Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengenal Tradisi Manten Tebu, Dihiasi Janur bak Pengantin, Warnai Musim Giling PG Ngadiredjo Kediri

Pembukaan musim giling tebu tahun 2025 di Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. berlangsung meriah.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ISYA ANSHORI
MANTEN TEBU - Suasana tradisi Manten Tebu di PG Ngadirejo Ngadiluwih Kabupaten Kediri jelang musim giling, Jumat (9/5/2025). Tradisi Manten Tebu kembali digelar sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal yang sudah diwariskan sejak masa kolonial. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pembukaan musim giling tebu tahun 2025 di Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. berlangsung meriah dengan nuansa budaya yang kental. 

Tradisi Manten Tebu kembali digelar sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal yang sudah diwariskan sejak masa kolonial.

General Manager PG Ngadiredjo, Wayan Mei Purwono, mengatakan bahwa tradisi Tebu Manten menjadi bagian penting dari seremonial jelang proses penggilingan tebu. Dalam tradisi ini, sepasang tebu pilihan diarak layaknya pengantin menuju area pabrik.

Ada sekitar 13 tebu yang dihiasi janur bak sepasang pengantin lengkap dengan pengiring dan cucuk Manten atau penari yang memimpin prosesi menuju tempat duduk pengantin yakni pelaminan. Setelah sampai pada pelaminan, tebu secara simbolis diserahkan oleh perwakilan petani kepada jajaran direksi PG Ngadirejo. 

Baca juga: Jelang Idul Adha, Pemkab Kediri Bentuk Tim Khusus Pantau Kesehatan Hewan Kurban

"Tebu yang dijadikan manten adalah tebu pilihan, mewakili seluruh wilayah pemasok. Tebu ini sudah layak giling, manis, bersih, segar, dan siap ditebang. Ini adalah simbol kesiapan petani menyerahkan hasil taninya kepada pabrik," jelas Wayan, Jumat (9/5/2025).

Menurut Wayan, tradisi ini telah dilakukan sejak PG Ngadiredjo berdiri pada tahun 1912. Tebu Manten menjadi simbol harapan dan penghormatan terhadap alam, petani, serta proses produksi gula yang akan dimulai.

Selain arak-arakan Tebu Manten, berbagai pertunjukan budaya juga turut menyemarakkan acara, seperti pagelaran wayang kulit ruwatan dan kesenian jaranan. Ruwatan dipercaya sebagai bentuk pembersihan dan tolak bala sebelum musim giling dimulai.

"Wayang ruwatan dan jaranan bukan sekadar hiburan, tapi juga bentuk penghormatan terhadap tradisi. Ini yang selalu kami jaga di PG Ngadiredjo agar nilai-nilai lokal tidak hilang," tambah Wayan.

Rangkaian acara pembukaan giling juga dimeriahkan dengan kegiatan lain seperti pesta rakyat, cethik geni, jalan sehat, serta berbagai perlombaan olahraga yang digelar di sekitar kawasan pabrik.

Wayan menyebut, PG Ngadiredjo dijadwalkan mulai menerima tebu pada 10 Mei 2025 dan memulai proses giling pada 11 Mei. Sejauh ini, uji coba sistem giling telah dilakukan dengan hasil memuaskan.

Baca juga: 13 Jabatan Kepala Dinas di Pemkab Kediri Kosong, Bupati Mas Dhito Siapkan Evaluasi Besar-besaran

"Tahun ini kami menargetkan giling sebanyak 10 juta kuintal tebu dan produksi gula mencapai 80.000 ton. Kami juga menargetkan laba di atas Rp150 miliar," ujar Wayan.

Untuk mendukung target tersebut, PG Ngadiredjo menggelontorkan investasi sebesar Rp 22 miliar guna meningkatkan performa pabrik. Sebagai pabrik warisan Belanda, revitalisasi terus dilakukan agar tetap mampu bersaing dengan pabrik gula modern lainnya.

Untuk mendukung target tersebut, Wayan menuturkan area pasokan tebu untuk PG Ngadiredjo meliputi wilayah Kediri, Blitar, sebagian Malang, serta lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik perusahaan. Kombinasi antara petani dan tebu HGU diharapkan mampu menjaga kontinuitas dan kualitas bahan baku sepanjang musim giling tahun ini.

"Harapannya tahun ini kita sama, yaitu buat sejarah yang sudah pernah dicapai yaitu menjadi PG nomor satu di Indonesia dengan menggiling tebu terbanyak," harapnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved