Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Rezeki Guru Supandi Jalan Kaki 11 Km Tiap Hari ke Sekolah, Kini Dapat Rp5 Juta untuk Dagang Sayur

Kisah guru Supandi jalan kaki 11 km tiap hari ke sekolah menyita perhatian publik termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kolase Instagram dan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel
Kisah guru Supandi jalan kaki 11 km tiap hari ke sekolah menyita perhatian publik termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah guru Supandi jalan kaki 11 km tiap hari ke sekolah menyita perhatian publik termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Guru Supandi adalah guru honorer asal Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia digaji Rp200 ribu tiap bulan dari hasil mengajarnya.

Guru bernama lengkap Empan Supandi ini mengajar di MTs Thoriqul Hidayah.

Meski sudah 14 tahun mengajar, hingga kini Supandi masih berstatus sebagai guru honorer.

Ia tak memiliki kendaraan sehingga setiap hari jalan kaki 11 km demi mengajar.

Baca juga: Siswa SD Curhat Ditelantarkan Guru sampai Tak Belajar 1 Bulan, Mayor Teddy Bertindak, Sanski Menanti

Namun, nasibnya itu ia terima dengan ikhlas dan pengorbanan.

Baru-baru ini Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi bertemu dengan Supandi.

Betapa kagetnya Dedy Mulyadi saat mengetahui sosok Supandi guru honorer itu hanya lulusan SMA.

Bahkan untuk menyelesaikan pendidikan SMA-nya itu, Supandi hanya mengambil sekolah Paket C.

Mengajar sebagai seorang guru, nyatanya Supandi bukanlah lulusan SMA.

"Bapak waktu itu lulusan apa?" tanya Dedi Mulyadi, dilansir dari tayangan YouTube-nya, Selasa (21/1/2025), dikutip dari Tribun Sumsel.

“Paket C,” ujar Supandi.

Dedy Mulyadi kaget dan heran karena menurutnya termasuk orang yang sekolah mengambil Paket C masih langka.

Guru Supandi kini dapat modal Rp5 juta untuk jualan sayur sepulang ngajar.
Guru Supandi kini dapat modal Rp5 juta untuk jualan sayur sepulang ngajar. (YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel)

Namun, berbekal jazah Paket C itulah Supandi diminta mengajar di MTs tersebut oleh pemilik yayasannya langsung.

Kemudian Supandi menceritakan selama 14 tahun mengajar, ia berpindah-pindah memberikan mata pelajaran.

Awalnya Supandi diminta mengajar mata pelajaran olahraga.

Diakui Supandi, saat itu ia memberikan pengajaran secara otodidak.

Dedy Mulyadi pun bertanya cara Supandi memberikan pelajaran olahraga itu kepada muridnya.

"Olahraga kan bukan hanya praktek, ada teorinya. Bapak bisa teori olahraga. Cara bapak mengajar gimana? kan bapak enggak pernah sekolah pendidikan," tanya Kang Dedi.

"Ya secara mengembangkan aja. Misalnya tentang olahraga apa, saya sampaikan, saya jelaskan (dari buku)," jawab guru Supandi.

Tak hanya olahraga, Supandi juga beralih mengaja mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam dan pendidikan kewarganegaraan.

Baca juga: Guru Supandi Dibangunkan Rumah Rp100 Juta oleh Kang Dedi, Dulu Dicerai Istri karena Gaji Rp200 Ribu

Lalu, pada tahun selanjutnya akhirnya Supandi diminta mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris.

Sontak kisah Supandi itu kembali membuat Dedy Mulyadi kaget.

Dedy Mulyadi kembali bertanya dari mana Supandi mendapat pelajaran Bahasa Inggris sementara ia lulusan setara SMA, Paket C.

Lantas, Supandi menceritakan ia pernah belajar Bahasa Inggris kepada pelajar Australia saat ia bekerja di perusahaan pupuk.

Selain belajar dari warga asing, sebelumnya Supandi gemar mendengarkan radio berbahasa Inggris.

Ia mengaku sejak kecil mendengarkan radio berbahasa Inggris seperti BBC London hingga Rusia.

"Dulu kan waktu kecil ada radio sw, suka ada bahasa Inggris, BBC London, Rusia, saya suka walaupun tidak paham," ujar Empan.

"Bapak hanya mengandalkan pengetahuan yang didengar dari radio, kan harus ada grammar?" tanya Dedi Mulyadi.

Guru honorer bernama Supandi ini semangat jalan kaki ke sekolah menempuh 12 kilometer setiap hari. Mirisnya, dia hanya berpenghasilan Rp200 ribu dari mengajar.
Guru honorer bernama Supandi ini semangat jalan kaki ke sekolah menempuh 12 kilometer setiap hari. Mirisnya, dia hanya berpenghasilan Rp200 ribu dari mengajar. (Istimewa)

Diakui Supandi saat mendapat tawaran mengajar Bahasa Inggris awalnya ia menolaknya.

Ia merasa kemampuannya Bahasa Inggris-nya itu hanya standar.

Namun, akhirnya ia menerima tawaran itu setelah melihat kondisi murid 3 bulan tak ada pelajaran Bahasa Inggris di sekolah tempatnya mengajar itu.

“Saat itu awalnya ditolak (Pak Empan menolak), saya tidak S1, saya belum fasih, selama 3 bulan anak tidak belajar, saya kasihan juga," ungkap Empan.

"Daripada enggak ada bahasa inggris, bapak ngajar bahasa inggris," sambung  Dedi Mulyadi.

Dalam perjuangannya menjadi guru honorer, ternyata kisah pilu Supandi juga hidup tanpa istri.

Diketahui Supandi diceraikan istrinya sejak 2015.

Perpisahannya dengan istrinya karena masalah ekonomi.

Baca juga: Nasib Guru Haryati Kini Dilaporkan ke Polisi, Orang Tua Siswa SD Tak Mau Damai, Pihak Yayasan Pasrah

Dengan gaji kurang Rp 200 ribu per bulan membuat sang istri tak bisa bertahan hidup dengan Supandi.

Meski begitu, setelah cerai dari istrinya Supandi tetap memiliki tanggung jawab mengurus dan menyekolahkan anaknya.

Mendengar kisah hidup guru honorer Supandi itu membuat Dedi Mulyadi terenyuh.

Banting tulang menafkahi anaknya, ternyata Supandi tak hanya mengandalkan penghasilannya yang tak seberapa dari mengajar sebagai guru honorer saja.

Ia juga memiliki pekerjaan sampingan dagang sayuran.

Adapun pekerjaannya dagang sayuran itu dia lakukan sepulang sekolah.

Selain dagang sayur, terkadang Supandi juga bekerja serabutan sebagai tukang pukul borongan.

Setelah mendapati kisah pilu tersebut, Dedi Mulyadi terenyuh hingga memberikan Supandi bantuan.

Gubernur Jawa Barat itu memberikan bantuan berupa uang ratusan juta untuk pembangunan rumah Empan yang nyaris roboh.

"Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp100 juta," kata Dedi Mulyadi.

Sontak, Supandi pun berterima kasih dan tak lupa bersyukur.

"Alhamdulillah bapak," ungkap Supandi.

"Tetap semangat, luar biasa bapak," ujar Dedi Mulyadi.

Selain pembanguna rumah, Dedi Mulyadi juga memberikan uang untuk modal Supandi berjualan sayur.

"Saya kasih Rp5 juta untuk dagang sayur, perasaan cukup untuk dagang sayur," ujar Kang Dedi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved