Berita Ponorogo
Harga Cabai di Ponorogo Meroket, Produsen Sambal Pecel Tak Kehilangan Cara, Kualitas Tak Berubah
Produsen sambal pecel di Ponorogo mulai menyiasati untuk tetap berproduksi tanpa menaikkan harga maupun mengubah kualitas
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Produsen sambal pecel di Ponorogo mulai menyiasati untuk tetap berproduksi tanpa menaikkan harga maupun mengubah kualitas.
Ini seiring harga cabai di pasaran di Ponorogo kian memedas. Terkini di Pasar Legi Ponorogo harga cabai rawit tembus Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram.
Kemudian cabai merah besar Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. Sedangkan cabai Rp 46 ribu sampai Rp 50 per kilogram.
Satu di antara produsen sambal pecel yang menyiasati tingginya harga cabai adalah Ismo Ghozali. Dimana produsen pecel yang beralamat di Desa Madusari Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo menyiasatinya dengan menggunakan cabai kering.
“Tetapi saya tidak beli cabai kering di pasaran sih. Saya menjemur sendiri,” kisah Ismo ketika dikonfirmasi Tribunjatim.com di rumahnya, Senin (11/1/2025).
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Ponorogo Tembus Rp 95 Ribu per Kilogram, Banyak Pembeli Pilih Cabai Kering
Ismo menjelaskan ketika harga cabai murah, dia membeli bahan baku sambal pecel cabai dengan banyak. Kemudian cabai rawit, cabai merah besar, dan cabai keriting dikeringkan.
“Gunanya ya seperti ini ketika mahal seperti ini. Karena memang kita harus menyesuaikan kalai mahal ya kota gunakan lombok kering,” katanya.
Ismo mengaku memang bahan-bahan sambal pecel tidak bisa ditawar. Misal bahan kacang, bawang merah dan cabai .’Dia sendiri bisa menyiasati hanya di cabai.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Ponorogo Meroket, Rp 100 Ribu Per Kilogram, Pedagang Sebut Cuaca Jadi Sebab
Dengan mengiringkan cabai ketika murah, dinilai efektif untuk membuat cabai lebih awet sehingga tidak perlu membeli bahan baku dalam jumlah besar setiap hari.
“Beda misal yang beli minta pedas summer (tidak terlalu pedas), itu harus pakai cabai segar. Ya tetap dibeli cabainya,” tambah Ismo di rumahnya.
Baca juga: Pasar Hewan di Ponorogo Ditutup Sementara, Sejumlah Pedagang Sapi Kecele
Namun berbeda, dengan mereka yang meminta sambal pecel pedas. Dengan menggunakan cabai kering sudah bisa ketika harga cabai naik seperti ini,
“Proses penjemuran memang sedikit memengaruhi warna sambal, tapi rasa dan tingkat kepedasannya tetap sama. Saya masih bisa menjual sambal pecel dengan harga Rp40 ribu per kilogram,” jelasnya..
Namun demikian, Ismo berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga cabai. Menurutnya, kenaikan harga bahan baku seperti ini sangat berdampak pada usaha kecil seperti miliknya, terutama jika berlangsung dalam waktu yang lama.
Sosok Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo yang Rugikan Negara hingga Rp 25 M, 11 Bus dan Pajero Sport Disita |
![]() |
---|
Dukung Swasembada Pangan, Polres Ponorogo Sediakan Lahan 31 Hektar Untuk Tanam Jagung |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo :Bangun IGD Terpadu Hingga Rumah Sakit Rasa Hotel |
![]() |
---|
Wabah PMK di Ponorogo Masih Belum Landai, Penutupan Pasar Hewan Diperpanjang |
![]() |
---|
Pengangguran yang Kecanduan Karaoke bersama LC di Ponorogo, Tak Kapok 4 kali Dipenjara Demi Nyanyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.