Semarak Masyarakat Kota Batu dalam Grebeg Ketupat Syawal 1446 H, Berebut Sayur dan Buah
Ribuan masyarakat Kota Batu tumpah ruah di Alun-alun Kota Batu untuk menyaksikan Grebeg Ketupat Syawal 1446 Hijriah, Jumat (11/4/2025).
Penulis: Dya Ayu | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Ribuan masyarakat Kota Batu tumpah ruah di Alun-alun Kota Batu untuk menyaksikan Grebeg Ketupat Syawal 1446 H, Jumat (11/4/2025).
Selain menyaksikan Pawai Ketupat Tumpeng Agung, yang paling dinantikan masyarakat saat momen berebut ketupat yang sebelumnya diarak dari Rumah Dinas Wali Kota Batu hingga Alun-Alun Kota Batu.
Tidak hanya tumpeng ketupat, masyarakat juga diperbolehkan mengambil hasil bumi seperti sayur mayur dan buah yang juga dihias menjadi tumpeng.
Wali Kota Batu, Nurochman mengatakan tujuan utama kegiatan ini ialah untuk melestarikan budaya kupatan di Kota Batu dan sekaligus untuk menarik wisatawan karena event ini juga merupakan agenda tahunan usai Lebaran.
Baca juga: Wisatawan Mulai Tinggalkan Kota Batu di Penghujung Libur Lebaran 2025, Arus Lalu Lintas Ramai Lancar
“Ini adalah merupakan tradisi dari kita seperti kita ketahui kalau di Kota Batu ini setelah Hari Raya Idul Fitri maka ada yang namanya Riyoyo kupat. Ini merupakan ungkapan rasa syukur kita dan doa-doa yang memang kita panjatkan,” kata Nurochman, Jumat (11/4/2025).
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu Onny Ardianto mengatakan dalam Grebeg Ketupat Syawal 1446 Hijriah tahun ini diikuti sekitar 300 kelompok seni, yang mengiringi tumpeng ketupat dengan menampilkan potensi budaya lokal di Kota Batu.
Di antaranya Sanggabraja, Dung Hakaryo Guno, Pembawa cempluk dan sapu lidi, Mbok Ireng dan Sodo Lanang, Atraksi Terbang Jidor, Pasukan Bergodo Ke Kancingan Dungo, Aksi budaya Jaran Pecut dan Janur, serta Kereta perkusi Blenggur Kompeni.
“Ini sebagai momentum melestarikan budaya lokal sekaligus semangat kebersamaan gotong royong dan rasa syukur kita. Grebeg Ketupat ini merupakan tradisi kultural yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat. Acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga simbol rasa syukur, persaudaraan, dan pelestarian warisan budaya,” jelas Onny Ardianto.
Baca juga: Okupansi Hotel Di Kota Batu Menurun Tak Sampai di Angka 80 Persen saat Libur Lebaran
Masyarakat asal Temas Kota Batu, Anik Puspita mengaku setiap tahunnya selalu datang dan ikut dalam event tersebut karena keseruan berebut ketupat dan sayur mayur.
“Ini tahun kedua saya ikut. Sengaja ngajak keluarga biar dapatnya banyak. Lumayan bisa untuk makan apalagi ini bagian dari tradisi jadi lebih semarak bersama masyarakat yang lain,” ujar Anik.
Grebeg Ketupat Syawal 1446 H
budaya kupatan
Pawai Ketupat Tumpeng Agung
Wali Kota Batu
Nurochman
Kota Batu
TribunJatim.com
Gagal Nikah karena Dinyatakan Hamil oleh Puskesmas, Wanita Gugat Pemkab Rp 1 Miliar Lebih |
![]() |
---|
Perintah Eri Cahyadi setelah Lampu Hias Kota Lama Surabaya Dicuri hingga Sisa Penyangga: Ayo Tangkap |
![]() |
---|
Wabup Garut Putri Karlina Debat dengan Warga, Saling Balas Tunjuk Bahas Bantuan Rp 2 Juta Per-KK |
![]() |
---|
VIRAL TERPOPULER: Kandungan Gizi Kentang Rebus dan Pangsit MBG Depok - Dampak Bensin Campur Etanol |
![]() |
---|
Alasan Wanita ini Baru Laporkan Bripda LI, Sempat Jalani Hubungan Toxic Selama 8 Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.