Eri Cahyadi Minta Perangkat Daerah Perbarui Data Warga Miskin di Surabaya: Februari Harus Selesai
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi prioritas dalam periode kedua
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi prioritas dalam periode kedua memimpin Surabaya.
Untuk mengoptimalkan program tersebut, Wali Kota Eri juga menggagas program satu data kota Surabaya.
Menurut Wali Kota, aktualisasi data menjadi penting dalam pemberian intervensi kepada masyarakat. Khususnya, warga miskin.
Wali Kota Eri pun telah meminta kepada seluruh perangkat daerah (PD) untuk memperbarui data warga miskin.
"Nanti (data) itu yang akan bisa menentukan prioritas anggaran kita di tahun 2025. Tidak ada toleransi lagi maka itu saya minta Februari ini harus selesai karena saya sudah minta sejak tahun lalu,” kata Cak Eri.
Angka kemiskinan di Surabaya sebenarnya telah turun tajam sejak periode pertama kepemimpinan Eri.
Strategi program padat karya dari Pemkot Surabaya bukan hanya mengentaskan pengangguran namun juga berhasil menaikkan pendapatan warga.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Surabaya pada 2024 menyisakan sekitar 116,62 ribu jiwa. Angka ini menurun sekitar 20 ribu jiwa dibanding 2023 yang mencapai 136,37 ribu jiwa.
Dibandingkan data empat tahun terakhir, jumlah penurunan tersebut juga menjadi yang terbanyak.
Rinciannya, pada 2021 angka kemiskinan di Surabaya sempat menyentuh 152,49 ribu jiwa yang kemudian menurun menjadi 138,21 ribu jiwa pada 2022 (turun 14,28 ribu jiwa) dan kembali menurun menjadi 136,37 ribu jiwa pada 2023 (turun 1,84 ribu jiwa).
Apabila dipersentasikan, jumlah penduduk miskin di Surabaya pada 2024 menyisakan 3,96 persen atau lebih rendah dibandingkan 2023 (4,65 persen), 2022 (4,72 persen), 2021 (5,23 persen), dan 2020 (5,02 persen). Angka ini juga jauh lebih rendah dibandingkan data kemiskinan Jawa Timur (9,79 persen) dan nasional (9,03 persen).
Pada 2024, kemiskinan ekstrim di Surabaya juga telah mencapai 0 kasus. Jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari di Surabaya (garis kemiskinan) juga meningkat dari Rp718.370/bulan pada 2023 menjadi Rp742.678/bulan pada 2024.
Terhadap rencana besar tersebut, BPS siap mendukung tersedianya data.
Kepala BPS Surabaya, Arrief Chandra Setiawan mengungkapkan, sinkronisasi data antara BPS dengan Pemkot telah dilakukan.
Sosok Salsa Erwina Hutagalung Tantang Debat 'Orang Tolol Sedunia', Ahmad Sahroni: Ane Masih Bloon |
![]() |
---|
Polisi Blitar Beri Tilang pada 15 Truk Angkut Sound System, Kapolres: Acara Karnaval Ilegal |
![]() |
---|
Edi Kaget Mendadak Dapat Akta Cerai dari Istri, Sebulan Lalu Masih Serumah, Dituduh Tak Nafkahi |
![]() |
---|
AFPI Cetak Rekor MURI Daring 25 Jam, Easycash Beri Apresiasi, Dukung Ekosistem Inklusif |
![]() |
---|
Pemilik Warung Angkringan yang Ditusuk Orang Tak Dikenal Meninggal, Berikut Kronologinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.