Berita Viral
Sosok Said Didu, Marah Soal Pagar Laut Tangerang seperti Nelayan Kholid, Teriak 'Oligarki Biadab!
Siapa sosok Said Didu? turun saat pembongkaran pagar laut Tangerang, nyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama para nelayan.
TRIBUNJATIM.COM - Protes nelayan Kholid soal pagar laut Tangerang berbuah manis.
Kini, pagar laut sepanjang 30 kilometer itu dibongkar.
Pembongkaran pagar bambu di perairan Tangerang berlangsung pada hari Rabu (22/1/2025).
Momen pembongkaran pagar laut Tangerang ini jadi sorotan karena Said Didu turun langsung.
Ia pun berteriak mengecam pihak yang memasang pagar bambu.
Siapa sosok Said Didu pun kini jadi sorotan.
Baca juga: Nelayan Kholid Bongkar Cara Licik Korporasi Beli Lahan: Kalau Negara Gak Berani, Saya yang Melawan!
Dalam video yang diunggah di akun X, dia berteriak mengecam pihak yang memasang pagar bambu.
Kemarahan Said Didu memuncak saat mencabuti pagar bambu yang sekian lama menjadi polemik tersebut.
Dia menyebut, dalang di balik pagar laut 'kejam dan zalim kepada rakyat'.
"Para oligarki, kalian biadab! Kalian zalim! Merampok negara, menyiksa rakyat!" teriak Said Didu, melansir Wartakotalive.com.
Said Didu bersama warga lalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sebagai bukti kecintaan mereka kepada negara.
Nelayan bersorak dan bertakbir saat pagar laut Kabupaten Tangerang, Banten, berhasil dihancurkan.
Baca juga: Mahfud MD Bongkar Dalang Munculnya Ratusan HGB/SHM Pagar Laut, Sebut Tak Sulit Diusut: Ini Kolusi
Terlihat ratusan kapal nelayan ikut mendampingi TNI Angkatan Laut (AL) dalam membongkar pagar laut.
Rabu lalu menjadi hari ke-5 pembongkaran pagar laut.
TNI AL sendiri menargetkan pembongkaran pagar laut sepanjang 2 km per harinya.
Dari video yang dimuat Tribunnews.com, keterlibatan nelayan semakin banyak saja dari ke hari dalam pembongkaran pagar laut Tangerang.
Kapal-kapal nelayan membantu TNI AL menarik pagar laut agar roboh.
Saat detik-detik pagar laut roboh, nelayan pun bersorak dan bertakbir, "Hancurkan! Allahu Akbar!" teriak nelayan saat pagar laut berhasil roboh.
Di sisi lain, sebanyak 300 kapal nelayan dikerahkan untuk membantu TNI AL untuk membongkar pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten.
Para nelayan rela tidak melaut demi membantu TNI AL membongkar pagar laut yang sudah menyusahkan kehidupan nelayan.
Baca juga: Siapa Firman Soebagyo? Viral Ngaku Malu Jadi Wakil Rakyat karena Polemik Pagar Laut, Copot Pin
Ratusan nelayan tampak berkumpul di Pos TNI Angkatan Laut (Posal) di Desa Tanjung Pasir, Tangerang, Banten pada Rabu.
Satu di antara sejumlah nelayan, Uri (40) mengatakan, dia tidak bisa memastikan berapa banyak nelayan yang ikut membantu proses pembongkaran ini.
Meski demikian, katanya, dari pihak nelayan sendiri mengerahkan kurang lebih sebanyak 200-300 kapal membantu jalannya proses pembongkaran.
"Kita tidak bisa memastikan berapa banyak ya. Yang pasti hampir seluruh nelayan dan instansi Desa Tanjung Pasir ikut membantu."
"Total kita mengerahkan 200-300 kapal," kata Uri saat ditemui di Pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, Rabu pagi.
Pagar laut tersebut sudah merugikan nelayan karena mereka harus memutar jauh untuk mencari ikan.

"Saya ke laut yang biasanya konsumsi Rp100 ribu, sekarang Rp300 ribu. Dapat ikannya cuma Rp50 ribu. Biasanya kita melebihi target Rp50 ribu," jelasnya.
Oleh karena dampak yang begitu terasa bagi para nelayan, Uri mengatakan, para nelayan Desa Tanjung Pasir libur melaut.
Uri pun tidak masalah merugi sesaat asalkan pagar laut yang menyusahkan dibongkar.
"Kita enggak melaut hari ini. Kita rugi, jujur aja. Tapi lebih baik rugi sehari untuk bantu perjuangan kita ini," tegas Uri.
Sebelumnya, pihak TNI AL mengaku akan pasang badan apabila ada yang mempermasalahkan pembongkaran pagar laut.
Hal itu diungkapkan Komandan Pangkalan Utama AL (Danlantamal) III Jakarta, Brigadir Jenderal (Mar) Harry Indarto, saat pembongkaran pagar laut, Sabtu (18/1/2025).
"Apa pun itu kalau untuk kepentingan rakyat, Angkatan Laut, TNI khususnya kita akan tampil ke depan," kata Harry.
Namun untungnya, kata Harry, hingga pagar laut tersebut dibongkar, pihak TNI AL tidak menemui kendala protes dari pihak manapun.
Hal itu memudahkan TNI AL lantaran tidak perlu koordinasi dan mediasi dengan pihak pemasang pagar laut.
Baca juga: Sosok Shandy Pembela Pagar Laut dan Mendebat Kholid, Mahasiswa DO yang Sebut Pagar Hasil Swadaya
Baca juga: Pantas Kholid Nelayan Tak Takut Meski Diancam Dalang Pagar Laut Tangerang, SHM Terbit di Era Jokowi
"Lebih mudah kita melaksanakan kalau tidak ada yang mengakui daripada ada yang mengakui, kita perlu koordinasi-koordinasi lebih lanjut," ucap dia.
TNI AL menargetkan bisa membongkar pagar laut di Tangerang ini sepanjang dua km per hari.
"Sepertinya tidak mungkin kalau 30 km itu akan kita laksanakan dalam satu hari, kita akan atur mekanismenya, minimal target saya hari ini dua km," kata Harry.
Ia mengatakan, pembongkaran awal ini bertujuan untuk membuka akses alur bagi nelayan yang sebelumnya sempat terganggu.
Dengan pembukaan akses ini, nelayan diharapkan dapat kembali beraktivitas mencari tangkapan.
"Yang saya tangkap, buka akses terutamanya untuk nelayan keluar-masuk untuk beraktivitas," imbuh dia.
Harry tak menampik ada kesulitan tersendiri dalam melaksanakan pembongkaran tersebut.
Namun pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin membongkar pagar sepanjang puluhan kilometer itu.
"Seperti yang saya sampaikan tadi, kesulitan kita, kesulitan kita, lebih mudah menanam, daripada mencabut."
"Apalagi yang ditanam ini sudah jangka waktu sampai berbulan-bulan, itu akan lebih menyulitkan kita untuk pencabutan," tutur dia.
Sosok dan biodata Said Didu

Said Didu adalah mantan Sekretaris BUMN 2005-2010 yang dikenal vokal di media sosial X (Twitter).
Nama lengkapnya adalah Muhammad Said Didu.
Lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan, 2 Mei 1962, umur Said Didu kini adalah 62 tahun.
Said Didu merupakan seorang insinyur dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Said dikenal sangat vokal dengan pemerintah.
Ia diberhentikan dari perusahaan BUMN juga karena dinilai terlalu kritis kepada penguasa.
Karirnya banyak dihabiskan sebagai PNS di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Karier birokratnya dirintisnya dari bawah di BPPT sejak tahun 1987 mulai dari peneliti, merangkak karir sebagai pejabat eselon di badan riset tersebut.
Pada 2019, Said Didu memutuskan mundur sebagai PNS.
Tercatat, dirinya sudah mengabdi sebagai ASN selama 32 tahun 11 bulan.
Alasan pengajuan pensiun dari BPPT agar dirinya bisa lebih leluasa mengkritik kebijakan publik yang dinilainya perlu diperbaiki.
Karier
Said Didu pernah terpilih sebagai anggota MPR di tahun 1997.
Pada tahun 2005-2010 ia diangkat menjadi Sekretaris BUMN.
Sebagai petinggi di Kementerian BUMN, Said Didu juga diplot sebagai komisaris di beberapa perusahaan pelat merah.
D antaranya Komisaris PTPN IV (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (Persero).
Said Didu sempat menduduki kursi komisaris PT Merpati Nusantara Airlines, Komisaris PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, dan Dewan Pengawas Rumah Sakit RSCM Jakarta.
Pada tahun 2014-2016, di awal rezim periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Said Didu ikut masuk dalam lingkaran pemerintah.
Ia menjabat sebagai Staf Khusus Menteri ESDM saat itu, Sudirman Saaid.
Langkah bersebrangan dengan rezim Jokowi juga pernah diambil Said Didu.
Salah satu kritikan paling vokal dari Said Didu kepada pemerintah yakni terkait akuisisi saham PT Freeport Indonesia.
Saat itu, Said Didu menilai kebijakan pemerintah dalam pembelian saham Freeport Indonesia lewat PT Inalum bisa merugikan negara.
Di tahun 2018, Said Didu dicopot dari jabatannya sebagai komisaris di Bukit Asam dan digantikan oleh Jhoni Ginting.
Ia dianggap sudah tidak sejalan dengan pemegang saham.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dan BangkaPos.com
Berita Viral lainnya
Kholid
pagar laut Tangerang
Tangerang
pembongkaran pagar laut Tangerang
Said Didu
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Karyawati Toko Santai Ambil Uang dari Laci Kasir hingga Rp 480 Juta, Pemilik Tahu setelah 3 Tahun |
![]() |
---|
Pekerjaan Baru Wahyudin Setelah Dipecat PDIP, Gaji Rp 100 Juta Amblas Kini Cuma Rp 200 Ribu |
![]() |
---|
Alasan Rakyat Gerah Dengar Strobo Bunyi Tot Tot Wuk Wuk di Jalan, Pengamat Singgung Kesehatan Mental |
![]() |
---|
Mbah Upit Bikin Ribut Imbas Cekcok Tagih Utang, Tetangga Ngamuk Lalu Lempar Gelas Isi Es Batu |
![]() |
---|
Bakar Sampah Malah Ketiduran, Api Malah Merembet ke Rumah Bagian Belakang Tumihah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.