Program 100 Hari Kerja Sanusi-Lathifah Fokus ke Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur di Malang

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Malang terpilih, Sanusi-Lathifah Shohib akan difokuskan untuk pelayanan publik.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangungan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Tomie Herawanto.

Menurutnya, pelayanan publik merupakan kebijakan dari provinsi dan Nasional yang telah disinkronkan dan disinergikan untuk diterapkan dalam 100 hari kerja bupati terpilih.

"Pelayanan publik yang diprioritaskan ini adalah sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur," kata Tomie ketika dikonfirmasi, Rabu (19/2/2025).

Dengan memprioritaskan hal tersebut akan meningkatkan dan menguatkan perekonomian di Kabupaten Malang.

Secara terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Nurman Ramdansyah menambahkan, program 100 hari kerja Bupati Malang terpilih belum disampaikan.

Program ini akan disampaikan secara langsung oleh Sanusi, setelah dilantik sebagai Bupati Malang dan mengikuti retret di Magelang.

"Begitu beliau selesai dilantik, beliau sendiri yang akan mengumumkan, tapi itu tugas saya yang akan menjabarkan secara teknis," imbuh Nurman.

Program 100 hari kerja, dikatakan Nurman akan disampaikan dalam rapat paripurna.

Namun, yang jelas program ini akan difokuskan ke sektor pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.

Ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Didik Gatot Subroto yang pada Rabu (19/2/2025) telah purnatugas sebagai Wakil Bupati Malang.

Baca juga: Persiapan Bupati dan Wakil Bupati Malang Terpilih Sanusi-Lathifah Jelang Pelantikan dan Retreat

"Kurang lebih fokusnya seperti yang disampaikan Pak Didik," terangnya.

Sementara itu, dalam apel pagi yang diselenggarakan di Pendopo Kepanjen Malang, Rabu (19/2/2025) Didik menyampaikan ada beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus dilanjutlan oleh Sanusi-Lathifah.

PR yang harus dikerjakan antara lain meneruskan pembangunan insfrastruktur yang selama masa pimpinan Sanusi-Didik (SanDi) telah diselesaikan 85 persen.