Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jembatan Gantung Klitih

Cerita Jembatan Gantung Klitih Jombang, Usia Puluhan Tahun, Jadi Saksi Bisu Warga Bertahan Hidup

Fasilitas di Kabupaten Jombang sedikit demi sedikit mulai menunjukkan perubahan.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
Jembatan Gantung Klitih yang Masih Berdiri Meskipun Sudah Tidak Berfungsi, Senin (27/1/2025) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Fasilitas di Kabupaten Jombang sedikit demi sedikit mulai menunjukkan perubahan.

Banyak fasilitas termasuk jalan sudah lebih baik, meskipun tetap ada beberapa jalan yang butuh perawatan lebih. 

Bicara soal fasilitas jalan, tidak bisa lepas dari satu pembahasan yakni jembatan. Tidak terhitung jumlah jembatan yang menghubungkan antar desa di Kota Santri. Ada yang masih berfungsi, ada pula yang sudah tidak digunakan lagi. 

Salah satu jembatan penghubung itu ada di Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, Jombang. Jembatan gantung ini menjadi saksi bagaimana warta mempertaruhkan hidup sebelum dibangunnya fasilitas yang memadai. 

Jembatan gantung ini dulunya menjadi satu-satunya penghubung utama bagi warga sekitar. Sudah berdiri selama puluhan tahun, jembatan yang menghubungkan Desa Klitih dengan Desa Jipurapah ini dulunya berfungsi sebagai sarana warga sekitar beraktivitas. 

Baca juga: Pamit ke Sawah, Pria Jombang Ditemukan Warga Tak Bernyawa di Tengah Lahan, Polisi Beber Sebabnya

Sampai hari ini, jembatan gantung ini masih tetap berdiri. Tiang pancang, kerangka, kawat seling digunakan untuk menggantungkan papan jembatan yang terbuat dari kayu. Tampak jembatan sudah mulai berkarat dan papan kayu sebagai pijakan banyak yang hilang dan lepas. 

Meskipun sudah tidak berfungsi lagi, jembatan ini masih berdiri Kokok di atas Kali Gede desa setempat. Jumain (56) warga desa setempat mengatakan jika jembatan gantung ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. 

Meskipun ia tidak bisa menjelaskan secara detail di tahun berapa jembatan ini berdiri. Jumain menjabarkan, sejak ia kecil, jembatan ini sudah berdiri dan masih sering digunakan warga untuk melintas. 

"Jembatan ini dulu satu-satunya jalan penghubung warga antar desa. Bahkan kalau warga desa mau ke kota ya pasti harus lewat jembatan ini," ucap Jumain pada Senin (27/1/2025). 

Ia menjelaskan, jika untuk melewati jembatan gantung ini harus secara bergantian. Mengingat jembatan tersebut tidak bisa menahan beban terlalu berat yang ditakutkan akan membuat jembatan putus. 

"Harus gantian kalau lewat jembatan ini. Tidak bisa bareng-bareng. Kalaupun ada yang lewat pakai sepeda motor, yah sepeda motor roda dua saja, itu pun juga harus gantian, roda empat jelas tidak bisa. Karena lebat jembatan juga sangat kecil," ujarnya. 

Jumain mengatakan jika sebenarnya ada jalan lain untuk menuju kota. Namun, warga harus melewati hutan dan berputar sangat jauh dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Karena itu, jembatan ini dulunya adalah dewa penyelamat masyarakat yang hendak pergi ke desa sebelah, maupun ke kota. 

Baca juga: Pulang Ngopi, 2 Remaja Jombang Jadi Korban Begal di Ring Road Mojoagung, Kepala Dikepruk Kayu

Sekarang, jembatan tersebut sudah tidak berfungsi lagi. Meskipun, jembatan yang memiliki panjang 30 meter ini masih kerap dilewati oleh warga setempat dengan berjalan kaki. 

Pada akhir Desember tahun 2017, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang meresmikan pembangunan jembatan baru yang tepat berada di disamping jembatan gantung tersebut. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved