg cabai rawit. Alhamdulillah pasar ramai sekarang dan selalu habis," katanya.

Kenaikan cabai tidak diketahui sebabnya oleh Sumartini. Ia hanya memperkirakan kalau kenaikan ini terjadi karena cuaca hujan yang terjadi.

"Tapi kenaikan ini masih wajar," katanya.

Baca juga: Harga Cabai Di Pasar Besar Kota Malang Semakin Pedas, Tembus Rp 110 Ribu per kilogram

Sumartini, pedagang di Pasar Klojen terkait kenaikan harga cabai di Kota Malang, Rabu (8/1/2025).
Sumartini, pedagang di Pasar Klojen terkait kenaikan harga cabai di Kota Malang, Rabu (8/1/2025). (TRIBUNJATIM.COM/BENNI INDO)

Baca juga: Kaos Oleh-Oleh Pasar Klojen Kota Malang, Inovasi Pedagang untuk Memikat Hati Generasi Muda

Salah satu pedagang Pasar Besar Kota Malang, Asari membenarkan adanya kenaikan harga cabai tersebut yang melambung cukup tinggi. Bahkan di tempatnya bisa sampai Rp 110 ribu per Kg.

"Sekarang Rp110 ribu naik sebelumnya dari sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu. Cabai jenis lain juga naik,” ujar Asari.

Sementara, pedagang lain bernama Suhema mengaku bahwa kenaikan harga cabai ini bisa jadi akibat para petani gagal panen, karena cuaca buruk yang terus melanda sejumlah daerah.

Alhasil, akibat gagalnya panen maka stok pun sangat berkurang dan harga melambung tinggi.

“Ya karena itu hujan terus banyak yang gagal panen. Jadi stoknya berkurang, ini dari Wajak dan Probolinggo (kiriman cabai),” katanya.

Pedagang warung makan di Kiduldalem, Tiamah merasakan kenaikan cabai ini. Ia mengaku cukup berat membeli cabai yang harganya terus meroket. Di sisi lain, dagangannya juga tak banyak dikunjungi pembeli.

Baca juga: Tasinah Sedih Gagal Panen Padahal Harga Cabai Tembus Rp 80 Ribu, Lahan 100 Ubin Rusak karena Banjir

"Beli mahal, jualannya susah," katanya singkat.

Ia meminta Pemkot Malang bisa mengendalikan harga cabai. Bagi pedagang yang jualan di warung, cabai sangat penting karena banyak pelanggan yang minta.

"Kadang pelanggan minta tambah sambal, kan tidak mungkin menolak. Sejauh ini saya tidak menaikan harga menu, tetap saja. Saya yakin rizki tidak ke mana," katanya.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan, kenaikan harga saat ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama, faktor permintaan yang meningkat lalu kondisi cuaca.

"Kalau analisis pasar, itu memang permintaan yang tinggi, kedua faktor cuaca ya. Sehingga panen bisa juga gagal hari ini. Maka menurut saya, itu memang kondisinya yang mengakibatkan harga melambung tinggi," ujarnya.

Diskopindag Kota Malang masih memantau fluktuasi harga cabai hingga dia hari ke depan. Belum ada intervensi langsung untuk menekan harga yang sudah melambung saat ini. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk bijak membeli kebutuhan rumah tangga.

"Kami masih lantai sehari hingga dua hari lagi. Kami belum intervensi. Kalau sudah tak terkendali, baru kami ambil langkah," katanya.

Ia juga menyarankan agar pedagang atau penjual makanan bisa menyesuaikan kebutuhan cabai. Bahkan Eko menyarangkan mengurangi cabai jika dirasa harga tak terjangkau.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved