Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sekolah Masa Kecil Presiden SBY di Pacitan Terkena Dampak Regrouping, Alumni Sempat Keberatan

Sekolah masa kecil Presiden kelima Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan terkena dampak regrouping. 

|
Doyok/warga setempat
DIREGROUPING - Suasana SDN 1 Baleharjo di Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Jatim yang merupakqn salah satu sekolah yang akan diregoruping. 16 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Pacitan diregrouping atau dimarger. Sekolah masa kecil SBY ikut terdampak. 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNJATIM.COM, PACITAN - Sekolah masa kecil Presiden kelima Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan terkena dampak regrouping. 

SDN 1 Baleharjo merupakan salah satu dari 16 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang akan diregrouping Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan.

SDN 1 Baleharjo sendiri merupakan sekolah masa kecil Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Sekolah tersebut direncanakan akan diregrouping dengan SDN Baleharjo 2 Pacitan.

Beberapa wali murid melalui komite sekolah menyatakan keberatan. 

“Ini sekolahnya bapak SBY, Belum lagi  prestasi sekolah,” ungkap Ketua Komite SDN 1 Baleharjo, Mohtarom

Mohtarom menjelaskan faktor lain  juga menjadi pertimbangan para wali murid menolak rencana regrouping. 

Baca juga: Sebanyak 16 SDN di Pacitan Bakal Diregrouping, Dindik : Siswa Semakin Sedikit

“Regrouping akan berdampak secara ekonomi bagi para wali murid yang sebagian besar bekerja sebagai  petani,”katanya.

Kabid Pembinaan SD, Dinas Pendidikan Pacitan, Wahyono mengaku bahwa ada penolakan regoruping SDN 1 Baleharjo dan SDN 2 Baleharjo,

“Memang dulu saat kita gulirkan wacana tahap awal. Tokoh masyarakat alumni. Menyampaikan sebagian menolak regoruping SDN 1 Baleharjo dan SDN 2 Baleharjo,” tegasnya.

Baca juga: Bupati Mas Aji Kukuhkan Satgas Linmas Kecamatan, Perkuat Perlindungan pada Masyarakat Pacitan

Kemudian ada konsultasi publik yang menghadirkan camat, lurah, tokoh masyarakat, alumni dan komite. Dia mengklaim semua mendukung.

“Konsultasi publik itu dihadirkan camat, lurah, tokoh masyarakat, alumni dan komite semua mendukung,” klaim Wahyono.

Sehingga, kata dia, penolakan hanya pada awal.  

Baca juga: Momen Presiden Prabowo, SBY dan Jokowi Nyanyi Bareng di Depan Kepala Daerah: Koyo Jogja Istimewa

 “Jadi awal ada suara isu sebagian menolak. Kami lakukan konsultasi, termasuk menyampaikan alasan pemerintah seperti meningkatkan mutu pendidikan,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved