Aksi Demo Pengusaha dan Sopir Truk di Banyuwangi, Tolak Aturan Batasi Kendaraan 16 Hari Saat Lebaran
Para pengusaha dan sopir truk logistik menggelar aksi demo di pintu masuk Pelabuhan Tanjungwangi, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (20/3/2025).
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin
TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Para pengusaha dan sopir truk logistik menggelar aksi demo di pintu masuk Pelabuhan Tanjungwangi, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (20/3/2025).
Mereka menuntut pembatalan pembatasan angkutan truk besar selama 16 hari yang ditetapkan oleh pemerintah.
Aturan pembatasan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (KSB) antara Dirjen Perhubungan Darat, Kakorlantas, dan Dirjen Bina Marga yang mengatur tentang pengaturan lalu lintas serta penyebrangan selama masa arus mudik dan balik 2025.
SKB itu mengatur kendaraan angkutan barang untuk berhenti beroperasi mulai 24 Maret hingga 8 April 2025, alias selama 16 hari.
"Kebijakan ini sungguh telah merenggut hak kami. Saya juga ingin sopir-sopir saya mendapat THR (tunjangan hari raya). Kalau dibatasi 16 hari tidak beroperasi, dari mana kami mendapat uang untuk sopir-sopir kami," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banyuwangi Slamet Barokah.
Baca juga: Cuaca Jatim Selasa, 18 Maret 2025: Banyuwangi Hujan Petir di Malam Hari, Surabaya akan Hujan Ringan
Pihaknya ingin, SKB tersebut diubah agar truk-truk angkutan barang tak terlalu lama menganggur. Setidaknya, ia ingin hari pembatasan disamakan dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya.
"Jangan terlalu lama. Delapan hari itu sudah paling lama, mulai H-4 sampai H+4," tutur Slamet.
Hal serupa disampaikan Farid Hidayat, Ketua Asosiasi Sopir Logistik Indonesia Bersatu (ASLI) Banyuwangi Farid Hidayat. Asosiasi itu, kata dia, ikut turun ke jalan menggelar demo sebagai solidaritas bagi para sopir angkutan barang.
"Kami sebagai sopir juga terdampak apabila pembatasan berlangsung sampai 16 hari," sambung dia.
Baca juga: Memancing di Pinggir Tebing, Warga Banyuwangi Tersapu Ombak dan Tergulung ke Tengah Laut
Ia mengatakan, para sopir truk angkutan juga memiliki kesadaran agar tak bersinggungan dengan para pemudik. Apalagi, lanjut dia, infrastruktur di Pulau Jawa juga telah beragam. Ada jalur tol dan nontol yang membuat pengemudi memiliki banyak pilihan.
"Kami para sopir di jam-jam tertentu juga pasti minggir, menyesuaikan. Kami meminta agar keputusan pembatasan itu dicabut karena merugikan sopir," sambung dia.
pembatasan angkutan truk besar
sopir truk logistik
aksi demo
Pelabuhan Tanjungwangi
Banyuwangi
TribunJatim.com
Fakta Tragedi Berdarah di Pacitan, usai Habisi Keluarga Mantan Istri, Pelaku Kabur ke Hutan |
![]() |
---|
Karyawati Toko Santai Ambil Uang dari Laci Kasir hingga Rp 480 Juta, Pemilik Tahu setelah 3 Tahun |
![]() |
---|
Liburan Seru di Grand Whiz Trawas Mojokerto, Anak-anak Belajar sambil Bermain, Orang Tua Bisa Santai |
![]() |
---|
Jenazah Korban Longsor Freeport Dimakamkan di Ponorogo, Keluarga Beber Pertemuan Terakhir: Tanda |
![]() |
---|
Pekerjaan Baru Wahyudin Setelah Dipecat PDIP, Gaji Rp 100 Juta Amblas Kini Cuma Rp 200 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.