Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Alasan Bulan Januari Terasa Lebih Lama, Peneliti dan Psikolog Jelaskan Efek Psikologisnya

Topik Januari terasa lama ramai diperbincangkan oleh warganet di media sosial. Lantas mengapa demikian?

freepik.com
Ilustrasi kalender bulan Januari Tahun 2025. Topik Januari terasa lama ramai diperbincangkan oleh warganet di media sosial. Lantas mengapa demikian? 

TRIBUNJATIM.COM - Topik Januari terasa lama ramai diperbincangkan oleh warganet di media sosial.

Lantas mengapa demikian?

Psikolog sekaligus dosen di Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo menjelaskan, Januari terasa lama karena berada pada awal tahun.

Selain itu, awal tahun kerap menjadi permulaan mimpi-mimpi baru bagi sebagian besar orang.

Akibatnya, beberapa orang akan mengukur capaian harapan itu dari hari demi hari.

Jumlah hari sepanjang Januari juga menjadi alasan bulan ini terasa lama.

Baca juga: Mau Wisata ke Ponorogo? Simak Kalender Event 2025 Bumi Reog, Ada 74 Agenda Manjakan Wisatawan

"Januari berjumlah 31 sementara Februari 28. Seolah bila kita melihat kalender yang mendudukkan kedua bulan ini salam satu halaman, Januari terasa sangat lama bergerak dibanding Februari," kata Ratna saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/1/2025).

Ia melanjutkan, secara psikologis, Januari juga memberikan beban yang berat pada masing-masing individu karena menjadi pembuktian apakah semua resolusi bisa tercapai pada tahun ini.

"Januari sarat dengan kerja dan kerja demi mendongkrak tahun sebelumnya yang tak bisa kita ulang," jelas dia.

Dari sisi finansial, bulan Januari juga menjadi terasa lama lantaran beberapa orang kembali mulai mengumpulkan uang pada tahun ini.

"Mengumpulkan kembali menjadi sarat makna karena seolah perlu waktu ekstra untuk hal ini, effort besar yang rasanya harus terus diupayakan, beratnya tanggung jawab ini ada di Januari," paparnya.

Efek psikologis Januari terasa lama juga bisa saja terjadi pada penduduk di luar negeri.

Ilustrasi kalender bulan Januari Tahun 2025.
Ilustrasi kalender bulan Januari Tahun 2025. (freepik.com)

Sebab, musim dingin terjadi pada bulan Januari

Menurutnya, kondisi ini membuat seseorang secara psikologis merasa hari-harinya lebih panjang.

Sementara itu, psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal mengatakan, lama atau tidaknya sebuah bulan, tergantung pada individu dalam menjalani hari-hari.

Menurutnya, bulan apa pun sebenarnya memiliki durasi sama.

"Selama manusia tersebut mempunyai kegiatan dan aktivitas yang produktif, pada bulan apa saja sama kok," kata dia, saat dihubungi terpisah, Minggu (19/1/2025).

Ia menjelaskan, narasi Januari terasa lama yang ramai diperbincangkan di media sosial merupakan jargon atau kalimat keluh kesah.

Hal itu merupakan hal yang wajar, karena media sosial adalah wadah untuk berekspresi.

"Quote yang ada memang kadang ada yang relate dengan situasi dirinya ada juga yang tidak," ujarnya.

Baca juga: Tanggal Merah di Bulan Januari 2025 Ada Berapa Hari? Cek Kalender 2025 Menurut SKB 3 Menteri

Penjelasan sains soal Januari terasa lama

Persepsi Januari terasa lama sebenarnya sudah menjadi pembahasan sejak lama.

Peneliti yang menangani topik ini di Cambridge University, William Skylark mengatakan, persepsi waktu adalah konsep yang sulit dijabarkan.

"Kita semua mengalami waktu secara berbeda, dan ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhinya," kata William, dilansir dari Newstatesman (31/1/2018).

Dalam penelitiannya, peserta yang selesai menonton film seram akan mengatakan bahwa waktu terasa berjalan sangat lama.

Sebaliknya, bagi peserta yang baru saja mengonsumsi stimulan seperti kafein, akan berpendapat bahwa waktu berjalan dengan cepat.

Sistem jam internal ini adalah cara seseorang menilai detik.

Baca juga: Adakah Hari Libur Tanggal Merah di Bulan Februari 2025, Simak Jadwal Kalendernya!

Sistem ini diyakini terletak pada bagian otak yang dikenal sebagai striatum, meskipun para peneliti telah meneliti apakah area lain (terutama hipokampus) memiliki sistem jam paralel.

Di sisi lain, Januari memiliki keistimewaan tersendiri karena merupakan bulan terpadat sepanjang tahun.

Meski Desember juga memiliki 31 hari, selalu ada rentetan peristiwa yang dapat dinantikan pada bulan itu .

Seorang mahasiswa PhD di UCL, Zhenguang Cai yang mempelajari persepsi waktu mengatakan, ada kemungkinan bahwa memulai kembali pekerjaan setelah liburan Natal menyebabkan banyak kebosanan dibandingkan dengan menikmati kesenangan selama liburan Natal dan tahun baru.

Hal ini menyebabkan Januari terasa lama bagi sebagian orang.

"Hal ini pada gilirannya menyebabkan kebosanan dan menimbulkan kesan bahwa waktu berjalan lambat di bulan Januari," jelas dia, masih dari sumber yang sama.

Januari juga bulan yang penuh dengan pekerjaan sehingga tampak terasa lama dan berjalan begitu lambat.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved