Berita Viral
Tangis ART Kabur Ketakutan Minta Tolong Warga, Majikan Pasutri Keji, Rumah Mewah Bak Penjara
Saat sang ART berhasil kabur dari rumah penyiksaan pun disaksikan sejumlah warga.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Rumah mewah dua lantai di RW 05 Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menjadi saksi bisu penganiayaan yang dilakukan pasutri Ari dan Anita terhadap tiga asisten rumah tangga (ART).
Kasus ini terungkap setelah salah satu korban, Humairoh, berhasil melarikan diri keluar dari rumah milik Ari dan Anita pada Senin (10/2/2025) malam.
Momen saat Humairoh berhasil kabur dari rumah penyiksaan pun disaksikan sejumlah warga, salah satunya Derry Aditya.
Baca juga: Eks Honorer Pemkot Raup Rp200 Juta Tipu 14 Pedagang, Korban Ditagih Beli Kuku Palsu Rp12 Juta
Derry menceritakan, pada Senin malam selepas magrib, Humairoh terlihat berlari sangat kencang dengan wajah ketakutan keluar dari rumah tempat dia bekerja.
Humairoh berlari ke rumah warga di ujung gang dan langsung masuk ke dalam rumah tersebut tanpa izin kepada pemiliknya yang sedang melayani pembeli di luar.
Saking ketakutannya, Humairoh bersembunyi di ruang belakang rumah warga tersebut.
"Jadi waktu selesai magrib, tiba-tiba ada orang lari perempuan kayak orang ketakutan, langsung masuk ke rumah tetangga," ucap Derry saat ditemui Tribun Jakarta di lokasi pada Kamis (13/2/2025).
"Kebetulan orang yang punya rumah ini lagi di depan, lagi ngelayanin pembeli, tapi si korban ini enggak izin masuk tahu-tahu lari aja nyelonong, langsung masuk ke dalam rumah," imbuhnya.
Pemilik rumah di ujung jalan yang akrab disapa Umi pun langsung menghampiri Humairoh di ruang belakang.
Umi langsung menanyakan apa maksud Humairoh nekat masuk ke rumahnya tanpa izin.
"Di situ, yang punya rumah itu langsung nanya ke korban, kenapa mbak? Kok enggak izin dulu ke saya?" ungkap Derry.
Tepat saat itulah, Humairoh membongkar kekejian majikannya seraya meminta tolong kepada pemilik rumah untuk diselamatkan.
"Akhirnya sama si korban dia ngomong, 'Tolong bu, tolongin saya. Saya habis dipukulin, tolongin saya'," sambung Derry menceritakan betapa takutnya Humairoh saat itu.
Menurut Derry, kondisi Humairoh cukup memprihatinkan.

ART asal Brebes, Jawa Tengah, ini gemetar ketika ditanyakan soal kelakuan keji sang majikan di rumah tempatnya bekerja.
Bibir Humairoh terlihat berdarah, serta wajahnya lebam.
"Terus dia juga merasa kesakitan di punggungnya, habis ditendang sama pelaku," tutur Derry.
Humairoh lalu menyebutkan bahwa di rumah pelaku masih ada dua ART lainnya yang dikurung.
Saat itulah warga berinisiatif melaporkan kasus ini ke pengurus wilayah yang kemudian diteruskan ke Mapolsek Kelapa Gading.
"Waktu itu dia bilang masih ada dua orang lagi di rumah pelaku yang belum diselamatkan."
"Posisi dia di dalam rumah, kebetulan dia lari karena ngelihat pintu kebuka dia langsung kabur. Untungnya ada orang di sini kan, makanya ditolongin."
"Dia bilang masih ada dua orang lagi di dalam, makanya kita langsung cepet-cepet lapor," papar Derry.
Baca juga: Viral Ormas Geruduk Kantor Satpol PP karena Tak Terima Spanduk Dicopot, Akhirnya Dipasang Lagi
Pasutri Ari dan Anita kini telah ditetapkan tersangka penganiayaan.
Mereka membuat rumah mewahnya layaknya penjara bagi para ART.
Setiap hari, ART yang bekerja di rumahnya disuruh tidur di lantai dapur.
Tak cuma itu, Ari dan Anita juga menyita handphone serta KTP para ART yang bekerja di rumahnya.
Dari keterangan para ART korban penganiayaan, didapati informasi bahwa di rumah tersebut, pasutri Ari dan Anita memperlakukan mereka dengan keji.
"Dari ART-nya saya tanya, katanya dia kalau tidur itu di dapur, di lantai, enggak boleh tidur di dalam kamar."
"Kalau di kamar itu katanya cuma buat naruh barang-barang," ungkap Derry menceritakan kesaksian Humairoh.
"Kalau KTP, handphone, elektronik itu diambil, disita, enggak ada yang boleh megang handphone."
"Pokoknya alat-alat elektronik enggak ada yang boleh megang sama majikannya ini, soalnya saya sempat nanya-nanya ke ART-nya."
"Dia bilangnya kayak gitu yang saya ceritakan ini," sambungnya lagi.

Penyelamatan ketiga ART dari rumah pelaku, Senin malam lalu, berhasil dilakukan setelah anggota Unit Reskrim Polsek Kelapa Gading datang ke lokasi menindaklanjuti laporan warga.
Polisi akhirnya masuk ke dalam rumah untuk menjemput dua ART yang masih dikekang kedua pelaku di lantai dua rumahnya.
Selain menyelamatkan ketiga korban, polisi juga mengamankan kedua pelaku untuk dimintai keterangan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Benny Cahyadi mengatakan, pasutri Ari dan Anita sudah ditetapkan tersangka.
"Setelah satu kali dua puluh empat jam langsung kita tetapkan tersangka. Prosesnya masih berlanjut," ucap Benny di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (12/2/2025).
Polisi lalu memintai keterangan kedua tersangka terkait alasan mereka melakukan penganiayaan.
Menurut Benny, keduanya mengakui tega memukuli tiga ART-nya karena tak puas dengan hasil kerja mereka.
"Dari keterangan yang bersangkutan, bahwa keduanya emosi karena korban tidak bekerja sesuai dengan yang diminta," ucap Benny.
Kasus ini masih dalam penanganan Polres Metro Jakarta Utara.
Polisi masih menggali lebih dalam keterangan para korban, termasuk memastikan, apakah ada tersangka lain selain pasutri tersebut.

Pasangan suami istri AP dan AM nyatanya sudah sering melakukan kekerasan terhadap pekerja di rumahnya.
Sudah lebih dari 10 ART yang diduga menjadi korban penganiayaan pasutri tersebut.
Seorang tetangga bernama Derry mengungkapkan, penganiayaan yang dilakukan AP dan AM telah terjadi berulang kali.
Selama setahun terakhir, Derry juga sudah pernah beberapa kali membantu menyelamatkan para ART yang berhasil melarikan diri dari rumah tersangka.
"Terakhir ada ART yang diselamatkan itu sekitar setahun atau beberapa bulan yang lalu gitu, sama kejadiannya, sama persis," ucap Derry.
Derry memang lahir dan besar di rumah yang bersebelahan dengan rumah pasutri AP dan AM di kompleks perumahan Hotel Indonesia.
Dari pengamatan Derry, kedua tersangka sudah lebih dari 10 kali bergonta-ganti ART.
"Sudah sering sih sebenarnya, namanya saya sebelahan ya rumah, dekat gitu."
"Saya sering ngelihat dikit-dikit ada orang dateng bawa-bawa jinjingan, ganti-ganti ART kayak gini. Sekitar 10 kali lebih kali ganti ART," katanya.
Kasus penganiayaan yang terakhir kalinya terjadi dilakukan tersangka terhadap tiga ART-nya yakni Humairoh, Rinawati, dan seorang lainnya berinisial K.
Sebelum kasus itu, tersangka sebenarnya sudah pernah dilaporkan ke polisi dan sempat diamankan.
Akan tetapi, hanya berselang tak sampai dua bulan, pasutri keji tersebut sudah terlihat kembali ke rumahnya.
"Kasus sebelumnya sama penganiayaan ART juga, udah sempat dilaporin, udah ditindak juga."
"Cuma sebulan atau dua bulan pelakunya pulang, pelakunya sama, tahu-tahu udah ada di rumah," pungkas Derry.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Moril Anggota Jatuh usai Rantis Brimob Lindas Ojol, Kapolri Akui Perintah Pakai Peluru Hadapi Massa |
![]() |
---|
Siasat Pembobol Rekening Dormant BNI Bisa Raup Rp 204 Miliar Cuma dalam 17 Menit, Kacab Terlibat |
![]() |
---|
Imbas Tahanan Pelecehan Dikeroyok Hingga Tewas, Kapolsek Kini Kena Getahnya |
![]() |
---|
Sosok Djoko Susanto Adukan Gus Fawait ke KPK, Wabup Kesal Tak Dilibatkan Oleh Sang Bupati Jember |
![]() |
---|
Apa Penyebab Mual Muntah setelah Makan MBG? IDAI Bedakan Keracunan dan Alergi: Kejadian Luar Biasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.