Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Solikha, ART Curi Emas 10 Kg Milik Majikan di Lumajang, Bayar Dukun Santet Tapi Tak Mempan

Akhir nasib Solikha, ART Lumajang curi emas Rp16 Miliar milik majikan. Sempat sewa dukun santet tapi gagal malah memperburuk keadaan.

Editor: Hefty Suud
KOLASE KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA - TribunJatim.com/Erwin Wicaksono
MALING EMAS MAJIKAN - Rilis kasus asisten rumah tangga (ART) bernama Solikha (47), warga Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Solikha beraksi bersama tukang kebun dari rumah majikannya, yakni Khoirul Anam (37), dan satu lagi tetangganya, Sukarno Djayadiatma (53). 

Pencurian yang dilakukan oleh Solikha dan kawan-kawan juga tidak terlepas dari faktor psikologis.

Rasa cemas dan ketakutan akan terungkapnya kejahatan mereka, ditambah dengan ketidakpuasan terhadap hasil pencurian pertama, mendorong mereka untuk melanjutkan aksinya. 

Rasa takut ini akhirnya memunculkan ide untuk meminta bantuan kepada Sukarno untuk mencari seorang dukun santet yang bisa menghilangkan nyawa majikan secara ghaib.

Hal ini menunjukkan betapa dalamnya rasa terdesak dan kekhawatiran mereka akan masa depan setelah pencurian ini terjadi. 

Solikha yang awalnya mungkin merasa bisa mengendalikan situasi, akhirnya terjerat lebih jauh dalam keputusasaannya untuk menutupi kejahatan mereka.

Namun, yang lebih ironis adalah kenyataan bahwa dukun santet yang mereka percayakan untuk "menyelesaikan masalah" tersebut justru gagal.

Upaya mereka untuk mencari jalan keluar melalui jalur mistis bukan hanya tidak berhasil, tetapi malah menambah beban mereka.

Solikha, yang semakin terperangkap dalam rasa takut dan kebutuhan untuk membayar dukun, terus mencuri lebih banyak emas, yang pada akhirnya berujung pada penangkapan mereka.

Kasus ini juga memberikan gambaran yang cukup suram tentang potensi penyalahgunaan kepercayaan dalam hubungan majikan dan ART.

Baca juga: Maling Ponsel di Kosan Ketintang Surabaya Diikat Warga, Ternyata Buronan Curanmor Banyak TKP

ART GONDOL EMAS,- Sindikat pencuri emas saat dipaparkan dalam rilis di Polres Lumajang. Para tersangka memperdayai majikannya dengan ilmu hitam untuk mendapat barang miliaran rupiah guna memperkaya diri.
ART GONDOL EMAS,- Sindikat pencuri emas saat dipaparkan dalam rilis di Polres Lumajang. Para tersangka memperdayai majikannya dengan ilmu hitam untuk mendapat barang miliaran rupiah guna memperkaya diri. (TribunJatim.com/Erwin Wicaksono)

Solikha, yang memiliki akses langsung ke properti majikannya, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggerogoti harta majikannya dalam diam.

Kepercayaan yang diberikan oleh majikan ternyata menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh pelaku.

Selain itu, keterlibatan beberapa orang dalam kejahatan ini menunjukkan betapa mudahnya kejahatan dapat berkembang jika ada banyak pihak yang terlibat dan jika komunikasi antara pelaku berjalan dengan lancar.

Para pelaku saling berbagi informasi dan keuntungan dari hasil pencurian, yang semakin mempersulit penegakan hukum di awal. 

Meskipun ada pihak yang tampaknya "tidak terkait langsung" dengan pencurian, seperti Sukarno yang mencarikan dukun santet, mereka ternyata turut berperan dalam memperburuk keadaan.

Sukarno meminta bayaran cukup mahal kepada Solikha untuk mencarikan dukun santet itu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved