Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bedah Novel Bumi Lorosae di Malang, Wahyuni Refi Ajak Pembaca Menggali Sejarah Indonesia-Timor Leste

Diskusi sekaligus bedah buku novel Bumi Lorosae karya Wahyuni Refi, digelar di ruangan amphitheater Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, Rabu (26

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Kukuh Kurniawan
BEDAH BUKU - Penulis Wahyuni Refi saat menunjukkan novel karyanya berjudul Bumi Lorosae di MCC Kota Malang, Rabu (26/2/2025). Dalam bukunya itu, mengangkat sisi kemanusiaan dalam sejarah hubungan antara Indonesia - Timor Leste yang penuh dinamika. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Diskusi sekaligus bedah buku novel Bumi Lorosae karya Wahyuni Refi, digelar di ruangan amphitheater Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, Rabu (26/2/2025).

Dalam buku ini, mengangkat sisi kemanusiaan dalam sejarah hubungan antara Indonesia - Timor Leste yang penuh dinamika.

Wahyuni Refi mengatakan, bahwa novel Bumi Lorosae berangkat dari fakta sejarah yang kerap terlupakan bahkan kerap ditutupi. Dan setelah diperkenalkan di Malang, roadshow diskusi ini berlanjut ke Surabaya.

"Dalam novel ini, saya ingin menyajikan sebuah fakta apa adanya dan tidak memihak baik Indonesia maupun Timor Leste. Ini bukan mengorek luka yang ada, melainkan bagaimana bangsa seharusnya tidak melupakan jejak sejarah," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (26/2/2025).

Dalam menyusun novel Bumi Lorosae, ia memerlukan waktu riset panjang selama satu tahun dan tujuh bulan. Dan pada awalnya, dilakukan untuk pembuatan film yang mengangkat tema persahabatan Indonesia-Timor Leste.

Namun, ia menyayangkan jika risetnya tersebut hanya sekedar menjadi dokumen pribadi. Sehingga, ia pun membukukan hasil risetnya tersebut.

"Akhirnya, saya putuskan untuk menulis novel ini sebagai bagian dari upaya mengingat dan memahami sejarah bersama," terangnya.

Di dalam novelnya tersebut, ia mengangkat perjalanan tokoh-tokoh yang mencari jati diri mereka di tengah  konflik politik dan sosial yang terjadi di Timor Timur (sekarang Timor Leste) baik sebelum dan setelah referendum 1999.

Diketahui, judul Bumi Lorosae sendiri memiliki makna mendalam. Lorosae berarti matahari timur, yang mencerminkan harapan dan kebangkitan dan Bumi sebagai landasan atau tempat berpijak.

"Kenapa saya memilih Malang sebagai lokasi roadshow diskusi dan bedah buku, karena ini tempat dimana banyak teman-teman perjuangan Timor Timur dulu berkumpul. Bisa dibilang, sebagai titik awal pergerakan," ungkapnya.

Disamping itu, Wahyuni juga mengungkapkan harapannya untuk membuat sekuel dari novel Bumi Lorosae tersebut.

"Saya ingin membawa pembaca lebih jauh, tidak hanya ke Timor Leste, tetapi juga ke daerah lain yang memiliki sejarah kompleks. Dan kiranya, kita perlu memahami sejarah kita sendiri," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved