Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Keberadaan WNA Yaman di Tempat Wisata Bikin Warga Lokal Resah, Dedi Mulyadi Tak Mau Gegabah

Keluhan terhadap WNA Yaman ini utamanya berasal dari driver guide wisatawan Puncak Bogor.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/dedimulyadi71
WNA YAMAN MERESAHKAN - Warga lokal Puncak Bogor yang mencari nafkah dari objek wisata mengeluhkan keberadaan WNA Yaman. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tak mau gegabah. 

TRIBUNJATIM.COM - Keberadaan Warga Negara Asing (WNA) asal Yaman dikeluhkan penduduk lokal di Puncak Bogor.

Adapun keluhan terhadap WNA Yaman ini utamanya berasal dari driver guide wisatawan Puncak Bogor.

Warga lokal yang mencari nafkah dari objek wisata ini dibuat resah dengan WNA Yaman.

Baca juga: Berani Nasihati Gubernur Jabar, Reaksi Rizki saat Diberi Dedi Mulyadi Uang Rp2000 Jadi Sorotan

Para driver resah dengan kehadiran perusahaan jasa perjalanan PT Indogate yang menerapkan sistem harga lebih murah.

Seorang driver guide wisatawan asal Puncak, Sado mengatakan, hadirnya WNA Yaman mengancam pekerjaan warga lokal.

Atas hal itu, Sado beserta teman-temannya nekat memberhentikan rombongan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat melintas di Puncak Bogor.

Dia langsung curhat ke Dedi Mulyadi terkait kondisi yang terjadi di Puncak Bogor.

"Orang Yaman tinggal di sini. Kalau di Puncak Bogor tidak punya kantornya," ucap Sado, Rabu (16/4/2025).

Sado berharap, Dedi Mulyadi mengabulkan tuntutan mereka.

Yakni agar perusahaan penyedia jasa transportasi asal Yaman ini dicabut surat izinnya.

"Yang jadi masalah sekarang itu adalah ongkos harga mobil itu dihancurkan dia," ungkap Sado.

"Kami mohon Pak Gubernur cabut aja izinnya," lanjut dia.

Sementara itu, Dedi Mulyadi berpikir keras menghadapi persoalan yang terjadi di Puncak Bogor.

Dia enggan gegabah menentukan keputusan.

WNA YAMAN DIKELUHKAN - Keberadaan WNA Yaman dikeluhkan penduduk lokal yang mencari nafkah dari objek wisata. Adapun keluhan terhadap WNA Yaman utamanya berasal dari driver guide wisatawan Puncak Bogor.
WNA YAMAN DIKELUHKAN - Keberadaan WNA Yaman dikeluhkan penduduk lokal yang mencari nafkah dari objek wisata. Adapun keluhan terhadap WNA Yaman utamanya berasal dari driver guide wisatawan Puncak Bogor. (Instagram)

Pada saat perbincangan terjadi, Dedi Mulyadi merangkum keluhan para driver guide.

"Jadi kita lihat dulu saja, jadi mereka jual jasa lebih murah dari harga pasaran ya," tegasnya.

Sebelumnya, mobil Dedi Mulyadi juga diadang seorang ibu-ibu driver ojek online.

Pengadangan terjadi saat Dedi Mulyadi melakukan kunjungan kerja ke Sukabumi pada Kamis (10/4/2025).

Ibu Ibu berkerudung dan mengenakan jaket driver ojol ini nekat maju sampai mencegat mobil sang Gubernur Jabar.

Ibu driver ojol tersebut lantas meminta agar Dedi Mulyadi mulai melirik persoalan ojek online.

Sang ibu meminta agar Gubernur melawan aplikasi ojek online yang dinilai telah melakukan eksploitasi terhadap driver.

"Bapak aing berani enggak sama aplikator!" teriak wanita tersebut.

Ia terus meneriaki tantangan yang sama selama Dedi berjalan menuju mobilnya.

Driver ojol Sukabumi tersebut berpindah-pindah demi bisa menyampaikan aspirasinya.

Sampai kemudian dia berhasil mencapai ke pintu depan mobil, tempat Dedi Mulyadi duduk.

Pada KDM, driver ojol Sukabumi ini menyampaikan keluhannya soal aturan aplikasi.

"Eksploitasi ojol sangat, sangat besar, kapan bapak aing mau ngurusin ojol?"

"Karena pemerintah udah enggak mau ngurusin ojol," katanya.

Baca juga: Nasib Tukang Sapu Berubah Drastis saat Bersihkan Jalan, Kini Sang Ibu 2 Anak Jadi Model Banjir Job

Sementara saat menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di Bandung, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dibuat syok.

Pasalnya ada ibu dan anak yang bersamaan jualan di trotoar yang tak seharusnya dijadikan sebagai tempat untuk berjualan.

Ia menganggap ini adalah praktik Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) di dunia PKL.

Ya, si ibu ternyata tak sendirian menggunakan trotoar untuk berdagang.

Ada anaknya yang juga menggunakan trotoar.

Momen tersebut seperti dikutip dari unggahan media sosialnya, Kamis (10/4/2025), via TribunnewsBogor.com.

"KKN teh bukan sekedar di birokrasi, pedagang kaki lima juga KKN, trotoar habis oleh mereka semua," kata KDM.

Awalnya saat menertibkan PKL, Dedi berbincang dengan ibu penjual nasi.

KDM memberi solusi ibu PKL tersebut untuk dirumahkan selama sebulan dan diberi kompensasi.

"Diganti sama saya saya semuanya, nanti sama saya mau ditata dulu, dibersihkan, ibu diliburkan sebulan siap? Sama saya dikasih Rp4,7 juta," katanya.

Ibu-ibu PKL itu pun bersedia mengikuti arahan Dedi.

Pasalnya solusi yang diberikan Dedi masih bisa menguntungkan lebih bagi si ibu PKL tersebut.

Karena dia masih bisa jualan di rumahnya.

Baru nanti setelah sebulan akan dikabari tempat dimana mereka nanti bisa kembali berjualan.

DEDI MULYADI HERAN - Tangkapan layar video kegiatan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat sidak PKL di Bandung. Ia menemukan sekeluarga ada yang praktik KKN berjualan hingga menghabiskan area trotoar. Kini Dedi Mulyadi siap berikan solusi bagi keadaan tersebut.
Tangkapan layar video kegiatan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat sidak PKL di Bandung. Ia menemukan sekeluarga ada yang praktik KKN berjualan hingga menghabiskan area trotoar. (YouTube/KDM 1 Channel)

"Enggak rugi kan? Beres, jadi ibu hari ini bisa dagang di rumah sebenarnya," tutur KDM.

Si Ibu PKL ini kemudian bercerita bahwa dia hanya tinggal di kontrakan.

Dia menceritakan bahwa dirinya merupakan warga asli sekitar.

Namun aset rumah dan tanah keluarganya sudah habis dijual sehingga dia hanya bisa tinggal di kontrakan.

Dia mengontrak dengan biaya Rp500 ribu per bulan.

"Saya mah ngontrak, bapak. Saya mah dari dulu di sini, rumahnya dijual-jualin sama emak, jadi enggak punya rumah," kata ibu PKL tersebut.

KEGIATAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Kamis (10/4/2025) terkejut saat tertibkan ibu PKL di Bandung. Ia menemukan adanya praktik KKN di kalangan para pedagang kaki lima yang membuat area trotoar habis.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkejut saat tertibkan ibu PKL di Bandung, Kamis (10/4/2025). Ia menemukan adanya praktik KKN di kalangan para pedagang kaki lima yang membuat area trotoar habis. (Instagram/dedimulyadi17)

Dia juga bercerita bahwa suaminya merupakan seorang petugas satpam.

Namun perusahaan tempat suaminya bekerja tersebut bangkrut karena pandemi Covid-19, sehingga suaminya jadi pengangguran.

"Dikasih solusi mau enggak?" tanya KDM.

"Suami ibu jadi tim penyapu saya, sebulan Rp4 juta gajinya, nyapu di sini atau ikut sama saya," sambung KDM.

Ibu PKL itu pun sumringah dan mengiyakan solusi yang ditawarkan KDM.

Namun dia kemudian menyebut PKL pedagang minuman teh poci di sekitar tempat itu.

"Pak kalau (pedagang) teh poci?" tanya ibu PKL tersebut.

"Orang mana pedagang teh poci?" timpal KDM.

"Anak saya," timpal ibu PKL tersebut.

"Ya Allah, KKN sekeluarga, habis semua (trotoar)," kata KDM terkejut.

"Mundur dulu aja, teh poci mah jangan jualan di pinggir jalan. KKN teh bukan sekedar di birokrasi, pedagang kaki lima juga KKN, trotoar habis oleh mereka semua," sambung KDM.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved