Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penyesalan Budi saat Kerja Pegawai BUMN, Kini Ratapi Nasib Jadi Tukang Sapu Jalanan

Punya pekerjaan mapan jadi pegawai BUMN, namun ulah Budi justru membuatnya kini menjadi tukang sapu jalanan

Editor: Torik Aqua
Kolase Kompas.com/Azwa Safrina dan istimewa
Nasib Budi dulu jadi pegawai BUMN kini menyesal jadi tukang sapu jalanan di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/1/2025) 

TRIBUNJATIM.COM - Budi Santoso (51) mengenang masa getir saat bertingkah ketika kerja sebagai pegawai BUMN.

Punya pekerjaan mapan, namun ulah Budi justru membuatnya kini menjadi tukang sapu jalanan.

Tentu hal itu karena kesalahannya sendiri.

Budi kini tampak menjalani pekerjaannya membersihkan area Taman Mayangkara, Surabaya, Jawa Timur. 

Baca juga: Petugas Dishub Kepergok Pinjam Sapu Ranjau Paku Cuma Buat Foto, Selesai Langsung Ditinggal Pergi

Jika sekitar 28 tahun yang lalu memakai baju berjas dengan identitas pegawai badan usaha milik negara (BUMN), kini dia memakai baju oranye dengan memegang sapu membersihkan pinggiran jalan Kota Surabaya.

Sembari duduk di bawah pohon keres, Budi menceritakan bagaimana kehidupannya bisa berakhir menjadi tukang sapu jalanan.

Budi mengatakan, saat lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) pada tahun 1993, dia langsung diterima di sebuah perusahaan besar.

Kemudian, pada 1997, Budi resmi diangkat sebagai pegawai BUMN.

Saat itu, dia masih sangat muda dan dipenuhi oleh ambisi serta keegoisan.

Sering kali, Budi memberontak dan tidak mau mengikuti aturan-aturan yang ada.

"Karena kalau BUMN kan banyak aturan yang mengikat, misal jam 07.00 harus masuk, jam sekian makan siang, jam sekian pulang, tanggal sekian libur. Nah, di situ saya berontak," ucap Budi kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2025).

Setelah sekitar empat tahun Budi bertahan dengan pangkat II a, akhirnya dia terkena non-job dan ditempatkan di pendidikan perusahaan selama satu tahun.

"Di situ pokoknya datang jam 07.00 WIB, terus duduk di sini nanti datang seperti guru pembimbing, guru kerohanian, guru kesehatan, kami dengarkan. Selama satu tahun saya seperti itu, jenuh banget. Ada sekitar 12 orang," katanya.

Setelah diaktifkan kembali, Budi menuturkan dia tidak kapok, bahkan masih sering kali membolos kerja.

Karena itu, dia dipindahkan ke Pulau Karangjamuang, daerah lepas pantai Samudera Pasifik, untuk menjaga mercusuar.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved