Warga Bawa Keranda Jenazah via Sungai
Pantas Sulasmi Larang Keranda Jenazah Lewati Rumahnya, Akhirnya Warga Mengalah Bopong Lewat Sungai
Sekelompok warga di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengantarkan keranda jenazah melewati sungai.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Kades Tugurejo, Siswanto membenarkan kejadian tersebut.
Dia menjelaskan bahwa Sabtu (19/4/2025) kemarin, Mulyadi warga Desa Wates, meninggal dunia.
"Kebetulan pemakamannya di desa kami (Desa Tugurejo). Karena memang dua dukuh yang perbatasan dengan Desa Tugurejo, tidak mempunyai pemakaman," katanya.
Akses jalan, kata dia, telah dibuatkan jembatan dengan swadaya masyarakat.
Akan tetapi ada salah satu keluarga yang merupakan penduduk Desa Wates yang tidak boleh dilintasi
"Jalan yang di depan rumahnya tidak boleh dilintasi keranda jenazah begitu. Jadi warga mengalah melewati sungai," terangnya.
Baca juga: Bambang Merasa Ditipu saat Nikahi Siti, Kini Dituntut Anak Ganti Rugi Rp 10 M 30 Tahun Menelantarkan
Sekretaris Desa Wates, Misdi mengatakan bahwa larangan keranda jenazah menuju pemakaman lewat jalan sebelah rumah sudah berlaku sejak Oso, bapak dari Sulasmi, masih menempati rumah tersebut.
"Sudah puluhan tahun sejak Mbah Oso, bapaknya Sulasmi, itu sudah dilarang lewat situ. Katanya kalau jenazah lewat jalan di samping rumahnya, katanya jadi lemah sangar," ujarnya ditemui di Balai Desa Wates, Senin (21/4/2025).
Tak hanya melarang warga Desa Wates, Sulasmi juga melarang warga Desa Tugurejo yang meninggal melewati jalan di depan rumahnya.
Akhirnya, jika ada warga yang meninggal, terpaksa harus melewati jalan kebun yang cukup curam untuk menyusuri sungai kurang lebih 150 meter, baru naik menuju ke lokasi pemakaman.
"Warga desa sini pun harus lewat sungai ke pemakaman meski pemakaman tersebut masuk Desa Tugurejo," kata salah satu warga Desa Tugurejo, Syarifudin.
Misdi mengungkapkan, tiga tahun lalu Sulasmi sempat protes ke Pemerintah Desa Wates karena salah satu warga desa yang meninggal melintas di jalan samping rumahnya dengan menggunakan ambulans.
Meski sempat dimediasi, Sulasmi tetap kekeh melarang warga yang meninggal diantar ke pemakaman melalui jalan di samping rumahnya.
"Rupanya warga langsung membawa mobil ambulans menuju ke makam. Sulasmi langsung protes ke desa. Hasil mediasi tidak ada titik temu antara warga dengan Sulasmi," katanya.

Sayangnya, upaya konfirmasi Kompas.com kepada Sulasmi dicegah oleh warga yang berada di rumah Sulasmi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.