Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Puspa TKI Tak Betah 1 Bulan di Singapura, Mau Pulang Harus Bayar Rp26 Juta: Tolong Pulangkan

TKI asal Sumatera Selatan ini meminta bantuan pemerintah untuk memulangkannya dari Singapura.

Editor: Olga Mardianita
TikTok @roexien_esc
TKI INGIN PULANG - TKI asal Sumatera Selatan, Puspa, menangis saat curhat di media sosial. Dia mendapat perlakuan tak mengenakkan dari majikan di Singapura dan ingin kembali ke Indonesia. Sayang, jika ingin pulang, dia harus membayar Rp26 juta. 

Kondisi ini dialami oleh Septia Kurnia Rini.

Septia merupakan TKW yang badannya lumpuh setelah operasi di Singapura.

Kondisi Septia Kurnia Rini ini membuat masyarakat yang tinggal di sekitar rumahnya ingin melihat.

Suasana rumah sederhana di Komplek Taman Gading, Jember, pun ramai didatangi para tamu yang ingin melihat langsung kondisi Septia Kurnia Rini.

Septia Kurnia Rini sendiri kini hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang.

Dirinya dikunjungi oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, beserta rombongan pada Jumat (20/12/2024).

Septia adalah salah satu dari jutaan pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengadu nasib di luar negeri.

Namun, berbeda dari mereka yang sukses meraih kehidupan lebih baik, nasib Septia berakhir tragis.

Kini, ia menderita kelumpuhan, dengan tangan dan kaki yang menghitam serta sulit digerakkan.

Penyebab pasti dari kondisi ini masih menjadi misteri, meskipun dugaan malapraktik saat operasi di Singapura terus menghantuinya.

Baca juga: Penyebab TKW Asal Jember Lumpuh Usai Kerja di Singapura, Sempat Kena Bisul lalu Koma, Tangan Hitam

Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengunjungi PMI yang sakit di Jember pada Jumat (21/12/2024).
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengunjungi PMI yang sakit di Jember pada Jumat (21/12/2024). (KOMPAS.COM/BAGUS SUPRIADI)

Septia memulai perjalanan sebagai pekerja migran pada 2021. 

Ia meninggalkan tanah kelahirannya di Jember demi menghidupi kedua anaknya yang masih kecil.

Dalam keterbatasan ekonomi, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura dianggapnya sebagai jalan keluar.

“Awalnya saya dikontrak dua tahun. Setelah itu, saya memperpanjang kontrak untuk tahun ketiga,” kisah Septia saat ditemui di rumahnya, dikutip dari TribunnewsMaker.

Namun, hidupnya mulai berubah ketika ia merasakan ada bisul di bagian paha.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved