Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Peringatan Isra Miraj dan Haul Keluarga Khofifah Dihadiri 4 Ulama Besar Asal Mesir

Gubernur Jatim Terpilih Khofifah Indar Parawansa menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Haul Dr Ir H Indar Parawansa

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/fatimatuz zahroh
Gubernur Jatim Terpilih Khofifah Indar Parawansa menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Haul Dr Ir H Indar Parawansa MSi, H Muhammad Ra’i dan Hj Rohmah di kediamannya di Jemursari, Senin (27/1/2025) malam 

Berikutnya Prof. Dr. Syeikh Muhammad Mehanna juga memberikan tausiyah dan pesannya pada jamaah hadirin majelis yang hadir.

Namun sebelum itu, Syekh Mehanna secara khusus menyampaikan apresiasinya pada Khofifah yang aktif memberikan perhatian dengan perempuan. 

“Perempuan adalah pembangun peradaban. Peran perempuan di zaman ini memegang peran yang penting dan berat. Dimana saat ini orang banyak kehilangan akal dan nurani,” ujarnya. 

Termasuk karena yang hadir di sini adalah dai dan mubaligh dari kalangan Muslimat NU dari berbagai daerah di Jatim. Disebutkan Syekh Mehanna, pendakwah bukanlah hal mudah. 

“Bagi siapa saja yang tugasnya adalah berdakwah sesungguhnya dia menggantikan posisi Nabi Muhammad. Maka berakhlaklah yang mulia. Dan tirulah Nabi Muhammad, mulai dari penampilannya, akhlaqnya, juga perilakunya,” ujar Syekh Mehanna. 

Hakikatnya, yang menjalankan dakwah adalah orang memiliki cahaya yang tajam. Karena dalam dakwah tidak hanya perkara menyampaikan ilmu tapi juga memberikan teladan dan juga panutan. 

“Kalau orang sudah sampai di posisi berdakwah, maka orang itu akan mengajak orang lain untuk mengenal Allah,” ujarnya.

Di akhir tausiyahnya, Syekh Mehanna turut memberikan pesan tentang pentingnya memilih lingkungan yang selalu mengajak kebaikan dan menghindari keburukan. 

“Jangan pernah duduk kecuali tempat itu aman dari maksiat. Jangan pergi ke suatu tempat kecuali tempat itu membuatmu melalukan kebaikan,” tegasnya.

“Dan jangan berteman kecuali dengan orang yang bisa mengajak kita lebih dekat pada Allah. Satu musuh yang bisa membuat kita mengenal Allah lebih baik daripada teman yang membuat kamu menjauh dari Allah,” pungkas Syekh Mehanna.

Senada dengan Syekh Mehanna, Prof. Dr. Syeikh Yusri Rusydi juga memberikan pesan mendalam tentang dakwah. 

Disebutkannya, berdakwah adakalanya bil hikmah dan adakalanya juga dengan mauidhoh hasanah. Namun, yang harus ditekannya, kedua dakwah itu harus dilakukan sesuai dengan akhlaq Rasulullah.

“Barang siapa yang ingin menekuni dakwah maka harus belajar sifat dan akhlaq Rasulullah. Kita harus belajar sejarah Nabi Muhammad, mempelajari sunnah baik perkataan dan perbuatan,” ujarnya. 

“Semua agar kita senantiasa berakhlaq seperti Nabi Muhammad sehingga tidak menjadikan orang yang kita dakwahi lari dari agama melainkan membuatnya semakin cinta dengan Islam dan Allah,” tegasnya.

Pasalnya, ditegaskan Prof Dr Syekh Yusri bahwa Nabi ketika berdakwah penuh kasih, halus dalam bertutur, bijaksana dan penuh dengan cinta. Dan Nabi Muhammad dalam dakwahnya jauh dari kata kata kasar yang jauh dari kata kata yang menyakiti orang lain. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved