Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Fidya Kerap Dibawa ke Dukun Sebelum Bertanding Taekwondo, Ayah: Ortu Ingin yang Terbaik

Fidya Kamalinda menyebut penganiayaan tersebut terjadi karena ambisi ayahnya, agar sang putri bisa menghasilkan uang sebagai atlet taekwondo.

YouTube TV One
AYAH ATLET TAEKWODO BERI PENJELASAN - Kolase foto Fidya dan ayahnya. Hindarto memberikan tanggapan terkait pengakuan Fidya Kamalinda soal menjadi korban penganiayaan dan kerap dibawa ke dukun saat hadir sebagai narasumber di TV One, pada Jumat (14/3/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini pengakuan Fidya Kamalinda, kerap dibawa ke dukun sebelum tanding.

Kisah Fidya Kamalinda atlet taekwondo viral di media sosial.

Atlet taekwondo asal Kota Bandung bernama Fidya Kamalinda yang kabur dari rumah sejak 2015, bercerita perlakuan tak menyenangkan orangtuanya, Hindarto (59) dan Khodijah (50).

Fidya Kamalinda dengan mata berkaca-kaca mengaku sedari kecil dirinya menjadi korban penganiayaan ayahnya.

Fidya Kamalinda menyebut penganiayaan tersebut terjadi karena ambisi ayahnya, agar sang putri bisa menghasilkan uang sebagai atlet taekwondo.

Tak cuma itu Fidya Kamalinda juga mengaku kerap dibawa ke dukun setiap ingin bertanding.

Baca juga: Ibu Atlet Fidya Anggap Anaknya Belum Dewasa karena Tak Paham Sayur, Ayah Merasa Difitnah: Kami Atlet

Jika Fidya Kamalinda kalah dalam pertandingan taekwondo, bukannya ditenangi atau diberikan semangat, sang ayah malah akan menganiayanya.

"Orangtua saya ini suka sekali datang ke dukun. Setiap kali saya ingin bertarung dibawa ke dukun, dijampe-jampe, meminta air doa, mandi bunga, dan itu dilakukan setiap kali saya ingin berkompetisi," ujar Fidya Kamalinda.

"Terkadang saya merasa bingung. Kenapa harus seperti ini," tambahnya.

Hadir sebagai narasumber di TV One pada Jumat (14/3/2025), Hindarto memberikan tanggapan terkait pengakuan Fidya Kamalinda  soal penganiayaan dan membawa anaknya ke dukun.

Hindarto tak membantah pernyataan Fidya Kamalinda soal menjadi korban kekerasan.

"Saya enggak bisa kasih jawaban sekarang kecuali di tempat tertentu," ucap Hindarto.

"Kami mempunyai bukti berupa tertulis, bahkan di atas materai," imbuhnya.

Akan tetapi secara tersirat, Hindarto mengatakan dirinya melakukan kekerasan dan menganggap hal tersebut sebagai bentuk dari cara mendidik anak.

"Kita sebagai orangtua mana mungkin enggak sayang anak, dari pengakuannya kan dari usia 5 tahun, saat itu kita baru punya anak satu, ya itu lagi sayang-sayangnya, bahkan mamanya sampai iri ya," kata Hindarto.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved