Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Blokade Jalan Sendirian, Tosan Tuntut Penutupan Tambang Ilegal di Lumajang, Penambang Pasir: Ngawur

Warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bernama Tosan itu melakukan aksi blokade jalan lintas selatan (JLS).

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA
POLEMIK TAMBANG ILEGAL - Aksi bakar ban oleh Tosan, warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, di jalan lintas selatan pada Rabu (26/2/2025). Ia menuntut APH tutup tambang pasir ilegal. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang warga tuntut penutupan tambang ilegal dengan memblokade jalan sendirian.

Warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bernama Tosan itu melakukan aksi blokade jalan lintas selatan (JLS) pada Rabu (26/2/2025).

Ia membakar ban di tengah jalan hingga membuat kemacetan.

Ratusan kendaraan, terutama truk pengangkut pasir hasil tambang, terpaksa berhenti dan tidak dapat melintas.

Kemacetan di JLS pun tidak terhindarkan, mencapai panjang 3 kilometer dan berlangsung lebih dari satu jam.

Tindakan Tosan bertujuan untuk menuntut aparat penegak hukum (APH) agar memberantas praktik pertambangan ilegal yang marak di daerah tersebut.

Melansir dari Kompas.com, keributan sempat terjadi ketika salah seorang penambang pasir berusaha melintas dengan menyingkirkan ban yang terbakar.

Tosan mengadang upaya tersebut, yang berujung pada aksi adu mulut.

Beruntung, polisi yang berada di lokasi segera melerai keributan tersebut sehingga tidak berlanjut menjadi baku hantam.

Ridwan, salah satu penambang pasir, menilai aksi Tosan merugikan banyak orang yang bergantung pada hasil pertambangan pasir.

"Aksinya ngawur, gak izin polisi, ini bikin kendaraan terhambat. Katanya nuntut semua tambang yang gak berizin ditutup termasuk yang tradisional. Lah, kami disuruh gak kerja, yang kasih makan keluarga siapa?" ujarnya.

Baca juga: Pengakuan Andri Pendemo Tambang Ilegal Bohong Soal Tak Makan 18 Hari: Tidak Pernah Kelaparan

Di sisi lain, Tosan mengaku sengaja melakukan aksi di JLS karena merasa aparat abai dan terkesan membiarkan praktik pertambangan ilegal.

Ia menyebutkan bahwa ini bukan kali pertama dirinya melakukan aksi serupa. Sebelumnya ia pernah berunjuk rasa di depan Polres Lumajang, Polda Jawa Timur, dan Gedung DPRD Lumajang.

Namun, ia merasa tuntutannya tidak pernah digubris APH.

"Tuntutan saya mengenai tambang ilegal, ini yang kesekian kali. Sebelumnya aksi sendirian juga di Polres, Polda, dan dewan. Tapi tetap aja gak ada penanganan," ungkap Tosan.

Aksi blokade jalan ini akhirnya dibubarkan paksa oleh polisi, sementara para penambang pasir yang terganggu perjalanan mereka tampak jengah dengan situasi tersebut.

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Beli Air Minum Sopir Truk Rp1,8 Juta, Berkah karena Tak Ikut Demo Tambang Ilegal

Sementara itu, sebelumnya seorang sopir truk curhat ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi imbas tambang ilegal di Subang ditutup.

Seperti diketahui, aksi Dedi Mulyadi menutup tambang ilegal sempat menuai kontra.

Hal itu terlihat dari momen sejumlah orang menggelar aksi unjuk rasa memprotes keputusan Dedi Mulyadi menutup tambang ilegal.

Terkait dengan demo yang ditujukkan untuknya, Dedi Mulyadi sempat menyebut pengunjuk rasa tersebut diduga bukanlah sopir truk yang asli, melainkan ormas.

Karenanya, Kang Dedi pun baru-baru ini membuktikan ucapannya dengan berbincang langsung dengan sopir truk yang ditemuinya.

Dalam vlog terbarunya, Kang Dedi pun merekam pertemuannya dengan seorang sopir truk di kawasan Subang.

"Kamu ikut demo gak kemarin?," tanya Dedi Mulyadi, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (28/1/2025).

"Oh enggak Pak," kata sang sopir.

"Saya kira ikut demo," timpal Kang Dedi.

Berbincang soal demo soal tambang ilegal ditutup, Dedi Mulyadi pun melayangkan pernyataan.

Bahwa ia tidak pernah berniat buruk saat menutup tambang ilegal.

Diungkap sopir truk juga, pengunjuk rasa penutupan tambang ilegal tersebut diduga bukanlah sopir asli melainkan ormas.

"Katanya kemarin ada demo sopir," ujar Kang Dedi.

"Alhamdulillah kalau saya di rumah Pak," akui sopir truk.

"Entah sopir entah ormas," pungkas Kang Dedi.

"Iya tercampur kelirunya mah karena itu ga berangkat ah, (takut) tercampur ormas," imbuh sopir truk.

"Ada yang bilang Dedi Mulyadi penjahat katanya. Saya perasaan selama ini baik sama sopir. Kalau di jalan tol ada kempes ban selalu ditolongi, mobil terguling dibantuin," kata Kang Dedi.

"Saya mah menutup tambang, menutup usaha manusia yang serakah, bayar pajak enggak mau, menjual pasir sama dengan yang berizin, bener gak," ujar sopir truk.

Alih-alih ikut demo, sang sopir memilih untuk beristirahat di rumah setelah tambang ilegal ditutup.

Baca juga: Polisi Bisnis Tambang Ilegal di Tuban Divonis Lebih Ringan, Alasannya Jadi Tulang Punggung Keluarga

Menurut sang sopir, ia pasrah akan keputusan Kang Dedi tersebut meski terpaksa menganggur selama 4 hari.

"Kan ada demo kemarin, akang stuck (tidak bekerja) berapa hari?," tanya Kang Dedi.

"Saya di rumah saya empat hari pak, enggak bisa (narik)," ujar sopir truk.

"Akang dicerai sama istri?," tanya Kang Dedi lagi.

"Alhamdulillah enggak Pak, terima aja. Makan, cuma bekal enggak ada. Dinikmati aja sama saya mah, yang penting jalurnya benar aja gitu," kata sopir truk.

Mendengar sang sopir truk ikhlas dengan nasibnya usai penutupan tambang ilegal, Kang Dedi tersenyum.

Kang Dedi lantas memberikan kejutan untuk sang sopir truk.

Yakni Kang Dedi membeli air mineral botolan yang dibawa sang sopir truk.

Baca juga: Tambang Ilegal di Benjeng Digrebek Satreskrim Polres Gresik, Empat Orang Diamankan, Siapa Saja?

Kang Dedi lantas memberikan bayaran dari air mineral tersebut dengan nominal fantastis yakni Rpb1,8 juta.

Alasan Kang Dedi memberikan uang jutaan kepada sopir truk tersebut lantaran kesabaran sang sopir.

"Gaji saya sebulan juga ketutup ini Pak, alhamdulillah," kata sopir truk.

Diberi balasan tak disangka setelah menceritakan nasibnya seusai tambang ilegal ditutup, sang sopir truk tak henti berucap syukur.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved