Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Guru Resah Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Pendidikan Militer, Khawatir Muncul Geng Baru

Kebijakan pendidikan militer tersebut membuat para guru khawatir. Karena, berpotensi menimbulkan stigma berbeda di lingkungan sosial.

Editor: Torik Aqua
Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
PENDIDIKAN MILITER - Guru resah dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal pendidikan militer untuk anak sekolah. Resah kemunculan geng baru. 

Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi meluncurkan program wajib militer untuk pelajar pada Jumat, 2 Mei 2025 lalu.

Program ini diluncurkan Dedi Mulyadi sebagai respons terhadap meningkatnya kasus kenakalan remaja, termasuk penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan seks bebas.

Dalam program ini, pelajar yang dianggap bermasalah akan dijemput langsung oleh personel TNI dari rumah masing-masing untuk mengikuti pembinaan selama enam bulan di barak militer. 

Di sana, mereka akan dilatih oleh TNI dan Polri dengan fokus pada karakter dan disiplin.

Tangis ibu yang memohon agar anaknya dimasukkan pendidikan militer

Sambil menangis, seorang ibu asal Purwakarta memohon ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Ia meminta ke Dedi Mulyadi agar anaknya yang bersekolah di STM dapat dimasukkan ke barak militer tempat siswa nakal menjalani sekolah semi militer.

Tepatnya di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta.

Baca juga: Sosok Anak Petani yang Diterima 4 Universitas di Amerika, Maulida Az Zahra Ungkap Perjuangan 2 Tahun

"Saya minta tolong dengan hormat, Pak, karena anak saya kurang didikan bapaknya (almarhum)," pintanya.

"Saya minta tolong dimasukin ke, saya suka lihat di (medsos)," imbuh ibu tersebut pada unggahan di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL dan dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/5/2025) malam.

Dedi kemudian bertanya, anaknya mau diusulkan masuk ke mana.

"Saya minta tolong ke bapak," ujar ibu tersebut.

Dedi langsung paham bahwa yang dimaksud ibu tersebut adalah memasukkan anaknya ke barak militer.

"Oh, ke barak militer? Melanggar HAM, Bu. Katanya melanggar HAM yang kayak gitu, melanggar hak anak. Kenapa ibu mau nitipin?" kata Dedi lagi.

Dedi sudah mengetahui bahwa anak ibu tersebut berstatus anak berhadapan dengan hukum.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved