Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sebar Ikan di Kubangan Air Jalan Rusak, Warga Sindir Pejabat Cuma Ngonten & Ngopi: Mancing Sini!

Terdengar juga suara ibu-ibu yang terdengar kesal dengan kondisi jalan rusak.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/Tribunnews Bogor
WARGA SEBAR IKAN - Aksi warga menebar ikan di kubangan air jalan rusak di ruas Jalan Padabenghar-Pangleseran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mereka protes ke Gubernur dan Bupati agar memperbaiki kerusakan jalan daripada sibuk ngonten dan ngopi. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi warga menyindir pejabat soal jalan rusak, viral di media sosial Facebook.

Dalam video viral berdurasi 30 detik, terlihat seorang pria menebarkan ikan dari kantong ke kubangan air di jalan rusak tersebut.

Warga menebar ikan ke kubangan di jalan rusak yang digenangi air terpatnya di Jalur Pangleseran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

Baca juga: Bocah Uji Nyali di Kuburan, Patahkan Mitos Soal Hantu Pakai Penjelasan Ilmiah, Kontennya Tuai Pujian

"Pelakan lauk heueuh (tanam ikan ya)," ucap pria tersebut, seperti dalam video yang dilansir dari Tribun Jabar, Jumat (16/5/2025).

Dalam video tersebut juga terdengar suara ibu-ibu yang terdengar kesal dengan kondisi jalan rusak.

"Mending pelakan lauk daripada teu diomean (lebih baik menanam ikan daripada enggak diperbaiki)," ucap ibu-ibu tersebut.

Dalam video tersebut juga terdengar respons pria lain yang mengajak warga mancing di kubangan jalan rusak tersebut.

"Mangga bilih bade aya nu mararancing, tong tebih-tebih ka Jalan Parakanlima we.

(Silakan kalau ada yang mau mancing, jangan jauh-jauh, ke Jalan Parakanlima saja)," kata pria dalam video tersebut.

Diketahui, video viral tersebut diunggah oleh akun Ris***.

Ia menambahkan keterangan bahwa lokasi jalan rusak yang ditebar ikan tersebut berada di ruas Jalan Padabenghar-Pangleseran, Kabupaten Sukabumi.

"Bentuk protes kepada gubernur dan bupati. Cik cobi tingal atu (coba lihat) jalan padabenghar-panggeleseran,sukabumi.

Tong sibuk ngonten srg sibuk ngopi dan ngopi

(jangan sibuk ngonten sama sibuk ngopi dan ngopi)," tulis Ris***.

Viral di media sosial warga menebar ikan di kubangan air jalan rusak di ruas Jalan Padabenghar-Pangleseran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mereka protes ke Gubernur dan Bupati agar memperbaiki kerusakan jalan daripada sibuk ngonten dan ngopi.
Viral di media sosial warga menebar ikan di kubangan air jalan rusak di ruas Jalan Padabenghar-Pangleseran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mereka protes ke Gubernur dan Bupati agar memperbaiki kerusakan jalan daripada sibuk ngonten dan ngopi. (Tangkapan layar Facebook)

Hingga berita ini terbit, Tribun Jabar belum mendapatkan respons dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi.

Belum ada keterangan dari pihak terkait atas video viral soal jalan rusak ini.

Baca juga: 15 Tahun Lewati Jalan Rusak Berlumpur, Warga Patungan Rp5000, Sindir Gubernur Berharap Perbaikan

Sementara itu, video sejumlah pelajar berjalan tanpa alas kaki hendak berangkat sekolah di jalanan yang penuh lumpur dan becek, juga belakangan viral.

Tampak tangan anak-anak tersebut mencincing rok seragam agar tidak kotor terkena lumpur jalanan.

Sementara sepatu mereka dilepas dan digantung di leher.

Dalam video, anak-anak tersebut kemudian menyapa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Anak-anak melapor bahwa mereka sudah mengikuti instruksi pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

Hanya saja, jalan yang mereka lalui dan merupakan akses satu-satunya untuk pergi ke sekolah tersebut kondisinya rusak dan berlumpur.

Kondisi tersebut sudah berlangsung lama, bahkan sudah 15 tahun lamanya.

"Pak Dedi bukan kah ini negeri merdeka? Bantulah kami untuk mendapatkan indahnya kemerdekaan," ujar murid SD perempuan dalam video, melansir Tribun Jabar, Minggu (11/5/2025).

"Pak Dedi kami adalah rakyatmu, di saat pemimpin lain tidak mampu mendengar suara kami, kami masih punya Pak Dedi, bapak aing," imbuh dia.

Belakangan diketahui video tersebut sengaja dibuat agar pemerintah tahu soal kondisi para pelajar dan warga yang tinggal di Blok Empang Desa Eretan Wetan.

Selama ini, wilayah tempat tinggal mereka selalu luput dari perhatian, karena terisolir dan dikelilingi oleh empang. 

Jalanan yang becek penuh lumpur itu pun menjadi satu-satunya akses mereka untuk beraktivitas sehari-hari dan pergi sekolah.

Kondisi tersebut merupakan pemandangan rutin yang dialami para pelajar yang tinggal di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

Tidak hanya pelajar SD, pelajar tingkat SMP, dan SMA, bahkan warga lainnya yang tinggal di blok setempat juga harus melakukan hal yang sama.

SISWA KALUNGAN SEPATU - Tangkapan layar video anak-anak berangkat sekolah lewati jalanan rusak penuh lumpur di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. Ternyata jalan rusak sudah berlangsung selama 15 tahun dan tak kunjung diperbaiki.
SISWA KALUNGAN SEPATU - Tangkapan layar video anak-anak berangkat sekolah lewati jalanan rusak penuh lumpur di Blok Empang Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. Ternyata jalan rusak sudah berlangsung selama 15 tahun dan tak kunjung diperbaiki. (ISTIMEWA)

Salah satu warga, Supriyanto (40) mengatakan, sudah berulang kali warga mengajukan perbaikan jalan ke pemerintah desa.

Bahkan, warga juga sudah mengadu ke Pemkab Indramayu.

Hanya saja, realisasi perbaikan jalan belum kunjung dilakukan hingga sekarang.

"Lokasinya memang terisolasi dan jauh dari pemukiman umum," ujar Supriyanyo kepada Tribun Cirebon, Minggu (11/5/2025).

"Cuma karena di situ ada masyarakat yang tinggal, maka akses jalan menjadi kebutuhan," imbuhnya.

"Di sana ada anak-anak yang perlu sekolah, bapak-bapak yang bekerja dan di situ tuh satu-satunya akses jalan," tambah dia.

Baca juga: Tangis Ibu Ungkap Perjuangan Anaknya Kuliah Sambil Kerja Jadi Pembantu, Kini Dapat Bantuan Rp20 Juta

Supriyanto mengatakan, kondisi jalanan di video tersebut walau memprihatinkan, akan tetapi sebenarnya belum seberapa. 

Kondisinya bisa parah lagi apabila wilayah setempat habis diguyur hujan lebat.

Jika itu terjadi, tidak jarang warga maupun anak-anak terjatuh dan terluka.

Sebagai antisipasi karena tak kunjung mendapat perhatian, warga pun hanya sanggup melakukan perbaikan seadanya dengan uang hasil patungan.

Lanjut Supriyanto, ada yang patungan Rp5 ribu, Rp10 ribu, Rp50 ribu, Rp100 ribu. 

Uang tersebut lalu dikumpulkan.

Setelah banyak, kemudian digunakan untuk perbaikan jalan walau hanya perbaikan seadanya.

"Karena memang selama 15 tahun tidak ada perhatian sama sekali. Terakhir pengajuan itu kurang lebih sekitar dua tahun lalu," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved