Ponpes Ploso Selalu Sowan ke Durenan Trenggalek Tiap Lebaran Ketupat, Pengasuh Jelaskan Silsilahnya
Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, KH Nurul Huda Djazuli selalu menyempatkan diri untuk silaturahmi ke Pondok Pesantren Babul Ulum
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, KH Nurul Huda Djazuli selalu menyempatkan diri untuk silaturahmi ke Ponpes Babul Ulum, di Desa Durenan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek saat momen Lebaran Ketupat.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum, Muhammad Al Haidar, tradisi tersebut tidak pernah dilewatkan setiap tahunnya.
Salah satu alasannya karena ikatan saudara antara kedua pengasuh pondok pesantren.
"Kalau keluarga Al Falah memang rutinan pasti kesini karena Bu Nyai Rodliyah Djazuli lahirnya di sebelah ndalem (rumah pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum)," kata Gus Haidar sapaan akrab Muhammad Al Haidar, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: Ditemani Arumi Bachsin, Wagub Jatim Emil Sowan ke Kiai Trenggalek Saat Lebaran Ketupat
Nyai Rodliyah Djazuli merupakan ibu dari KH Nurul Huda Djazuli. Nyai Rodliyah atau Nyai Roro Marsinah merupakan putri dari KH Mahyin bin KH Mesir Durenan Trenggalek bin Kiai Yahudo yang merupakan pendiri Ponpes Babul Ulum Durenan.
"Jadi masih ada ikatan keluarga antara Ploso dengan Durenan," ucapnya.
Lebih lanjut, esensi dari tradisi kupatan sendiri memang halal bihalal antar masyarakat maupun dengan kiai dan ulama.
Sedangkan di Kecamatan Durenan, halal bihalal difokuskan pada lebaran ketupat karena pada hari H Idul Fitri, halal bihalal dikhususkan untuk keluarga terdekat.
"Kakek-kakek kami dulu mengajarkan setidaknya setelah puasa ramadan lalu hari Raya idul Fitri, besoknya puasa Sunnah Syawal. Jadi masyarakat dulu itu mau sowan tidak berani karena tuan rumah puasa," jelasnya.
Baca juga: Ultah Ke-35, Bupati Trenggalek Mas Ipin Resolusi Perkuat Ekonomi Daerah dari Ancaman Krisis Global
Lebih lanjut, Haidar sendiri tidak mempermasalahkan jika di Kecamatan Durenan sendiri pada tahun ini tidak diselenggarakan arak-arakan atau pawai gunungan ketupat.
Menurutnya pawai gunungan ketupat hanyalah hiasan agar lebaran ketupat lebih meriah sedangkan inti lebaran ketupat adalah silaturahmi.
"Tahun ini (arak-arakan) ditiadakan memang murni (keinginan) masyarakat sendiri karena belum ada kesempatan untuk menjalankan, tapi tradisi arakan ketupat itu baru 10 tahunan sedangkan tradisi silaturahmi, open house tetap berlangsung," pungkasnya.
Ponpes Al Falah Ploso
Ponpes Babul Ulum
Desa Durenan
Lebaran Ketupat
Muhammad Al Haidar
Trenggalek
TribunJatim.com
MOX 2025, Ribuan Mahasiswa Baru UMSurabaya Gaungkan Kebebasan Lewat Layang-layang |
![]() |
---|
Kekuatan Koreo Penyihir Kejam Stemba Mania Guncang Tribun DBL Surabaya |
![]() |
---|
10 Prompt Foto Arabian Look Nuansa Gurun Pasir Timur Tengah yang Viral di TikTok |
![]() |
---|
Koreo Mitologi Jepang Raijin dan Fujin Dibentangkan Siji Mania di DBL Surabaya |
![]() |
---|
Pemkab Trenggalek Genjot Literasi Masyarakat, Bebaskan Retribusi untuk Toko Buku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.