Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tanah Longsor di Jombang

Pengakuan Kades sebelum Tanah Longsor Timbun Rumah di Jombang, Diminta Relokasi Tapi Ditolak Warga

Bencana tanah longsor melanda Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang pada Kamis (23/1/2025).

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
Kepala Desa Sambirejo Sungkono saat Dikonfirmasi Awak Media, Kamis (23/1/2025) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Bencana tanah longsor melanda Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang pada Kamis (23/1/2025). 4 rumah tertimbun longsoran, 2 orang dinyatakan hilang, 1 sudah ditemukan. 

Longsoran tanah ini muncul dari atas tebing akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat. Rumah warga yang berada tepat di bawah tebing, terimbas dan tertimbun material. 

Jauh sebelum bencana ini terjadi dan memakan korban, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat sejatinya sudah mengingatkan warga yang tinggal di area tersebut untuk pindah. 

Hal itu dikarenakan lokasi rumah warga yang sangat rawan tertimpa longsoran tanah. Total ada 12 rumah yang berada di bawah tebing, dan dari jumlah itu, hanya ada 2 orang yang mau untuk direlokasi, sementara warga lain menolak. 

Baca juga: Ratusan KK Terdampak Tanah Longsor di Wonosalam Jombang, Ayah dan Anak Dilaporkan Hilang

Kepala Desa Sambirejo, Sungkono mengatakan jika sejak tahun lalu pihak Pemdes sudah berupaya merelokasi warga yang tinggal tepat di bawah tebing. Namun, hanya 2 warta yang mau untuk direlokasi. 

"Hanya ada dua orang saja yakni pak Gunadi dan ibu Sri Utami saja. Hanya itu, yang lain tidak mau. Sampai kita berikan surat pernyataan jika tidak mau di pindah.  Sudah saya berikan," ucapnya saat dikonfirmasi. 

Pemdes setempat rencananya ingin melakukan relokasi warga ke bagian Utara yakni di  Sumberamong. Pemdes pun sudah mendaftarkan semua warga untuk direkomendasi, namun warga menolak dan kekeh tidak ingin pindah. 

"Semua sudah kami daftarkan tapi malah berhenti dan bilang kepada saya kalau w tidak mau dan ingin tetap tinggal di lokasi itu," katanya. 

Sungkono pun sempat memberi informasi kepada warga jika wilayah yang ditinggali sangat rawan terkena bencana longsor. Namun, warga masih kekeh dan menyebut menyerahkan semua kepada sang kuasa. 

"Alasan tidak mau meninggalkan rumah, alasannya bermacam-macam, soal kemungkinan longsor warga menyebut menyerahkan kepada sang kuasa. 
Sehingga kami dari Pemdes sudah berupaya maksimal," ungkapnya.

Baca juga: Hendak Bangunkan sang Ayah Saat Terjadi Longsor, Bocah 9 Tahun di Jombang Gagal Selamatkan Diri

Sungkono mengatakan untuk di wilayah yang terkenal longsor ini ada 12 rumah, 10 rumah menolak direlokasi dan hanya 2 orang yang mau di relokasi. Termasuk korban yang masih hilang, ternyata ikut menolak direlokasi. 

Ia melanjutkan, indikasi longsor terjadi selain karena hujan deras, juga diakibatkan retakan pada tebing. "Kondisi tebing mengalami retakan. Saat melihat retakan kami ke rumah warga untuk berbicara terus dengan warga setiap minggunya, minta warga untuk mau pindah tapi tetap tidak mau di relokasi," bebernya. 

Ia menyebut jika indikasi longsor terjadi karena tebing sudah mengalami keretakan. Pihak Pemdes sudah melakukan cek dan diteliti. "Kita tindak lanjut ke Perkim untuk relokasi rumah tapi warga tidak mau," imbuhnya. 

Sungkono menuturkan, sejak puasa tahun lalu keretakan tebing sudah terlihat. Keretakan sekitar 150 sentimeter. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved