Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Robert Francis Prevost, Orang Amerika yang Terpilih Jadi Paus Baru, Dikenal 'Soft Spoken'

Konklaf atau pemilihan Paus baru telah selesai. Kini Paus baru pengganti Fransiskus telah terpilih.

VaticanNews
PAUS BARU - Kardinal Robert Francis Prevost terpilih menjadi Paus baru menggantikan Fransiskus. Robert memilih nama Leo XIV untuk jabatan yang diembannya. Paus Leo disebut sebagai orang Amerika yang soft spoken, Kamis (9/5/2025). 

Selain itu, Prevost juga dikenal sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, posisi yang semakin menguatkan perannya sebagai figur penting dalam Gereja Katolik global.

Baca juga: 16 Kardinal Favorit Pengganti Paus Fransiskus dari 133 Wakil Seluruh Dunia, Kardinal Suharyo Masuk?

Peluang besar sebelum konklaf

Menjelang konklaf, nama Prevost semakin diperhitungkan dalam perbincangan mengenai calon paus masa depan.

Para pengamat Vatikan menilai peluangnya cukup besar, mengingat kecenderungan pastoralnya yang kuat, pandangan global yang luas, serta kemampuannya dalam menavigasi birokrasi Vatikan yang rumit.

Surat kabar Italia La Repubblica bahkan menyebutnya "orang Amerika yang paling tidak Amerika" karena gaya berbicaranya yang tenang dan rendah hati (soft spoken), mencerminkan pendekatan moderat yang dimilikinya.

Selain itu, Prevost memiliki pemahaman mendalam tentang hukum kanon, menjadikannya sosok meyakinkan bagi para kardinal konservatif yang mencari paus dengan perhatian lebih terhadap aspek teologis gereja. 

Dalam wawancara dengan Vatican News, Prevost menyatakan gereja harus terus berkembang dan beradaptasi dengan dunia yang terus berubah. 

Menurutnya, meskipun pesan gereja tetap sama—untuk menyiarkan pesan Yesus Kristus dan Injil—cara-cara penyampaiannya harus menyesuaikan diri dengan zaman.

"Kita tidak boleh berhenti, kita tidak bisa kembali. Kita harus melihat bagaimana Roh Kudus menginginkan gereja untuk menjadi hari ini dan esok karena dunia saat ini, tempat gereja hidup, tidak sama dengan dunia sepuluh atau 20 tahun yang lalu," kata Prevost. 

Ia menekankan pentingnya menjangkau kelompok-kelompok yang lebih luas, seperti kaum muda, orang miskin, dan politisi, dengan cara yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan zaman.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved