Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pria Syok Lihat Makam Leluhurnya Telah Rata Jadi Kebun Tebu, Ziarah Batal Kebingungan Cari Kuburan

Makam keluarganya dan kuburan yang lain ternyata sudah berubah menjadi ladang tebu.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
WEIBO via WORLD OF BUZZ
MAKAM JADI LADANG - Tangkapan layar dari video Weibo yang memperlihatkan pria di Guangxi, China, kaget melihat makam leluhurnya diubah menjadi ladang tebu. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria syok saat hendak berziarah.

Pasalnya makam leluhurnya mendadak hilang.

Kejadian ini pun viral di China.

Baca juga: Pemkab Droping 20 Truk Grosok ke Jalan Rusak yang Ditanami Pohong Pisang, Warga Minta Kejelasan

Lokasi yang sebelumnya tempat pemakaman tersebut lenyap sudah rata dengan tanah.

Makam keluarganya dan kuburan yang lain ternyata sudah berubah menjadi ladang tebu.

Kejadian ini menimpa pria di Guangxi, China, untuk memberikan penghormatan dalam festival Ching Ming. 

Pria tersebut, yang disebut hanya bernama Bapak Soo, melihat ada buldoser dengan beberapa petani di tempat kejadian.

Terkejut dan bingung, Soo mendekati salah satu pria untuk mendapatkan jawaban.

Seorang petani berkata, "Pejabat desa menyewakan tanah ini ke kami, jadi kami mengubahnya jadi perkebunan tebu," dikutip dari World of Buzz pada Senin (7/4/2025).

Ternyata, pejabat desa sebelumnya menyediakan tanah tersebut bagi Tuan Soo dan keluarganya untuk dijadikan permakaman.

Namun tanpa sepengetahuan Soo, pejabat desa menyewakan tanah tersebut untuk perkebunan tebu. 

Pejabat desa bahkan menyewa orang untuk meratakan tanah tersebut.

Namun tanpa memberitahu keluarga Soo bahwa makam leluhur mereka akan dipindahkan. 

Dengan kondisi tanah yang sudah berubah, tidak ada cara untuk mengidentifikasi lokasi kuburan yang hilang.

Tangkapan layar dari video Weibo yang memperlihatkan pria di Guangxi, China, kaget melihat makam leluhurnya diubah menjadi ladang tebu.
Tangkapan layar dari video Weibo yang memperlihatkan pria di Guangxi, China, kaget melihat makam leluhurnya diubah menjadi ladang tebu. (WEIBO via WORLD OF BUZZ)

Melansir Kompas.com, awalnya keluarga Soo memiliki empat makam di area pemakaman tersebut.

Meski kuburannya ditemukan kembali, akan sangat sulit mengetahui makam siapa itu. 

Soo sudah mencoba bernegosiasi dengan pihak kader desa.

Jika kesepakatan tidak tercapai, ia mengancam akan membawa masalah ini ke jalur hukum. 

Insiden ini kemudian viral setelah dibagikan dalam video yang beredar luas di platform Weibo.

Netizen memberikan beragam komentarnya atas kejadian ini.

Baca juga: Stan di Mal Surabaya Diduga Jualan Es Krim Beralkohol Disegel Satpol PP, Terkuak Gegara Influencer

Meski telah tenggelam, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tambakrejo, Semarang Utara, Kota Semarang, tetap ramai dengan peziarah.

Ya, makam yang tenggelam tersebut tak menyurutkan para peziarah untuk mengunjunginya setiap hari Lebaran.

Setiap kali berziarah, mereka merapal doa dan menabur bunga di atas air laut.

Mereka mendatangi makam tenggelam tersebut dengan menggunakan perahu.

Ada pula peziarah yang hanya berada di pinggir laut yang tak jauh dari lokasi bekas makam.

"Kami setiap Lebaran pasti ke pinggir laut dekat TPU Tambakrejo yang sudah tenggelam," kata peziarah, Yudi, ke Tribun Jateng, Selasa (1/4/2025).

"Di situ ada makam almarhum bapak," imbuhnya.

Yudi dan keluarganya setiap berziarah selalu duduk berjajar rapi di pinggir laut.

Mereka menghadap ke arah makam yang berada sisi barat Tambakrejo.

Mereka berdoa bersama, selepas itu menabur bunga.

"Meski tidak berdoa di depan makam langsung, kami yakin bahwa doanya akan tetap sampai," tutur Yudi.

Kendati kuburan ayahnya sudah ditelan lautan, Yudi dan keluarganya terus mempertahankan budaya ziarah kubur.

Alasan Yudi karena sebagai obat penawar rindu.

"Ya sebagai tombo (obat) kangen," bebernya.

Dani Rujito bersama keluarganya berziarah ke makam ayah dan kakeknya yang sudah berubah menjadi air laut di pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, Rabu (10/4/2024).
Dani Rujito bersama keluarganya berziarah ke makam ayah dan kakeknya yang sudah berubah menjadi air laut di pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, Rabu (10/4/2024). (TRIBUN JATENG/Dok pribadi Dani)

Selain itu, dia juga ingin menanamkan ingatan kepada anak-anaknya bahwa tempat ini adalah makam kakeknya.

"Menjaga ingatan supaya jangan sampai lupa ke anak cucu bahwa di tempat itu ada makam bapak," paparnya.

Yudi mengungkapkan, makam ayahnya telah hilang sekitar tahun 2010.

Penyebab makam ayahnya tenggelam karena air laut yang naik begitu cepat.

Di sisi lain, tidak ada upaya lebih serius dari pemerintah untuk menahan dampak naiknya air laut.

"Dulu sempat ada tanggul, tapi ditabrak kapal tongkat batu bara, sehingga memperparah kondisi makam yang akhirnya tenggelam," paparnya.

Dia sendiri dari awal sudah berupaya memindahkan makam orang tuanya tersebut.

Sebab, ada beberapa tetangganya yang berhasil memindahkan makam ke TPU Bergota.

Namun ketika hendak memindahkan, ternyata kondisi tanah di TPU tersebut sudah tidak memungkinkan.

"Ketika tanahnya digali sekitar 50 sentimeter sudah ada air sehingga jasadnya susah untuk diambil."

"Kami akhirnya mengikhlaskan karena sudah kehendak Allah," sambungnya.

Baca juga: Bunuh Tante Pengasuh Pakai Tangan Kosong, Kekesalan Eki Memuncak saat Cuci Piring: Harus Dimusnahkan

Peziarah lainnya, Dani Rujito mengatakan, setiap Lebaran selalu berziarah ke makam tenggelam Tambakrejo bersama belasan orang kerabatnya dengan menaiki dua perahu.

"Iya kemarin sudah ziarah, tak hanya saya, tapi ratusan warga lainnya juga ziarah," jelas Dani.

Setiba di bekas TPU, Dani hanya memperkirakan saja lokasi bekas kuburan kakek dan ayahnya.

Dia lalu mematikan mesin perahu lalu bersama dengan para kerabatnya melantunkan doa.

"Doanya tetap sampai meskipun kuburannya sudah hilang," katanya.

Dani mengaku, merawat tradisi ziarah ke makam ayah dan kakeknya karena sebagai upayanya untuk terus menjaga ikatan batin.

Tak sekedar untuk dirinya melainkan pula ke anak-anak dan para cucunya.

"Wajib ziarah kubur. Agar ikatan batin terjaga," ungkapnya.

Peziarah saat berdoa di pesisir Semarang menghadap ke arah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tambakrejo, Tanjungmas, Kota Semarang, yang kini sudah direndam lautan, Jumat (1/4/2022).
Peziarah saat berdoa di pesisir Semarang menghadap ke arah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tambakrejo, Tanjungmas, Kota Semarang, yang kini sudah direndam lautan, Jumat (1/4/2022). (Tribun Jateng/Iwan Arifianto)

Dia mengenang, pemakaman Tambakrejo tak ubahnya seperti pemakaman lainnya.

Luasan makam kala itu sekitar 200 meter x 10 meter yang sudah diisi oleh ratusan makam.

Kondisi yang membedakan di pemakaman lain hanya pada pohonnya.

Biasanya di makam umum jamak ditemukan pohon kamboja, sementara di Tambakrejo berupa pohon cemara.

"Makam tersebut dahulu untuk mengubur para warga meninggal dunia dari tiga wilayah meliputi Tambarejo, Tambaklorok, dan Tambakmulyo," katanya.

Area pemakaman tersebut sudah hilang tenggelam sejak tahun 2015.

Sebelum tahun itu, sesekali makam masih sempat muncul ketika air laut surut.

Warga sebenarnya juga memiliki kesempatan untuk memindahkan makam keluarganya.

Namun Dani memilih untuk tidak memindahkannya.

"Kata kiai cukup didoakan, jangan dipaksakan makam dipindah, paling penting doanya," ujarnya.

Akan tetapi, ada pula warga yang berprinsip sebaliknya.

Menurut Dani, ada belasan makam telah dipindah oleh keluarganya.

Belasan jenazah dipindah ke tempat pemakaman daerah Kelurahan Kudu, Kecaman Genuk, Kota Semarang.

"Karena area pemakaman sudah tenggelam, warga sini yang meninggal dunia akan dialihkan ke pemakaman terdekat seperti makam wilayah Kelurahan Tenggang, Terboyo, dan Genuk," bebernya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved