Dugaan Pungutan di SMAN 1 Kampak Trenggalek, DPRD Jatim Desak Dinas Pendidikan Turun Tangan
Komisi E DPRD Jatim meminta agar sekolah semestinya menjadi ruang yang membangun kepercayaan antara guru, siswa dan orang tua
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Demonstrasi siswa SMAN 1 Kampak protes pungutan yang dinilai tak transparan
- Anggota Komisi E DPRD Jatim, Puguh Wiji Pamungkas, mengkritik model pungutan yang dipukul rata tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi siswa, termasuk penerima KIP/PIP
- Kepala SMAN 1 Kampak, Bahtiar Kholili, menyebut iuran bersifat sukarela dan telah disepakati dalam rapat komite.
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Komisi E DPRD Jatim meminta agar sekolah semestinya menjadi ruang yang membangun kepercayaan antara guru, siswa dan orang tua. Jangan sampai menimbulkan ketidakpercayaan akibat pungutan yang tidak jelas dasar serta peruntukannya.
Sorotan ini muncul dari Anggota Komisi E DPRD Jatim Puguh Wiji Pamungkas setelah beberapa hari lalu ada aksi demonstrasi siswa di SMAN 1 Kampak, Trenggalek, sebagai protes akibat dugaan pungutan wajib yang dinilai tidak transparan. Puguh menyayangkan hal ini.
"Kalau justru ada kebijakan pungutan yang tidak dikomunikasikan dengan baik ini bisa memicu hilangnya kepercayaan publik kepada sekolah,” kata Puguh, Kamis (28/8/2025).
Dalam penjelasan siswa saat demonstrasi sebelumnya, diakui ada sejumlah iuran atau infaq yang dibayarkan para siswa di luar seragam dan SPP per bulan. Siswa mengaku heran ketika ada kegiatan baik di dalam maupun keluar sekolah, pihak sekolah justru mengeluhkan tidak ada dana.
Puguh turut menyoroti adanya isu pungutan yang dipukul rata tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi siswa. Padahal, banyak siswa penerima KIP atau PIP yang jelas-jelas berasal dari keluarga kurang mampu.
"Kalau siswa kurang mampu ikut dipukul rata, jelas ini tidak adil,” ucap legislator asal Malang tersebut.
Baca juga: Siswa SMAN 1 Kampak Trenggalek Gelar Demo Minta Transparansi Dana Komite, Tuntut Kepsek Mundur
Meski begitu, Puguh mendesak Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Pemprov Jatim segera mengambil langkah serius menindaklanjuti persoalan ini. Kejadian ini harus dijadikan momentum untuk evaluasi menyeluruh. Sebab, SMA memang berada dalam kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi.
Apalagi, dewan tak menutup mata indikasi pungutan sekolah bisa saja juga terjadi di daerah lain. Puguh mengibaratkan, semacam fenomena gunung es di daerah.
"Kalau dibiarkan, ini akan jadi preseden buruk bagi dunia pendidikan kita. Harus ada ketegasan agar sekolah tidak menarik pungutan yang justru menambah beban masyarakat," jelas Puguh.
Aksi siswa SMAN 1 Kampak di Trenggalek sebelumnya berlangsung di halaman sekolah pada, Selasa (26/8/2025). Ratusan siswa mengenakan setelan kaus hitam dengan bawahan abu-abu khas SMA. Sejumlah tuntutan mereka suarakan, salah satunya memang menuntut transparansi dana iuran siswa.
Seorang siswa SMAN 1 Kampak, Lusiana Putri menuturkan, aksi tersebut dilakukan karena tidak ada yang transparansi dari dana komite. Menurut Lusiana, ada sejumlah iuran atau infaq yang dibayarkan para siswa di luar seragam dan SPP per bulan.
Baca juga: Emil Dardak Buka Suara Soal Kekisruhan Iuran Dana Komite SMAN 1 Kampak Trenggalek, Panggil Kepsek
Yaitu amal jariyah, infaq setiap Jumat, serta Tabungan Akhirat untuk pembangunan masjid. Dari banyaknya jenis aliran dana yang masuk, Lusiana heran ketika ada kegiatan baik di dalam maupun keluar sekolah, pihak sekolah justru mengeluhkan tidak ada dana.
Misalnya, Siswa-siswi yang mewakili sekolah untuk lomba pasti menggunakan uang sendiri, baik untuk konsumsi transportasi dan juga pendaftaran. Bahkan tak jarang, para guru harus merogoh kocek pribadinya untuk membiayai lomba tersebut.
Komisi E DPRD Jatim
Puguh Wiji Pamungkas
Tribun Jatim Network
jatim.tribunnews.com
dugaan pungutan liar
Sering Bolos Ngajar, Guru SD Ternyata Jahit Baju di Rumah, Ortu Ngeluh Siswa Telantar |
![]() |
---|
Truk Muatan Beras Terperosok ke Sungai di Lumajang, Sopir Selamat Tapi Uang Hanyut Terbawa Arus |
![]() |
---|
36 Anak di Jember Positif Campak, Dewan Nilai Penanganan Terlambat |
![]() |
---|
AFPI Cetak Rekor MURI Daring 25 Jam, Easycash Beri Apresiasi, Dukung Ekosistem Inklusif |
![]() |
---|
Pemilik Warung Angkringan yang Ditusuk Orang Tak Dikenal Meninggal, Berikut Kronologinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.