Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sekolah Kewalahan Urus Siswa Bolos Hingga Tawuran, 19 Pelajar SMA Dikirim untuk Pendidikan Militer

Total 19 siswa SMA di Kabupaten Indramayu akan menjalani pendidikan militer di Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi Bandung.

Editor: Torik Aqua
Generated by AI
KEWALAHAN - Ilustrasi bangku sekolah. Total 19 siswa dikirim ke barak TNI untuk menjalani pendidikan militer, mereka dikirim karena sering bolos dan tawuran. Sekolah kewalahan. 

TRIBUNJATIM.COM - Total 19 siswa SMA sederajat di Kabupaten Indramayu dikirim untuk menjalani pendidikan militer.

Mereka akan menjalani pendidikan militer di Resimen Induk Kodam (Rindam) III/Siliwangi Bandung.

Para siswa itu dikirim pada Senin (5/5/2025) dini hari dan akan menjalani pembinaan di barak militer.

Menanggapi itu, Pembina Guru BK se-Kabupaten Indramayu, Erna Setyawati membenarkan dan menjelaskan para siswa itu akan mengikuti pembinaan di barak.

Baca juga: Pantas Guru Resah Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Pendidikan Militer, Khawatir Muncul Geng Baru

“Mereka merupakan ‘anak-anak hebat’ yang akan mengikuti pembinaan di barak militer,” ujar dia, Kamis (8/5/2025).

Erna menyampaikan, sesuai petunjuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, 19 siswa ini tercatat kurang disiplin oleh pihak sekolah.

Mereka diketahui sering bolos hingga terlibat tawuran, bahkan ada pula yang sampai berurusan dengan pihak kepolisian.

Pihak sekolah sendiri diketahui kewalahan dalam melakukan pembinaan dalam pembentukan karakter terhadap anak-anak tersebut.

Erna mengatakan, 19 pelajar ini berasal dari 6 sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu.

Tentunya, mereka dikirim ke barak militer sudah atas dasar izin dari pihak orang tua.

“Orang tua mereka setuju dan menyambut baik. Sekolah dan pemerintah hanya membantu mengarahkan karakter anak agar menjadi baik,” kata Erna.

Keresahan guru

Pendidikan militer yang diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ternyata menimbulkan kekhawatiran dari guru.

Kebijakan tersebut membuat para guru khawatir.

Karena, berpotensi menimbulkan stigma berbeda di lingkungan sosial.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved