Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Longsor di Jalur Cangar Mojokerto

Terkuak Dugaan Penyebab Longsor Jalur Cangar Mojokerto yang Tewaskan 10 Orang, BPBD Beri Penjelasan

Terkuak dugaan penyebab longsor di Jalur Cangar Mojokerto yang menewaskan 10 orang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beri penjelasan.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Mohammad Romadoni
PEMBERSIHAN - Petugas gabungan melakukan pembersihan material longsor yang menutup jalur Cangar Kota Batu-Pacet Mojokerto, Senin (7/4/2025). Sebelumnya, Tim SAR mengevakuasi 10 korban tewas dari dua mobil yang terkubur longsor. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Bencana tanah longsor di jalur Cangar Kota Batu-Pacet Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (3/4/2025) menjadi insiden kelam, yang menewaskan 10 korban jiwa.

Lalu apa sebenarnya penyebab tebing setinggi 50 meter itu longsor?

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yoie Afrida Soesetyo Djati mengatakan, penyebab tebing longsor diduga akibat tingkat kejenuhan air dalam tanah yang sangat tinggi, sehingga terjadi bencana longsor menerjang dua mobil yang dikendarai korban.

Itu sesuai hasil analisa Mikrotremor HVSR longsor Cangar, yang telah dilakukan pengukuran sebanyak 4 titik di sekitar mahkota longsor.

"Dari hasil itu (analisa Mikrotremor), sumber utama permasalahan longsor itu akibat kejenuhan tanah karena aliran sungai yang di atas," kata Yoie Afrida, Senin (7/4/2025).

Menurut dia, pembersihan material longsor dapat dilakukan oleh Pemprov Jatim bersama petugas gabungan di lokasi longsor, dengan menerapkan safety yang ketat untuk keselamatan petugas sesuai hasil rakor dan berpedoman analisa Mikrotremor HVSR.

Sedangan, hasil analisa Mikrotremor HVSR longsor Cangar ini ke depannya dapat menjadi atensi untuk tindak lanjut.

"Pembersihan material longsor hari ini adalah dari hasil rakor di Pemkab Mojokerto kemarin. Untuk analisis Mikrotremor HVSR ini, ke depannya perlu adanya penanganan lebih lanjut terkait dengan aliran sungai yang di atas," ungkap Yoie Afrida Soesetyo Djati.

Baca juga: Tangis Keluarga Pecah Saat 5 Jenazah Korban Longsor Jalur Cangar Mojokerto Tiba di Rumah Duka

Ia mengungkapkan, sebenarnya dari hasil analisa Mikrotremor HVSR, tebing di lokasi longsor merupakan kategori tanah keras dan sesuai dengan geologi batuan di area longsor, yakni breksi gunung api yang merupakan batuan keras tergantung dengan tingkat pelapukannya. 

Dengan nilai indeks kerentanan tanah yang rendah, tidak sesuai dengan bencana tanah longsor yang sudah terjadi. 

Nilai frekuensi natural tanah yang tinggi (6.86-13.04) yang masuk dalam kategori tanah cukup keras. 

Namun, tingkat kejenuhan air dalam tanah juga bisa mempengaruhi percepatan pelapukan batuan.

Terlebih, adanya sungai yang mengalir secara horizontal di sepanjang lereng bukit, diduga menjadi faktor utama meningkatnya tingkat jenuh air dalam tanah.

Sehingga dapat disimpulkan faktor utama dari tanah longsor yang terjadi, adalah tingkat kejenuhan air dalam tanah yang sangat tinggi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved