Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

70 Mahasiswa Asing Berebut 20 Kuota Beasiswa Kuliah di Madura, UTM Prioritaskan 5 Warga Palestina

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) saat ini telah memiliki sebanyak 11 mahasiswa asing dari enam negara; Tajikistan, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Suda

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Ahmad Faisol
WISUDA XXXVIII UTM : Hingga saat ini telah terdata sebanyak 70 mahasiswa asing dari berbagai negara mendaftar kuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Dari total 126 pendaftar mahasiswa asing dari 20 negara di tahun lalu, hasil seleksi UTM menjaring sebanyak 11 mahasiswa asing dari enam negara; Tajikistan, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Sudan dan Ethiopia 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahmad Faisol

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALANUniversitas Trunojoyo Madura (UTM) saat ini telah memiliki sebanyak 11 mahasiswa asing dari enam negara; Tajikistan, Pakistan, Malaysia, Nigeria, Sudan dan Ethiopia.

Jumlah itu dipastikan akan bertambah, mengingat saat ini terdata sekitar 70 mahasiswa asing sudah mendaftar untuk menimba ilmu di kampus negeri yang berlokasi di Desa Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan itu.

Unggul, Tangguh, dan Mandiri, begitulah tagline yang kerap digelorakan Rektor UTM, Prof Dr Safi’, SH, MH dalam setiap kesempatan. Eksistensi UTM memang semakin melambung, bukan ke seluruh penjuru negeri, namun juga merambah ke berbagai negara Asia dan Eropa.

“Seleksi mahasiswa asing saat ini sedang berjalan, ada sekitar 70 mahasiswa berkewarganegaraan asing yang mendaftar ke UTM dan jumlah pendaftarnya insya Allah akan terus bertambah. Kalau kemarin kami siapkan 15 kuota,  saat ini kami tambah menjadi 20 beasiswa untuk mahasiswa asing,” ungkap Prof Safi’ kepada Tribun Madura, Senin (14/4/2025).

Dari total 20 kuota beasiswa yang disediakan, lanjutnya, lima kuota beasiswa di antaranya diprioritaskan bagi warga Gaza, Palestina yang menjadi korban agresi militer Israel. 

Kebijakan UTM itu selaras dengan semangat dan komitmen Presiden RI Prabowo Subianto untuk ikut andil dalam upaya melindungi warga Gaza.  

Baca juga: Tukin Belum Dibayarkan Sejak 2020, Dosen UTM di Bangkalan Gelar Aksi Demo: Hak Kami Jangan Dikebiri

“Nah semisal ada putra atau putri korban dari Gaza yang memenuhi syarat, artinya sudah lulus SMA, UTM memprioritaskan dan siap memberikan beasiswa sebanyak 5 beasiswa untuk mahasiswa dari Gaza Palestina. Tidak banyak memang, karena menyesuaikan dengan postur keuangan di UTM,” jelas Prof Safi’.

Tahun lalu, UTM mencatat total sebanyak 126 pendaftar mahasiswa asing yang berasal dari 20 negara. Namun setelah melalui proses seleksi sesuai kebutuhan kuota, terjaring sebanyak 11 mahasiswa asing dari enam negara.

11 mahasiswa asing itu adalah Osamah Salih Omer Alkhudar, kewarganegaraan Sudan, Prodi S-1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya. Joni Kumar Meghwar, warga Pakistan, Prodi S-1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik. Muhammad Farhan, warga Pakistan, Prodi S-1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik.

Mustafa Kamal bin Kiman, Malaysia, Prodi S-1 Sistem Informasi, Fakultas Teknik. Abubakar Kabir Musa, Nigeria, Prodi S-1 Sistem Informasi, Fakultas Teknik. Emad Ahmad, warga Pakistan, Prodi S-1 Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian.

Muhammad Israr, warga Pakistan, Prodi S-1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Pendidikan. Adam Muhammad Mansur, Nigeria, Prodi S-1 Pendidikan Informatiks, Fakultas Ilmu Pendidikan. Behrooz Khan, Pakistan, Prodi S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Halimov Nematullo, warga Tajikistan, Prodi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mohammad Ibrahim Mohammedseid, warga Ethiopia, Prodi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

“Prioritas untuk warga Gaza,/Palestina ini merupakan wujud dukungan terhadap sikap Pemerintah Indonesia yang memiliki perhatian khusus untuk melindungi warga gaza dari agresi militer Israel. Juga sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan akan masa depan pendidikan warga Gaza,” tegas Prof Safi’.

Untuk diketahui, Akreditasi Unggul telah dicapai UTM berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) bernomor 1819/SK/BAN-PT/AK/PT/IX/2024 tertanggal 24 September 2024.

Selain itu, 7 program studi (prodi) di UTM juga telah mendapatkan Akreditasi Unggul Internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). Tujuh prodi terakreditasi Unggul Internasional itu terdiri dari Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum, Prodi Manajemen, Akuntansi, Ilmu Pembangunan, Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris, dan Agribisnis.

“Alhamdulilah untuk mahasiswa dalam negeri, berasal dari 35 provinsi di Indonesia. Total kan ada 38 provinsi, nah 35 provinsi itu sudah ada perwakilan di UTM,” paparnya.

Kesempatan anak bangsa untuk kuliah di UTM semakin terbuka lebar. Selain melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) serta jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), UTM juga telah mengembangkan program-program jalur masuk, salah satunya program Jalur Mandiri  yang telah dikembangkan menjadi 6 jalur masuk. Di antaranya Jalur Reguler, Kerjasama, Golden Ticket, Afirmasi, dan Jalur Prestasi

“Termasuk jalur beasiswa di luar KIP kuliah. Sebenarnya ada 60 slot beasiswa, namun 20 di antaranya untuk warga asing. Sementara 40 beasiswa lainnya untuk mahasiswa dalam negeri. Beasiswa ini disiapkan UTM, tapi bagi mereka yang berprestasi,” ujar Prof Safi’. 

Ada tiga kategori prestasi yang bisa mendapatkan beasiswa dari UTM. Pertama Hafiz Quran, kedua mempunyai Qiroatul Kutub atau kemampuan membaca Kitab Kuning, dan ketiga memiliki prestasi kepemimpinan. 

“Biasanya yang pernah menjadi Ketua OSIS misalnya saat SMA, atau pengurus saat di pondok pesantren. Nah itu yang kami berikan beasiswa,” jelasnya.

Prof Safi’ menjelaskan, tahun ini Kementerian Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi RI telah merubah pola pembagian pagu beasiswa KIP Kuliah kepada seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, pagu beasiswa diberikan secara merata ke seluruh PTN. Namun saat ini, pembagiannya berdasarkan mahasiswa yang memenuhi kualifikasi sebagai penerima KIP Kuliah. Sehingga dimungkinkan mahasiswa di satu kampus semuanya mendapatkan KIP Kuliah, atau bisa jadi di kampus yang lain tidak ada satu mahasiswa pun yang menerima KIP kuliah karena tidak memenuhi kualifikasi penerima KIP Kuliah.

“Pada SNBP tahun lalu, UTM kebagian 624 pagu KIP Kuliah. Saat ini pula, rektor bukan lagi sebagai penentu urusan penerimaan KIP Kuliah. Melainkan langsung ditentukan Kementerian Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi, berdasarkan persyaratan yang sudah ditentukan,” pungkas Prof Safi’. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved