Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gubernur Khofifah Minta Guru Agama Tak Ambil Referensi dari Akun Media Sosial: Berbahaya

Khofifah mengajak semua guru agama untuk tidak mengambil sumber referensi bahan ajar dari akun di media sosial karena berbahaya: Harus dari Al Quran.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Benni Indo
GURU AGAMA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi ratusan pegawai berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang sedang mengikuti masa pendidikan di Gedung BPSDM Provinsi Jatim di Jalan Kawi, Kota Malang, Rabu (16/4/2025). Dalam kesempatan tersebut, Khofifah mengajak semua guru agama untuk tidak mengambil sumber referensi bahan ajar dari akun di media sosial. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengunjungi ratusan pegawai berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang sedang mengikuti masa pendidikan di Gedung BPSDM Provinsi Jatim di Jalan Kawi, Kota Malang, Rabu (16/4/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah mengajak semua guru agama untuk tidak mengambil sumber referensi bahan ajar dari akun di media sosial.

"Saya minta tolong pada guru agama, jadi jangan menjadikan referensi berbasis akun-akun. Berbahaya. Kalau bisa mencari referensi kitab. Kalau referensinya akun, terkontaminasi pemahaman dari yang punya akun. Tolong guru agama, pastikan referensinya dalam Al Quran. Referensinya hadis," ujar Khofifah, Rabu (16/4/2025). 

"Saya minta tolong jangan menggunakan referensi akun. Itu bahaya menurut saya. Akan terdistori. Tidak semua akun memiliki kedalaman keilmuan. Ini bisa menjadi bias," imbuhnya.

Dalam ruangan tersebut, ada 107 guru berstatus PPPK yang mengikuti pendidikan.

Khofifah mengingatkan, peradaban dunia harus disiapkan melalui anak-anak generasi penerus.

Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab penting membentuk karakter dan pola pikir anak. 

"Kalau anak-anak disiapkan memiliki peradaban saling menghormati dan gotong-royong, ya akan tumbuh baik. Kalau disemai saling membeci, ya negatif thinking (berpikir negatif). Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Yang kita bangun cinta, bukan benci," tegas Khofifah.

Pemprov Jawa Timur telah menandatangani kerja sama dengan Kemkomdigi RI dua tahun lalu.

Kerja sama tersebut berisi materi literasi digital. Kerja sama tersebut juga mengajarkan pentingnya mikro skill di bidang digital, misal pembelajaran berbasis digital ataupun pelayanan berbasis digital.

Baca juga: Berperan Bentuk Karakter Anak, Guru PAUD di Nganjuk Diminta Terus Berinovasi Beri Pengalaman Belajar

"Pengalaman luar biasa mendidik anak-anak. Hari ini kita berada dalam disrupsi banyak hal, termasuk digital. Kemudian mengkonversi tradisi anak-anak pada digital," tegas Khofifah.

Hal lain yang ditegaskan Khofifah adalah agar kepala sekolah menjaga integritas dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Hal ini dilakukan guna mewujudkan pelayanan produktif dan berdampak positif kepada masyarakat Jatim.

“Penerimaan murid baru harus dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, berkeadilan, dan tanpa diskriminasi, maka diperlukan pakta integritas bagi semua unsur yang terlibat dalam proses SPMB,” kata Khofifah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved