Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tak Tegur Siswanya yang Tidur di Lantai saat Jam Pelajaran, Sikap Guru SMA Jadi Sorotan: Istirahat

Guru tersebut seolah tak menghiraukan siswa yang sedang tidur tepat berada di sampingnya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok
Guru tak tegur siswanya yang tidur di lantai saat jam pelajaran 

TRIBUNJATIM.COM - Sikap seorang guru SMA menjadi perbincangan publik.

Pasalnya ia membiarkan muridnya tertidur pulas saat jam pelajaran.

Momen tersebut terekam kamera dan menjadi viral di media sosial.

Baca juga: Siswa SD Terlantar Nyaris 1 Bulan Tak Belajar, Bongkar Kelakuan Malas Guru: Tidak Ada Mereka

Video tersebut diunggah dari akun media sosial TikTok @veri2gd, Rabu (15/1/2025).

Dalam video yang dilihat, nampak seorang siswa berseragam putih abu-abu sedang terlelap di kelas.

Siswa SMA tersebut tertidur pulas tepat di samping meja guru yang tengah mengajar.

Di sisi lain, guru yang mengenakan seragam coklat dan berpeci tersebut tetap lanjut mengajar.

Guru tersebut seolah tak menghiraukan siswa yang sedang tidur tepat berada di sampingnya.

Seorang murid lain memberi tahu bahwa siswa yang tertidur tersebut lelah bekerja.

Sang guru dengan tenang bertanya, "Dia kerja ya?"

Setelah mendapatkan konfirmasi, ia lanjut berkata, "Enggak apa-apa, biarin istirahat aja."

Tak pelak tindakan guru ini menuai banyak pujian dari netizen.

Banyak netizen yang merasa tersentuh oleh empati dan pengertian yang ditunjukkan.

Sikap ini menunjukkan betapa pentingnya memahami kondisi individu siswa.

Kisah seorang guru membiarkan muridnya tertidur pulas saat jam pelajaran menjadi perbincangan publik
Kisah seorang guru membiarkan muridnya tertidur pulas saat jam pelajaran menjadi perbincangan publik (via TribunnewsBogor.com)

Terutama bagi mereka yang harus membagi waktu antara belajar dan bekerja untuk membantu keluarga.

Usut punya usut, peristiwa tersebut terjadi di sebuah SMA di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, seperti dilansir dari TribunnewsBogor.com.

Sementara itu, seorang guru bernama Haryati tengah jadi sorotan karena diduga menghukum muridnya berinisial MI dengan duduk di lantai.

Hingga kini, kasus siswa SD dihukum belajar di lantai karena menunggak uang SPP Rp 180.000 selama tiga bulan, belum selesai.

Malah muncul kabar jika video siswa belajar di lantai karena nunggak SPP sengaja disetting ibunya.

Pernyataan baru ini dibuat oleh kakak kandung Kamelia, Yani.

Kamelia (38) sendiri merupakan ibu dari siswa MI yang dihukum Haryati.

Yani menyebut bahwa adiknya sengaja merekam MI untuk duduk di lantai dan seolah sedang menjalani hukuman dari guru.

Baca juga: Masjid di Rumah Dinasnya Disebut Tak Boleh Dipakai Pengajian, Bobby Nasution Heran: Belum Bisa Masuk

"Anaknya lagi belajar duduk di bangku, tiba-tiba dipanggil mamanya," kata Yani, seperti dikutip dari akun Instagram @folkkonoha yang tayang pada Selasa (14/1/2025). 

"Disuruh duduk di bawah lalu divideoin mamanya," lanjutnya.

Yani pun berani memegang ucapannya ke publik. 

Ia memohon agar publik tidak menjelek-jelekkan pihak sekolah di Medan, Sumatera Utara, tersebut.

Kesalahan, katanya, tidak dilakukan oleh Haryati yang disebut-sebut menghukum MI karena menunggak SPP.

"Kesalahan bukan dari guru, tapi memang adikku yang tidak tahu diri," kata Yani.

"Hentikan semua aplikasi (media sosial) yang menjelekkan sekolah ini, aku mohon atas nama keluarga," imbuhnya.

"Kami malu sama keluarga. Maafkan adikku yang salah," ujar Yani yang tak kuasa menahan tangis. 

Sementara itu Haryati yang menghukum MI dengan menyuruhnya belajar di lantai, bersikukuh tak bersalah. 

Meski mendapatkan kecaman publik dan pemberian skorsing, ia berpegang teguh bahwa apa yang dilakukan terhadap MI tidak salah.

Bahkan ia begitu yakin dengan tindakannya dan mengutarakannya saat bertemu dengan Komisi II DPRD Kota Medan. 

"Tujuan saya, tidak ada niat menzalimi anak," ujarnya, seperti dikutip dari tayangan METRO TV yang tayang pada Senin (13/1/2025). 

Haryati memberikan klarifikasi terkait dengan apa yang sebenarnya terjadi. 

Ia awalnya menanyakan ibu dari MI yang tak datang mengambil rapot. 

"Mana orang tuamu? Mana mamakmu, nak? 'Sudah pulang' (kata MI)."

"Suruh ambil rapot nak, kalau enggak diambil rapotnya, kamu enggak boleh belajar," ujar Haryati.

Baca juga: Alasan Anak Bos Rental Ngamuk dalam Rekonstruksi Kasus Penembakan, Ungkap 2 Kejanggalan Pelaku TNI

Haryati sudah menimbang-nimbang hukuman yang diberikan kepada MI ketika tetap masuk kelas meski rapot belum diambil.

Ia sempat berpikir bahwa tidak mungkin menghukum MI dengan menyuruhnya pulang lantaran dia masih kecil.

"Dia masih kecil, perjalanan ke rumahnya pun jauh. Saya berpikir nanti kecelakaan, saya yang disalahkan, sekolah juga yang disalahkan," jelasnya.

Haryati juga tidak menghukum MI dengan berdiri di kelas karena khawatir dengan kondisi fisiknya.

"(Kalau) kemudian saya berdirikan, nanti akhirnya anak itu pingsan jatuh, saya juga yang disalahkan," katanya.

Ia akhirnya menyuruh MI belajar di lantai selama Haryati mengajar.

"Dia kan nyaman duduk di bawah sambil mendengarkan saya mengajar," katanya.

Guru yang suruh siswa SD belajar di lantai karena nunggak SPP
Guru yang suruh siswa SD belajar di lantai karena nunggak SPP (TikTok)

Sementara itu, kepala sekolah SD Yayasan Abdi Sukma, Juli Sari, membenarkan siswa yang ada dalam video menunggak pembayaran SPP.

Namun, pihak sekolah kecolongan dengan hukuman yang dibuat Haryati sehingga viral di media sosial.

"Saya juga baru mengetahui siswa tersebut di dudukkan di lantai setelah wali muridnya datang ke sekolah menemui saya sambil menangis," bebernya.

Juli menegaskan Haryati membuat peraturan sendiri tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

"Wali murid juga sudah kita panggil. Saat kejadian itu orang tuanya nangis-nagis. Dan permasalahan ini sudah kami selesaikan hari itu juga," jelasnya.

Ia belum dapat memutuskan sanksi yang akan diterima Haryati karena perlu mengadakan rapat dengan pemilik yayasan.

"Iya (pemecatan belum ada). Cuma sudah ditegur bahwa tidak boleh seperti itu, dan jangan di ulangi lagi."

"Sementara kemungkinan dipecat atau tidak itu keputusan dari yayasan."

"Saya tidak berani bilang iya atau tidak karena Senin rapat lagi  untuk memutuskan yang baik untuk sekolah dan wali kelas," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved