Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Suratun Menangis Sesenggukan Rumahnya Rusak Diterjang Banjir di Madiun, Tembok Jebol, Barang Rusak

Suratun menangis sesenggukan rumahnya di Madiun rusak parah diterjang banjir, tembok jebol, semua barang elektronik rusak.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Febrianto Ramadani
RUMAH RUSAK PARAH - Penampakan salah satu rumah milik warga Dusun Josaren, Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, yang rusak usai diterjang banjir, Rabu (29/1/2025). Banjir yang terjadi pada Selasa (28/1/2025) ini menimbulkan kerusakan rumah warga. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Suratun (38), hanya bisa pasrah dan menangis sesenggukan usai melihat rumahnya rusak parah akibat diterjang banjir pada Selasa (28/1/2025) sore.

Warga Dusun Josaren, Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, tersebut, berusaha menyelamatkan beberapa harta berharga, yang tidak ikut hilang terseret banjir.

“Perabotan seperti mesin cuci, kulkas rusak semua. Dokumen penting sertifikat, kartu keluarga basah terendam banjir,” ucap Suratun, saat ditemui di sela-sela kerja bakti, Rabu (29/1/2025) pagi.

Dirinya menceritakan, saat itu hujan deras disertai angin kencang mulai melanda sekira pukul 14.00 WIB. 

“Beberapa jam kemudian, kami dapat pemberitahuan untuk siap siaga. Pukul 15.30 WIB air masuk ke permukiman merusak tembok rumah sampai hancur,” ungkapnya.

“Kami sempat mengungsi ke tempat aman. Saya mengungsi di rumah saudara yang jauh dari banjir,” imbuh Suratun.

Hal senada juga disampaikan Iksan Ahsadi Purba (25).

Menurutnya, ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.

Baca juga: 7 Kecamatan di Jombang Dilanda Banjir Dampak Curah Hujan Tinggi, Jebolnya Tanggul Perparah Situasi

“Ada yang sepinggang. Memporak-porandakan perabotan. Termasuk rumah satu RT 42 sini, paling parah dampaknya,” tuturnya.

Saat ini, ia bersama orang tua dan saudaranya bekerja bakti membersihkan sisa-sisa air campur lumpur, yang telah menggenangi rumah mereka.

“Air sisa banjir buat bersih-bersih. PDAM mati. Banjir ini paling besar, sebelumnya tidak separah ini,” ucap Iksan.

Di tempat yang sama, Eka Ismawati (40) menduga, banjir berasal dari luapan air dari hulu, tepatnya di Kecamatan Gemarang.

“Kami panik mengamankan perabotan memasak dan rumah tangga. Hewan ternak warga dibawa ke tempat yang tinggi,” pungkas Eka.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved