Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Putus Sejak November 2024, Akses Utama Kecamatan Pagerwojo di Gunung Tugel Belum Ada Solusi

Pemkab Tulungagung belum menemukan solusi kerusakan akses utama Kecamatan Pagerwojo di Gunung Tugel Desa Samar.

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/David Yohanes
BELUM BISA DIPERBAIKI - Kondisi jalan yang rusak di Gunung Tugel Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang belum bisa diperbaiki, Jumat (25/4/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung belum menemukan solusi kerusakan akses utama Kecamatan Pagerwojo di Gunung Tugel Desa Samar.

Jalan yang putus karena longsor pada 20  November 2024 belum bisa diperbaiki. 

Kondisi geologis di lokasi menyulitkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk menentukan konstruksi perbaikan jalan yang patah.

"Sejauh ini memang belum ada solusi. Kami sudah mendapatan hasil uji laboratorium terkait kondisi geologi di lokasi," ujar Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Dwi Hari Subagyo.

Sebelumnya Dinas PUPR Tulungagung menggandeng ahli Geologi dan Teknik Sipil dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Dari hasil kajian dan uji laboratorium ditemukan sungai purba di lokasi jalan yang terputus.

Sungai itu melintang di bawah jalan, tepat di patahan jalan lama.

"Datanya lengkap, di kedalaman berapa tercatat semua. Selain sungai purba, ada patahan (lempeng bumi)  kecil lokasi itu," sambung Dwi Hari.

Lanjutnya, jika dihubungkan dengan cerita masyarakat setempat, keberadaan sungai purba ini klop.

Menurut warga, dulunya memang ada sungai dengan posisi melintang yang memisahkan kedua sisi.

Karena kebutuhan jalan yang menghubungkan masyarakat di atas dan di bagian bawah pegunungan, maka sungai ini diuruk sedikit demi sedikit.

"Makanya namanya sampai sekarang gunung tugel (patah). Proses pengurukannya lama sampai akhirnya kedua sisi terhubung, kemudian oleh pemerintah di atasnya dijadikan jalan dan diaspal," tutur Dwi Hari.

Karena keberadaan sungai purba dan patahan ini, tanah di lokasi sangat labil.

Bahkan pepohonan dan tiang listrik juga terlihat terus turun dari posisi awal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved