Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Arti Bayi Tabung yang Dilakukan Fanny Kondoh, Istri Hajime Kondoh Marugame Udon, Ini Prosedurnya

Selebgram Fanny Kondoh menjalankan program bayi tabung saat usia suaminya, Hajime Kondoh, divonis hanya bertahan enam bulan.

Instagram.com/Fanny Kondoh
BAYI TABUNG - Fanny Kondoh menjalani program bayi tabung meski suami divonis hanya bertahan enam bulan. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini pengertian bayi tabung lengkap dengan prosedurnya.

Pilihan memiliki momongan lewat bayi tabung dilakukan oleh Fanny Kondoh istri Hajime Kondoh Presdir Marugame Udon.

Selebgram Fanny Kondoh menjalankan program bayi tabung saat usia suaminya, Hajime Kondoh, divonis hanya bertahan enam bulan.

Awalnya, Fanny ragu untuk melanjutkan program tersebut, karena merasa khawatir dengan kondisi suaminya.

“Aku bilang ‘aku takut, how I grow my baby without you, nafkahnya gimana, I’m still young, having baby, this world so scary,” ujarnya, dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.

Namun, karena bujukan suaminya yang sangat ingin memiliki anak, Fanny akhirnya mengiyakan untuk melanjutkan program bayi tabung.

Baca juga: Awal Mula Fanny Bertemu Hajime Kondoh Presdir Marugame, Kagum dengan Sosok yang Bantu Bersihkan Meja

Apa Itu Program Bayi Tabung?

Melansir NHS, in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung adalah program yang dilakukan bagi pasangan yang sulit mendapatkan momongan.

Melalui program ini, sel telur diambil dari indung telur dan dibuahi di luar tubuh ibu.

Kemudian, sel telur yang telah dibuahi, dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu untuk terus berkembang.

Biasanya, program bayi tabung berlangsung selama kurang lebih dua hingga tiga minggu.

Namun, kemungkinan keberhasilannya bergantung pada usia ibu, kualitas embrio, dan kondisi kesehatan mereka.

Bagaimana Prosedur Bayi Tabung?

Program bayi tabung memiliki beberapa prosedur yang harus dijalankan oleh tiap pasangan.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut beberapa tahap prosedur bayi tabung.

1. Pil KB atau estrogen

Dokter biasanya meresepkan pil KB atau estrogen kepada pasangan yang melakukan program bayi tabung.

Obat ini digunakan untuk menghentikan perkembangan kista ovarium dan mengendalikan waktu siklus menstruasi.

2. Stimulasi ovulasi

Biasanya, hanya satu sel telur yang cukup matang untuk berovulasi.

Namun, selama proses bayi tabung, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi obat hormon suntik supaya sel telur matang secara penuh. Dengan begitu, ibu akan memiliki sel telur yang banyak.

Meskipun begitu, dosis dan frekuensi obat diresepkan sesuai dengan kondisi kondisi dan riwayat medis ibu.

BAYI TABUNG - Fanny Kondoh menjalani program bayi tabung meski suami divonis hanya bertahan enam bulan.
BAYI TABUNG - Fanny Kondoh menjalani program bayi tabung meski suami divonis hanya bertahan enam bulan. (Instagram.com/Fanny Kondoh)

Baca juga: Ibu Hamil di Kediri Kesakitan Bonceng Anak hingga Terduduk Lemas , Polisi Gercep Bawa ke Rumah Sakit

3. Pengambilan sel telur

Setelah ovulasi terstimulasi, dokter akan melakukan prosedur pengambilan sel telur dengan jarum khusus yang dipandu dengan ultrasonografi (USG).

Jika tidak memungkinkan, dokter akan memasukkan jarum kecil di dinding perut dengan bantuan USG.

Sel telur juga akan diuji kualitasnya dan telur yang matang akan disimpan dalam wadah inkubasi.

4. Pemupukan

Setelah pengambilan sel telur, sperma disuntikkan ke setiap sel telur yang matang. Jika sel telur belum matang, sel telur itu tidak dapat menjalani suntikan sperma intrasitoplasma (ICSI).

Sel telur yang belum matang jarang menyelesaikan proses pematangannya. Jika sel matang dengan sempurna, sperma di cawan tersebut kemudian dapat mencoba membuahi sel telur.

Baca juga: Aksi Ibu Hamil 5 Bulan Cakar hingga Tendang Begal yang Nyerempet Motornya, Tak Ingat Berduel

5. Perkembangan embrio

Selama lima hingga enam hari ke depan, dokter memantau perkembangan embrio yang dibuahi.

Semua embrio yang cocok akan dibekukan pada kelima atau keenam pembuahan. Kemudian, embrio itu akan digunakan dan dipindahkan ke rahim ibu.

6. Pemindahan embrio

Setelah menghasilkan embrio, embrio tersebut dievaluasi perkembangannya. Kemudian, embrio dipindahkan tiga hingga lima hari setelah proses pengambilan sel telur.

Tahap ini dilakukan dengan menyuntikkan embrio ke dalam rahim dengan kateter.

Ibu juga akan diminta mengonsumsi hormon oral, suntik, vaginal, atau transdermal supaya rahimnya siap menerima embrio.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved