Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Mbah Suroso Pasang Paralon di Alat Vital, Kini Minta Tolong Damkar, 2 Hari Tak Bisa Kencing

Suroso dua hari merasakan sakit yang luar biasa akibat tidak bisa buang air kecil atau kencing.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
ISTIMEWA
LEPAS PARALON DI ALAT VITAL - Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, mencoba melepas pipa paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek, Selasa (13/5/2025). Terungkap alasan si kakek pasang paralon di kemaluannya. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang kakek di Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bernama Suroso (65) memasang paralon di alat vitalnya.

Petugas Damkar Kabupaten Ngawi sampai dibuat geleng geleng kepala atas ulah sang kakek, Selasa (13/5/2025) pagi.

Suroso diketahui datang melapor ke Kantor Damkar Kabupaten Ngawi, lantaran mengeluh kesakitan di alat vital.

Baca juga: Pedagang Nangis Dipungut Retribusi Rp2000 di Pasar sampai Belasan Karcis, Polisi Tangkap 16 Preman

Peristiwa ini pun menjadi pengalaman berharga bagi Suroso setelah dua hari merasakan sakit yang luar biasa akibat tidak bisa buang air kecil atau kencing.

Awalnya, Suroso mengeluh sakit sebab sengaja memasang cincin paralon pada bagian alat vitalnya.

Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Ngawi, Purwanto menyampaikan, alasan Suroso memasang paralon di alat vital.

Ternyata hal itu untuk mengantisipasi supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi seksual sehingga kemaluannya tidak bereaksi.

Namun, setelah dua hari memakai paralon di alat vitalnya, Suroso mulai merasakan sakit karena tidak bisa buang air kecil.

"Beliaunya itu memasang paralon di kemaluannya sejak dua hari lalu, dan dia merasakan sakit yang luar biasa karena tidak bisa buang air kecil," kata Purwanto.

"Akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk datang kepada kami," ujarnya. 

Petugas Damkar Kabupaten Ngawi lantas membantu Suroso melepas paralon tersebut dari alat vital.

Purwanto menyebutkan, proses penanganan untuk melepas paralon dari alat vital Suroso membutuhkan waktu hampir sejam.

Mulai pukul 04.30 WIB sampai 05.30 WIB.

Dengan melibatkan petugas medis, Suroso dibawa ke Rumah Sakit (RS) Widodo untuk proses lebih lanjut.

Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, mencoba melepas cincin paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek, Selasa (13/5/2025). Alasan pelapor melakukan hal itu disampaikan oleh petugas damkar.
Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, mencoba melepas cincin paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek, Selasa (13/5/2025). Alasan pelapor melakukan hal itu disampaikan oleh petugas damkar. (IST via SuryaMalang.com)

"Pelapor punya inisiatif langsung ke Damkar karena sering melihat Damkar dalam menangani aduan aduan masyarakat, kaitannya dengan kehidupan sehari-hari," ujar Purwanto.

"Syukur alhamdulillah bisa dievakuasi, Damkar dan didampingi tim medis dari Rumah Sakit Widodo untuk pelepasan paralon yang menyangkut di kemaluannya," katanya. 

Pelepasan cincin paralon berlangsung dengan hati-hati dan lancar.

Suroso pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang membahayakan dirinya tersebut.

Setelah itu, pelapor berkenan untuk beristirahat lalu kemudian dijemput oleh pihak keluarganya.

“Kami imbau kepada masyarakat,k alau memang memiliki hasrat ataupun keinginan yang meluap-luap dan tidak bisa dikendalikan, bisa dengan cara istighfar, berdoa,” pungkasnya.

Baca juga: Anggota Dishub Kepergok Pungli Berkedok Razia Ilegal, Lari Terbirit-birit saat Didatangi Wartawan

Kejadian berbeda terkait Damkar juga ada di Kabupaten Trenggalek.

Momen menegangkan terjadi di ruang tindakan IGD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek, Jalan dr Soetomo, Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (29/4/2025).

Jari kelingking dan ibu jari seorang pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bengkak akibat cincin yang dikenakan terlalu kecil.

Tim dokter dari RSUD dr Soedomo Trenggalek berupaya melepaskan cincin tersebut.

Namun usaha mereka gagal sehingga meminta bantuan tim pemadam kebakaran Kabupaten Trenggalek.

Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Trenggalek, Habib Solehudin menuturkan, kronologi bermula saat tim Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Trenggalek menyadari adanya pembengkakan pada jari pasien Imam Muslim (41).

"Tim dari Dinsos menyadari adanya pembengkakan pada jari kelingking sebelah tangan kiri dan ibu jari tangan kanan yang akibat menggunakan cincin dan bearing atau klaker yang digunakan sebagai cincin," kata Habib, Selasa (29/4/2025).

Pihak Dinsos lalu berkoordinasi dengan RSUD dr Soedomo untuk melepaskannya namun tidak berhasil karena peralatan yang terbatas.

"Akirnya Pihak RSUD dr. Soedomo dan Dinsos P3A Kab. Trenggalek mendatangi Mako Satpol PPK untuk meminta bantuan melepas cincin dan klaker tersebut," lanjutnya.

Pelepasan cincin dan klaker tersebut dilakukan di ruang tindakan IGD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek selama 30 menit.

Hingga akhirnya tim Damkar Berhasil Melakukan evakuasi cincin dan klaker tersebut.

"Sempat dilakukan pembiusan di jari pasien sebelum dilakukan evakuasi Alhamdulillah evakuasi berjalan dengan lancar, pasien pun tidak berontak," pungkasnya.

EVAKUASI - Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Trenggalek berupaya melepaskan bearing yang digunakan sebagai cincin oleh pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di RSUD dr Soedomo Trenggalek, Jalan dr Soetomo, Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (29/4/2025). Evakuasi berlangsung selama 30 menit hingga kedua cincin bisa dilepaskan dari cincin pasien.
Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Trenggalek berupaya melepaskan bearing yang digunakan sebagai cincin oleh pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di RSUD dr Soedomo Trenggalek, Jalan dr Soetomo, Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (29/4/2025). Evakuasi berlangsung selama 30 menit hingga kedua cincin bisa dilepaskan dari cincin pasien. (Dok Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Trenggalek)

Tugas damkar memang makin bermacam.

Kini mereka dipanggil bukan hanya karena ada kebakaran atau butuh pertolongan.

Warga juga menghubungi tim damkar untuk hal-hal yang unik dan kadang nyeleneh.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Senin (5/5/2025) malam.

Petugas damkar mendapat aduan dari warga yang kesusahan untuk mencopot legulator elpiji dari tabung gas.

Kepala Dinas Damkar dan Pertolongan Kabupaten Banyuwangi, Yoppy Bayu Irawan menjelaskan, petugas piket mendapat aduan tersebut sekitar pukul 20.00 WIB.

Aduan disampaikan oleh Andi, warga Kelurahan Kebalenan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi.

"Setelah mendapat aduan, tim rescue menindaklanjuti laporan tersebut dengan menuju ke lokasi dan melakukan penanganan," kata Yoppy, Selasa (6/5/2025).

Setelah tiba di lokasi, petugas dengan perkakas lengkap menangani regulator yang tak bisa lepas dari elpiji.

Ternyata, regulator itu tak bisa dilepas karena penguncinya patah.

Tak sampai 1o menit, masalah tersebut bisa bisa diatasi.

Petugas bisa melepas regulator dari elpiji melon tanpa kesulitan berarti.

Setelah tugasnya selesai, anggota damkar pun balik kanan kembali ke markas. 

Andi, warga yang meminta pertolongan, berterima kasih kepada tim damkar yang cekatan membantunya.

Ternyata, Andi menghubungi tim damkar karena gas dari elpiji sempat ngowos akibat regulator tak bisa dilepas.

"Terima kasih kepada tim damkar Banyuwangi yang sudah membantu kami melepas regulator gas yang tadi sempat bocor," katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved